Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Mengajari Anak Pekerjaan Rumah Tangga

"Repot kali lah ya.. ngurus anak 5.." kata sese-emak padaku.

"Gak juga.. sama aja reportnya kayak punya anak satu, dua , tiga sampe 5" jawabku.

"Kok bisa?" katanya heran..


Heihooo.. jumpa lagi sama Emak. Artikel kali ini ngomongin tentang tips mengajari anak pekerjaan rumah tangga. Meskipun Emak full di rumah, ya kaliiii Emak ngurus semua sendiri?? Kita harus Berbagi Tugas Rumah Tangga biar tetap sehat dan waras. 

Sooo.. jangan lagi deh bilang "Emak hebat banget sih ngurus anak 5 sendiri..". Gak ada hebat-hebatnya. Cuma Allah yang mudahkan. Allah mudahkan dengan jalan anak-anak yang membantu pekerjaan rumah tangga. 

Ehhh tapi jangan anggap rumah Emak tertata rapi bak majalah home decoration. Gak sama sekali. Yang namanya anak masih krucil rumah rapi hanya bertahan satu jam. Kemudian? Udah tau lah ya selanjutnya kayak apa..

Lalu ngapain juga membiasakan anak mengerjakan kerjaan rumah tangga kalo hasilnya juga gak permanen? Ya.. ini sama dengan ngomong "ngapain mandi.. toh nanti bau lagi.." wkwkwk

Sebenarnya, Emak ada alasan tersendiri kenapa anak harus bisa mengerjakan kerjaan rumah tangga. Dulu saat Emak kecil hingga kuliah, kerjaan yang dibebankan hanya sekolah dan membantu berjualan di warung. Di rumah ada orang yang membantu semua kerjaan rumah tangga. Itulah kenapa ketika sudah menikah serasa ada gagap mengerjakan kerjaan rumah tangga. Khususnya merapikan rumah. 

Saat masih berdua dengan suami sih gampang. Setiap hari masih bisa menyapu dan mengepel rumah. Gak ada yang berantakin rumah. Ketika mulai ada krucil-krucil yang membuat rumah berantakan maka Emak gak sanggup menandingi kecepatan mereka dalam membuat rumah berantakan. Rasanya kok susah menang ketika saya merapikan sementara mereka bertugas memberantakan.

Maka, demi tercipta kesehatan jiwa dan raga Emak, anak-anak harus ikut pintar mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ada banyak manfaat loh, ketika anak dibiasakan membantu urusan domestik. Di antaranya:

1. Ada rasa tanggung jawab pada tugas yang diberikan.

2. Ada rasa empati dengan anggota keluarga lain. 

3. Terbiasa bekerja dalam team.

4. Membangun jiwa pemimpin.

5. Menumbuhkan disiplin.

6. Kemandirian.


Baca juga: Tips Nyaman Tinggal Dengan Orang Tua

Nah, jadi gimana sih caranya agar anak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga? Yuk disimak..

1. Mulai Dari Usia Dini

Emak memulai ketika anak sudah bisa menerima perintah sederhana. Kira-kira ketika masuk usia setahun lebih. Tapi jangan kira setahun lebih udah bisa mahir menyapu. Tugas yang diberikan masih level terendah yakni tau di mana letak barang seharusnya. Misalnya sampah atau gelas sehabis minum susu.

2. Mulai Dari Yang Ringan

Ketika siap memakan Snack berbungkus, si kecil sudah bisa diarahkan "buang ke tempat sampah ya, Nak..". 

Selesai makan sudah bisa dikasih tau untuk meletakkan piring kotor ke dapur. Itu makanya Emak tidak memberikan anak-anak piring kaca agar aman bagi mereka.

Ketika menumpahkan air minum, si kecil pun sudah tau hal pertama yang harus dilakukan adalah mengambil kain lap. 

3. Naik Level Secara Bertahap

Ketika sudah cekatan, biasanya Emak beri tugas yang lebih tinggi. Misalnya "bang, kamu kepala dinas kebersihan.. tugasmu adalah mengutip dan membuang sampah".

Tugas lain misalnya mengelap meja dan membantu meletakkan piring ke dalam rak. Disesuaikan saja menurut umurnya.

4. Tidak Ada Tugas Berdasarkan Gender

Goals yang diharapkan adalah semua anak mahir mengerjakan pekerjaan domestik. Tidak ada pemilihan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin. Semua harus bisa. Emak tidak membedakan anak laki-laki dan perempuan karena kelak anak lelaki pun harus bisa empati dengan keadaan istrinya. 

5. Jadwal Piket

Karena semua harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah, maka piket adalah solusi agar anak tidak bosan pada satu jenis pekerjaan. Biasanya anak akan excited pada pekerjaan yang baru ia geluti (naik level). Namun akan bosan ketika sudah expert. Makanya diberikanlah jadwal piket agar lebih adil dan juga menghindari kebosanan.

6. Jangan Harapkan Kesempurnaan

Ya namanya juga belajar, jangan berharap hasil pekerjaan mereka sama persis dengan apa yang kita kerjakan. Rumah adalah sarana belajar, anak juga masih kecil. Tentu hal biasa ketika kita lihat hasil cucian piring mereka ada yang masih berminyak. Ketika masih ada sampah yang tertinggal di kolong meja atau bahkan piring pecah ketika sedang mencuci piring. Tidak usah dicela. Cukup diingatkan atau disuruh mengulang.

7. Beri Apresiasi

Sejak kecil ketika sudah punya kesadaran membuang sampah pada tempatnya, beri pujian. Dulu saya menerapkan "mengumpulkan bintang" untuk tiap pekerjaan rumah tangga yang berhasil dikerjakan. Biasanya bila sudah mencapai point'tertentu ada imbalan buat mereka. Imbalan gak harus berupa uang atau barang. Terkadang Emak memberi imbalan berupa diajak pergi bareng Emak mengaji. 

Memang membiasakan anak mengerjakan tugas domestik gak selalu mudah. Namun percayalah Mak bahwa itu jauh lebih mudah dibanding nanti ketika mereka dewasa. Sesuai lah dengan peribahasa "Ala Bisa Karena Biasa".

All right, sekian tips dari Emak. Semoga tipsnya bermanfaat ya.. sampai jumpa di lain artikel. 


blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

66 comments for "Tips Mengajari Anak Pekerjaan Rumah Tangga"

  1. Setujuu...tidak ada tugas berdasarkan gender....Waktu kedua anak cowokku nyapu ada tetangga komentar,"Wah, rajin sekali padahal cowok ya.."
    Memang kalau cowok ga boleh nyapu..ga boleh rajin
    Memang mesti dibiasakan sejak dini pekerjaan rumah ini
    Dan tips ini lengkap sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tosss kita mba Dian... Anakku yg cowok choresnya cuci piring lohh hehe

      Delete
  2. Alhamdulillah anak-anak di rumah udah pada belajar mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Paling demen tuh soal beberes ruangan. Senang deh, mama jadi terbantu.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Kenapa ya bun aku komen udah 4 kalian jadi ilang. Kayak ke refresh gitu padahal gak ngeklik apa-apa. Agak panjang sih komennya, apa dikasih batas waktu gitu ya? Maaf ya bun jadi ngetes komen diatas.

    ReplyDelete
  5. Aku setuju sama poin no. 4 gak ada tugas berdasarkan jenis kelamin. Nah Itu cuma buat yg anak2 ya bun. Misal udah remaja kyknya tetap dibagi ya? Misal yang cowo benerin genteng yang cewe nyiapin minumnya. Atau gimana nih bun baiknya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, kalo benerin genteng udah bukan tugas domestik nih.. udah harus impor orang dari luar. Soalnya emak pun gak bisa.. hihi.

      Kalo sekedar mukul paku ke dinding sih emak bisa..

      Delete
  6. Saya punya beberapa teman yang anaknya lebih dari 5. Justru kelihatannya mereka gak repot. Saya banyak belajar juga. Termasuk dengan pembagian tugas di rumah

    ReplyDelete
  7. Hallo Kak, salam kenal ya.
    Wah Masya Allah luar biasa kakak ini dalam memanage anak-anak.
    Untuk pembagian tugas, apakah dipasang di board gitu? untuk pemberian bintang apakah masing masing punya buku khusus atau dipasang juga di board?
    Semoga saya yang masih punya 0 anak, bisa ketularan ya kak. Aamiin

    ReplyDelete
  8. Setuju, bisa karena terbiasa. jadi memang harus dibiasakan dari kecil ya mba. Harus belajar hal-hal lain juga nih, terimakasih ya mba tipsnyaa

    ReplyDelete
  9. Keponakan saya (L,8) belakangan sedang rajin menyapu dan mengepel lantai. Walau dia bilang capek tapi dia selalu semangat setiap kali diminta ibunya membantu pekerjaan rumah. Makasih sharingnya Mba, akan aku praktikkan juga nanti saat punya anak hehehe

    ReplyDelete
  10. beri apresiasi itu yg mungkin sering terlupakan dimana siapapun harus memberikan untuk hal kecil sekalipun. tak harus hadiah bukan tapi bisa juga berupa ucapan selamat dan kecupan

    ReplyDelete
  11. Keren sekali tipsnya, Mbak Icha. Dan memang anak-anak perlu diajarkan melakukan pekerjaan rumah, dan bisa diajarkan secara bertahap.
    Dan saya setuju pekerjaan rumah tidak dibedakan dan harus sesuai gander. Saya pun waktu kecil disuruh cuci piring, belanja ke warung, bantu masak dan lainnya. Krucil saya juga mulai saya terapkan begitu hehehe.

    ReplyDelete
  12. mengajari anak untuk melakukan pekerjaan rumah memang bagus sejak dini agar bisa mandiri saat di tinggalkan di rumah

    ReplyDelete
  13. Bener banget si aku akan terapkan sama azqiya juga lah kak,biar bisa membantu emaknya

    ReplyDelete
  14. Yes, aku pun melakukan hal serupa di rumah. Hasilnya, anak-anak ternyata memang bisa kok diajak memupuk rasa tanggungjawab pada diri mereka. Ini soal orangtua mau membiasakan atau nggak. Jangan ada kata kasihan juga. Toh, diberi tugas sederhana aja bukan diminta kerja rodi, hihihi ...

    ReplyDelete
  15. Saya berasa juga bun. Waktu masih berdua sama suami pekerjaan rumah bisa teratasi. Pas dedek lahir butuh banyak adaptasi dan pekerjaan rumah banyak yang keteteran. Tips buat pembagian PR bisa kuterapkan nanti pas dedek udah agak gedean. Makasih bun...

    ReplyDelete
  16. Jadi ingat Almh Ustazah Yoyoh Yusroh yg punya anak 11, anak pertama bantu ngurus anak kedua, anak kedua ngurusin anak k3 begitu seterusnya. Salut sama buibu yg punya anak banyak tp bs ngajarin anak2nya rajin2 bantu2 di rumah

    ReplyDelete
  17. anak sulung kami baru ganti pekerjaan rumah, karena yang lalu lalu dah expert.
    sekarang kerjaannya melipat selimutnya sendiri setelah bangun tidur.
    masuk harus disuruh... padahal dah jalan hampir sebulan...

    ReplyDelete
  18. Sedari kecil, anak-anak udah diajarin berbagai hal pekerjaan rumah mbak apalagi untuk dapur dan pelaksanannnya dibuat jadwal. Semoga dengan ini anak-anak semakin matang dan bertanggung jawab.

    ReplyDelete
  19. Betul kak, cara ngajari anak punya tanggungjawab salah satunya dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah tangga. Jadi ingat waktu kecil, diberi tugas nyapu halaman. Karena halaman luas,saudara juga banyak, akhirnya dibagi ada yg halaman depan, samping dan belakang.

    ReplyDelete
  20. Mengajari Anak tentang pekerjaan rumah tangga memang harus sejak dini ya mbak, biar gak malas hahaa

    ReplyDelete
  21. Anakku si kecil juga sudah mulai saya biasakan membantu. Sekarang dia senang membantu mengangkat jemuran ke tempat kasur untuk dilipat hehe. Paling salut saat kemarin liat keluarga Halilintar yang membiasakan anak-anaknya berbagi tugas sejak kecil.

    Sepakat soal jangan harapkan kesempurnaan wkwk. Kadang pengen ngerjain semua sendiri kan ya hihi

    ReplyDelete
  22. Kesalahan ortu zaman old pinginnya anak itu mengerjakan chores nya dengan sempurna ya, padahal kan mereka masih belajar membantu pekerjaan rumah. Jd kl belum seperti yg emak kerjakan, tetap beri apresiasi yes

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah aku dibesarkan di keluarga yang ngga memandang gender untuk bagi2 pekerjaan. HIhi. Dulu kakakku malah bagian ngepel, aku yang nyapu. Ayahku juga yang nyuci popok sampai kakak usia 6 bulan. Soalnya ibuk masih dalam kondisi lemah. Thanks mba tulisannya.

    ReplyDelete
  24. Setuju banget kalau untuk bantu tugas rumah enggak Mandang laki atau perempuan. Semua harus bisa minimal cuci piring bekas makan sendiri, cuci pakaian dalam sendiri atau buang sampah .

    ReplyDelete
  25. Wah, tulisannya membuat saya sadar bahwa mau berapapun banyak anak, kalau semua sadar tanggung jawab masing2 pasti bakal ada jalannya. Terimakasih masukannya kak, semoga kalau saya sudah berumah tangga nanti bisa diterapkan, hehe

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah anakku suka bantu aku. kadang tanpan diminta. nyapu sendiri, mau bantu nyuci piring. bisa disuruh suruh nih.

    ReplyDelete
  27. Makasi tipsnya ya maaaak, emang mesti pelan pelan buat ngebiasain anak anak sama pekerjaan rumah tangga yaaa..

    ReplyDelete
  28. suka gemes kalo berkunjung ke rumah orang yg anak2nya abai urusan rumah. bangun tidur berantakan, cuek aja.. gemes gemes.. tp da anak orang hehe

    ReplyDelete
  29. Setuju mbak... Saya tuh paling males beres-beres, alhamdulillah ada asisten cilik yang bantuin, hihihi...

    ReplyDelete
  30. Wah sama nih, aku juga lagi ngajarin anak ngerjain kerjaan rumah tangga. Ada yang bikin mereka suka, dan ada yang tidak. Kadang mereka semangat, sering juga mogok. :D

    ReplyDelete
  31. Terima kasih tipsnya, mau aku terapkan di rumah ni

    ReplyDelete
  32. Untuk hal ini aku setuju banget deh... Aku juga seperti ini nih... Berbagi tugas rumah tangga dengan anak anak. Makasih ya tipsnya

    ReplyDelete
  33. Memang banyak manfaatnya anak ikut dilibatkan untuk kebersihan dan kerapihan rumah

    ReplyDelete
  34. Bener banget ini harus di ajak kerja sama yah Mba. Anak ku juga skrg sudah mulai terbiasa rapihkan mainan setelah bermain. Smoga konsisten

    ReplyDelete
  35. keren deh yaa.. anakku juga aku ajarin yang simpel2 misalnya beberes mainannya sendiri, nyapu, dan bersihin kasur kalo udah bangun tidur

    ReplyDelete
  36. setuju pekerjaan sederhana rumah tangga tuh tdk memandang gender ya mbak krna dari mengerjakan pekerjaan rmh.tngga bisa terlihat karakter anak apkh tipe bertanggung jawab ap tdk

    ReplyDelete
  37. Hampir tiap hari dengerin curhatan sputar mslh ini. Bener mb.. Mlatih tanggung jwb penting diajarkan sejak dini, salah satu bekal untuk mandiri

    ReplyDelete
  38. Tipsnya bisa ditiru nih cha, secara si abang sudah mengerti perintah dan ajakan, belajar sedari dini memang lebih baik ya

    ReplyDelete
  39. gaboleh diajarin nyapu ya kak anak usia dini? sebenarnya gk ngajarin jg, klo anak kita lihat kita sering nyapu, mereka lebih ke mencontoh yakan. tapi ya itu, buang sampah ke tong sampah, kadang mamak suka ringkes pen buang smpahnya diselipin dulu ke karpet, jdi kadang lupa ngingetin anak buang smpah ke tong sampah. hehehhe

    ReplyDelete
  40. benerrrr, skrg ngrasa nyesal kok dr kecil g disuruh ngupas bawang, perkara motong mangga biar jadinya cantik jg ada ilmunya. laki2 perempuan pdhl harusnya sama2 ngerti kerjaan rumah ya kak, so proud kak ichaaa, mamak2 yg mengerti kondisi skrg sekalii

    ReplyDelete
  41. Kalau bisa ngebuat semuanya teratur dan memiliki pekerjaan masing-masing tampaknya benar-benar menjadi kelurga impian banget ya kan. Jadinya enggak berat sebelah. Bisalah nih ke depannya dibuat begitu keluarga impian saya di masa depan nanti.

    ReplyDelete
  42. Ngapain makan cha klo nti lapar lagi hahaha

    ReplyDelete
  43. Anak pasti seneng kok kalau dilibatkan dalam urusan pekerjaan rumah. Asal kitanya sebagai orang tua harus tahu kapan sikon anak lg ga mood. Hehehe

    ReplyDelete
  44. Bener banget mak. Anak harus diajarin sedini mungkin biar ga gagap pas udah gede ya kan..

    ReplyDelete
  45. Nomor empat aku setuju banget. Pembagian tugas tanpa mandang gender tuh masih jarang diterapin soalnya. Masih banyak yang membebankan pekerjaan rumah buat perempuan aja

    ReplyDelete
  46. Setuju bagian ga membedakan gender! Soalnya mau cewe atau cowo, semuanya harus bisa bersihin rumah dan masak hehe

    ReplyDelete
  47. Nah yang suka dikupa tuh tugas dibagi berdasarkan gender. Aku jdi inget mamahku dulu jg membiasakan kami pekerjaan rumah berlima dgn piket giliran...its work mbak

    ReplyDelete
  48. Setuju bgt harus sejak dini, Berhubung anak saya baru 1 trus usianya masih 2tahun8bulan cara ngajak si kecil buat belajar pekerjaan rumah itu sesimpel ikutan nyusunin baju2 dia dilemari berdasarkan warna, jadi sekalian belajar dan jadi fun.

    ReplyDelete
  49. Setuju banget gak boleh bagi tugas yg berdasarkan gender. Ini keren banget, pake ada istilah dinas kesehatan segala. Nice postingan mbak

    ReplyDelete
  50. Karena memang penting banget nih mengajarkan keterampilan pekerjaan rumah tangga kepada anak-anak karena gak selamanya kita bersama mereka. Juga untuk modal dasar mereka bisa survive

    ReplyDelete
  51. memang ya mba sedini mungkin anak harus diajarkan pekerjaan rumah, biar kalau besar dia paham untuk bisa bantu-bantu pekerjaan rumah, entah bantu ibunya atau istrinya kelak. gak selalu pekerjaan rumah itu harus perempuan, lelaki pun harus bisa agar mandiri. makasih mba sharingnya.

    ReplyDelete
  52. Selama pandemi ini aku juga ngajarin anakku mengerjakan pekerjaan rumah mbak. Ini sekaligus ngajarin life skill yaa. Lumayan lha udah bisa diberdayakan nyapu, ngepel, dll.
    Biar terbiasa juga sampai gede mengerjakan kerjaan rumah hehe

    ReplyDelete
  53. Sesama anggota keluarga memang sudah seharusnya kerja sama ya kak. Kalau semua dibebankan sama emak-emak macam kita pasti lelah banget hehehe

    ReplyDelete
  54. Yes setuju banget bawasanya anak harus dikenalkan dengan pekerjaan rumah sesuai dengan usianya untuk membangun rasa peduli dan tanggungjawab

    ReplyDelete
  55. Mengenalkan tanggung jawab kepada anak sedari usia dini... dan setuju di bagian jangan mengharapkan kesempurnaan...ya iualah secara anak anak ya kak . .

    ReplyDelete
  56. Beri Apresiasi point ini yang saya liat yag diterapkan kk saya buat anak2nya

    ReplyDelete
  57. Sebelum nikah, aku pemalas banget ngerjain pekerjaan rumah, gara-garanya sering dicela. Hiks. Sekarang gak mau nyela anakku kalo lg ngerjain pekerjaan rumah

    ReplyDelete
  58. Ehh iya ya mengajari anak pekerjaan RT harus dari dini ya, btw tetep aja cewe yang ngerjain dehh. heheheh..

    ReplyDelete
  59. Setuju Mak dengan poin tanpa melibatkan gender. Semua harus bisa dikerjakan semua anak ya. toh nyatanya, memasak yang identik dengan anak cewek juga banyak dilakukan cowok, bahkan mereka menjadi koki dan chef

    ReplyDelete
  60. Anak usia umur 2 sd 4 tahun sedang rajin rajinnya mau nolong bundanya ya kak, hanya mulai usia 5 tahun agak susah nyuruhnya. haha. Ini rasanya kesalahanku juga sih, waktu kecil suka ngelarang bantu, apalagi cuci priring takut karena licin.

    ReplyDelete
  61. wah, aku udah dijalan yang benar nih. anakku udah aku berdayakan sedini mungkin. semoga sampai besar nanti dia mau bantuin mamaknya terus. hehe

    ReplyDelete
  62. Setuju, kak. Mengajarkan anak untuk pekerjaan rumah sejak dini bisa membuat mereka sadar akan kebersihan juga.

    Daftar piket itu bisa dicontoh. Dan tak semua pekerjaan di rumah itu bergantung dengan anak perempuan. Yang laki juga harus karena itu setuju juga tak memandang gender.

    ReplyDelete
  63. Membiasakan anak melakukan pekerjaan rumah tangga bisa jadi bekal untuk kemandiriannya nanti ya Mak... Noted tipsnya. Aku punya bocah masih usia dini. Semoga bisa menerapkan tips ini...

    ReplyDelete

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️