Empat Jenis Manusia Dalam Organisasi
Hari Sabtu, saya cukup senang ketika diberi mandat untuk hadir menjadi peserta yang mewakili salah satu organisasi yang saya ikuti. Tadinya saya pikir cuma mau menyamakan segala tetek bengek yang berurusan dengan surat menyurat, ternyata begitu masuk ruangan saya membaca spanduk acara kemudian cukup terkejut karena ada coach Ramli yang akan menjadi pembicara.
Di Medan sendiri, nama Muhammad Ramli, ST,MSi sebagai coach cukup mempunyai nama besar. Beliau termasuk dalam jajaran pengusaha sukses yang juga down to earth. Beliau ini bukan hanya dipercaya untuk urusan sebagai pengisi seminar ekonomi, pengusaha dan sebangsanya. Tapi juga untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan memberi pelatihan bagi orang di dalam organisasi tersebut. Selama 2,5 jam berbicara masih kurang lama bagi saya karena pembawaannya yang menarik dalam menyampaikan materi.
Materi selama 2,5 jam gak akan mungkin cukup saya share dalam satu tulisan. Namun ada satu highlight yang saya ingin sekali bagikan mengenai perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi.
Kebetulan organisasi yang saya masuki, sebelumnya sudah vakum di Medan. Coach sangat menyayangkan sekali dan memberi semangat pada peserta bahwa berorganisasi memang sangat melelahkan karena umumnya manusia yang ada dalam organisasi adalah manusia level 1. Nah loh.. apa itu?
Nah, masuklah kita dalam bahasan lengkap tentang empat jenis manusia dalam organisasi.
1. Manusia level satu
Manusia level satu yang tadi kita bicarakan adalah tipe manusia yang menyebalkan. Di dalam sebuah instansi, kantor maupun organisasi pasti kita menemukan orang tipe level satu. Orang level satu hanya mementingkan dirinya sendiri. Makanya sangat selfish sekali.
Di jalan, orang-orang yang suka menyerobot lintasan, melanggar lampu merah, dan tidak tertib mereka adalah tipe manusia level satu. Kabar buruknya, jumlah manusia yang begini mencapai 89persen dari populasi. Makanya wajar saja, ketika kita berorganisasi kita sering lelah karena jenis manusia level satu ini memang susah bergerak bila tidak ada keuntungan untuk dirinya sendiri.
2. Manusia level dua
Tipe manusia level dua ini sudah lebih lumayan dibanding level satu, karena jenis ini sudah mulai memikirkan dan berbuat untuk dirinya dan juga keluarganya. Namun sayangnya jumlah mereka tentu jauh lebih sedikit daripada si manusia level satu.
3. Manusia level tiga
Jenis manusia level tiga,amat sangat sedikit sekali, mereka ini sudah mulai berbuat dan mementingkan bukan hanya dirinya dan keluarga namun juga lingkungan sekitar (orang lain). Biasanya jenis begini menjadi orang yang sering diminta tolong melakukan sesuatu dan dapat diandalkan. Jumlahnya pun makin lebih sedikit dibanding manusia level dua.
4. Manusia level empat
Manusia level empat, adalah manusia yang berbuat bukan hanya dirinya, keluarga dan lingkungan. Dia adalah orang yang amat berguna bagi orang banyak. Tipe orang begini di dunia jumlahnya sangat terbatas. Sosok mereka bisa dibilang paripurna karena hidupnya didedikasikan untuk kepentingan orang banyak.
Kembali lagi berbicara mengenai jenis level satu. Ketika kita bertemu dengan orang jenis ini disarankan untuk selalu tersenyum menghadapi orang ini. Jangan jadikan keadaan dan orang lain sebagai stimulus untuk kita menjadi tidak bahagia atau sebal.
Jadi, manusia ini perasaan dirinya dikendalikan oleh neuro yang ada di otaknya. Dan otak manusia dikendalikan oleh meta program yang ada dalam diri seseorang tersebut. Jangan jadikan sesuatu sebagai stimulus yang memasuki meta program kita sehingga kita tidak bahagia.
Stimulus dari luar, lanjut coach Ramli misalnya saja rekan kerja yang nyebelin, macet, mobil hilang atau ditabrak dan sebagainya (yang tidak mengenakkan) tidak boleh menentukan kita bersikap jadi manusia level satu juga.
Ada cerita menarik dari coach Ramli ketika ia meletakkan mobil di pencucian mobil karena akan pulang mudik. Ternyata sebelum dijemput, mobilnya dibawa kabur orang lain. Suasana sedang puasa, kebetulan akan ramai tamu yang berbuka di rumahnya. Ketika tau mobilnya hilang, ia langsung bersyukur dan berdoa.
"Ya Allah Alhamdulillah, ternyata aku punya mobil. Dulu tidak punya, kemudian punya, lalu Engkau ambil kembali, terimakasih. Mungkin mobil itu berbahaya bila kami gunakan untuk mudik nanti"
Jadi, stimulus dari luar berupa mobil hilang tidak membuat sedih hingga stres. Karena akan menjadi double rugi bila tidak bahagia. Bahagia dan senyum adalah modal besar agar kita tetap sehat.
Jadi, pesan Coach Ramli mulai sekarang jadikan segala sesuatu yang di luar bukan stimulus yang mempengaruhi diri kita menjadi sedih. Satu lagi pesan yang luar biasa adalah jadikan orang lain selalu nyaman dan bahagia dengan kehadiran kita. Mulailah latih dari orang terdekat, misalnya keluarga, teman atau tetangga. Sekarang keputusan ada di tangan kita. Mau menjadi manusia level yang manakah kita?
Kembali lagi berbicara mengenai jenis level satu. Ketika kita bertemu dengan orang jenis ini disarankan untuk selalu tersenyum menghadapi orang ini. Jangan jadikan keadaan dan orang lain sebagai stimulus untuk kita menjadi tidak bahagia atau sebal.
Jadi, manusia ini perasaan dirinya dikendalikan oleh neuro yang ada di otaknya. Dan otak manusia dikendalikan oleh meta program yang ada dalam diri seseorang tersebut. Jangan jadikan sesuatu sebagai stimulus yang memasuki meta program kita sehingga kita tidak bahagia.
Stimulus dari luar, lanjut coach Ramli misalnya saja rekan kerja yang nyebelin, macet, mobil hilang atau ditabrak dan sebagainya (yang tidak mengenakkan) tidak boleh menentukan kita bersikap jadi manusia level satu juga.
Ada cerita menarik dari coach Ramli ketika ia meletakkan mobil di pencucian mobil karena akan pulang mudik. Ternyata sebelum dijemput, mobilnya dibawa kabur orang lain. Suasana sedang puasa, kebetulan akan ramai tamu yang berbuka di rumahnya. Ketika tau mobilnya hilang, ia langsung bersyukur dan berdoa.
"Ya Allah Alhamdulillah, ternyata aku punya mobil. Dulu tidak punya, kemudian punya, lalu Engkau ambil kembali, terimakasih. Mungkin mobil itu berbahaya bila kami gunakan untuk mudik nanti"
Jadi, stimulus dari luar berupa mobil hilang tidak membuat sedih hingga stres. Karena akan menjadi double rugi bila tidak bahagia. Bahagia dan senyum adalah modal besar agar kita tetap sehat.
Jadi, pesan Coach Ramli mulai sekarang jadikan segala sesuatu yang di luar bukan stimulus yang mempengaruhi diri kita menjadi sedih. Satu lagi pesan yang luar biasa adalah jadikan orang lain selalu nyaman dan bahagia dengan kehadiran kita. Mulailah latih dari orang terdekat, misalnya keluarga, teman atau tetangga. Sekarang keputusan ada di tangan kita. Mau menjadi manusia level yang manakah kita?
Wuah, saya ingin seperti level yang keempat saat ini. Bisa memberikan stimulus positif kepada orang-orang terdekat dan juga saya. Tapi gitulah, organisasi ini adalah suatu tantangan untuk memanajemen diri.
ReplyDeleteJadi mikir aku masuk level berapa ya kira-kira?
ReplyDeletetak bisa dipungkiri ya mba, di dalam organisasi manusia-manusia ada level seperti itu. yang level 3 malah sedikit ya mba
ReplyDeleteWah hebat banget ya
ReplyDeleteKehilangan mobil tapi bisa berpikir positive
Saya juga pernah diajarin ustaz di pengajian.
Ternyata susah banget :)
Wahh saya ingin jadi manusia level 4 ...
ReplyDeleteBisa menebar banyak manfaat bagi sesama...
Susah banget kehilangan tapi masih ikhlas, padahal ikhlas ini memang seharusnya dilakukan karena apapun yang hilang dari kita artinya bukan rezeki yah.
ReplyDeleteSaya keknya agak meningkat jadi level 2.
ReplyDeleteHehehee
Yg ilang mobil itu, salut de sama orangnya.
Kalo saya mgkn ikhlas tapi tapi tiap malam tak yasinin malingnya kwkwkwkwkwkwk
Saya mungkin pernah ada di posisi level 1. Terkadang di 2, sesekali di 3 dan pernah ada di level 4. Entah terpaksa atau memang jalan takdir. Merasakan semua level dan merasakan imbas jika berinteraksi dengan masing-masing level manusia pasti menggiring kita untuk berusaha ada di level 4. Paling tidak level 3. Jangan sampai jadi langganan berada di level 1, hehe.. menyebalkan! Semoga kita tetbimbing menjadi manusia berakhlak mulia ya, mbak. Thanks sharingnya
ReplyDeleteIntinya tentang pikiran yang bersih dan positif ya Mbak? dan jangan lupa bersyukur supaya kita tidka takabur...kalau aku masuk ke tipe level 3 masih belajar istiqomah juga hehehe
ReplyDeleteWaaah, saya baru tau kalau ternyata ada empat jenis manusia dalam organisasi. Yg penting mesti terus bersikap positif thinking
ReplyDeleteMakanya pernah ada yang bilang ya, jadikanlah saat kepergian kita orang-orang menangis, karena selama hidup kita memberikan ketenangan dan manfaat untuk orang banyak
ReplyDeleteWah, ilmu baru nih buat saya. Dan, memang kita harus terus belajar untuk menjadi manusia tipe level 4. Meskipun nggak mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin. Bismillah... semoga saya bisa :)
ReplyDeleteSedang belajar ba nget ini, Mbak buat jani manusia yang selalu memberikan rasa nyaman bahagia buat orang lain dan sekitarnya..
ReplyDeleteKarena menjadi seperti itu pastinya sebuah proses ya? Semoga bisa.
Bismillah..
Pengen berada minim level 2 dulu. Berkontribusi untuk keluarga dan lingkungan. Di bagian akhir reminder buat aku nih untuk bahagia tanpa pengaruh lingkungan
ReplyDeleteMemang ya ikut pelatihan apapun itu kalau pembicaranya menarik waktu beberapa jam pun tidak terasa dan rasanya masih kurang terus
ReplyDeleteHuaaa, jadi pengingat bahwa kejadian shadow banned Instagram yang kemarin dialami kedua akun Indonesia Saling Follow harus mengubah sistem agar tetap follow peserts dan hanya unfollow yang bukan peserta plus yang kena penalti saja.
ReplyDeleteAda banyak kejadian yang bikin saya kecewa, tapi mau bagaimana lagi manusia level satu itu ada di mana-mana. Lupa bahwa yang level 3 atau 4 sedang bekerja untuk membantu banyak orang.
Sedihnya level 1 itu populer lebih banyak. Jadi genas dan ingin bikin pengumuman bahwa komunikasi follow loop Instagram Indonesia Saling Follow itu tidak ditujukan untuk manusia level satu. He he.
Saya coba tersenyum menghadapihya, tapi susah juga jika masih banyak yang selfish.
Kayaknya saya masih di level 2, pengen naik ke level selanjutnya. Mudah-mudahan bisa membawa manfaat bagi orang-orang di sekitar saya.
ReplyDeletemanusia memang beragam yakan kak. intinya sih selalu usahakan sebisa mungkin kita berfikiran baik pada Allah. Karena semua yang telah terjadi artinya udah dapat acc dari Allah, yang berarti semua itu untuk kebaikan kita. Yup, HANYA UNTUK KEBAIKAN KITA.
ReplyDeletesepertinya yang level 1 lebih dari 89% deh..duh!
ReplyDeleteMemang benar seperti Coach Ramli bilang, maka syukur dan doa itu utama dan bisa membentengi kita dari rasa gundah berkepanjangan
Sepertinya saya masih di level dua ya someday pengen naik level juga
ReplyDeleteSaya tidak tahu ada di level berapa, tapi saya selalu berusaha untuk ikhlas dan bersyukur setiap waktu, serta mengontrol emosi agar muka tidak cepat tua.
ReplyDeleteHemhem, di antara empat jenis manusia dalam organisasi, kira-kira saya masuk yang tipe mana ya? Tipe 3 perasaan.
ReplyDeleteDari banyak pengalaman yg saya temukan, semakin naik levelnya, biasanya usianya semakin tua. Orang pada umumnya semakin tua semakin bijak. Mudah egois, tua lebih loyal ke sesama. Mudanya lebih banyak meminta untuk diri sendiri, tuanya lebih banyak memberi. Mungkin juga ingat akhirat kali yaaa. Hahahaha. Alangkah bagusnya jika kita-kita selagi muda sudah bisa menjadi manusia level-4. Semoga. Amiin.
ReplyDeleteBener banget, jika mau produktif dan bermanfaat, maka hindarilah lebel manusia level satu, hehe.
ReplyDeletehaduh ternyata diriku masih jauh dari manusia level 4, semoga kita diberi kemudahan dan hidayah menjadi manusia yang tidak hanya mencukupi diri sendiri tapi bisa berguna untuk orang lain
ReplyDeleteWah, kalau jadi manusia level empat. Dia memang berguna bagi orang banyak. Tapi siapa yang menjadi prioritas, keluarga atau orang lain?
ReplyDeleteMenarik sekali ulasannya Mbak Icha dan memang seperti itulah tipe-tipe orang yang ada dalam organisasi dan sebenarnya itu watak pribadi mereka yang dibawa ke dalam organisasi padahal sebenarnya dalam berorganisasi itu harus disesuaikan juga yang karena berhubungan dengan banyak orang dan tidak mengikuti ego. Tapi memang paling top tipe nomor ya, Mbak hehehe.
ReplyDeleteSemoga posisi saya bukan di level 1. Harus banyak berbenah nih, supaya jadi orang yang bermanfaat
ReplyDeleteKalau ngomongin tipe-tipe manusia di organisasi memang gak ada habisnya yakan kak. hahaha...makanya awak gak terlalu punya banyak ngikutin banyak organisasi kak dari dulu. ya karena org2 yang keseringannya dijumpai lebih banyak yang toksik ketimbang yang gak.
ReplyDeleteKalo prinsip saya, bila tak bisa memberikan manfaat bagi orang lain maka jangan memberikan mudharat. Nah itu level brp ya?
ReplyDeletekayaknya aku masuk yang tipe 2,5
ReplyDeletemau mengklaim tipe 3, kok masih kurang banget ya
ngeklaim tipe 2 doang, kok kayaknya saya udah lebih dari itu
hahaha sombong mah ini ya
Fokus agar bisa jadi manusia level 3, syukur2 level 4 ya mb...yang bisa bermanfaat bagi orang banyak untuk bekal di akhirat kelak....
ReplyDeleteDari pengalaman saat kuliah dulu sewaktu tergabung di organisasi.
ReplyDeleteBiasanya menemukan orang yang level 1, dimana masih sangat ingin mementingkan ego nya sendiri ketimbang kepentingan bersama
Ketemu yang level 1 pengen ceburin ke selokan deh
ReplyDeleteSeneng kalau jadi orang yang selalu dinantikan kehadirannya, kalau gak ada dicari2. Emang salah satu caranya adalah dengan cara berbuat baik dan tulus sama semua org gtu ya mbak.
ReplyDeleteMoga gak jd tipe satu yg ngeselin haha
Jadi inget sabda Nabi, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Berarti itu udah level 4 dan sangat limited ya sekarang. Ya Allah, diriku level berapa, mudah-mudahan bukan level 1 hiiks
ReplyDeletesaya salut sama pemikiran positif dari beliau. ada yah yang bisa sepositif itu. bersyukur meski dalam musibah. semoga kita bisa semakin lebih baik lagi ya kak. syukur2 bisa berada di level ke empat itu.
ReplyDeleteBismillah, semoga saya dikenang sebagai si level 3 oleh teman-teman komunitas. Kelak bisa meningkatkan ke level 4 jika sudah selesai secara ekonomi karena berkomunitas harus selesai dengan diri dan ekonomi.
ReplyDeleteEh iya, mau nambahin.
DeleteKalau barengan satu komunitas dengan si level 1, memang harus woles. Ga boleh terpengaruh. Harus belajar kebal dari sebal. Agar semangat ngorganisasi tetap menggebu.
Untuk bisa mencapai manusia level empat, sepertinya butuh usaha yang keras ya. Tapi saya suka cara coach itu mengurangi kesedihan jika tertimpa masalah seperti mobilnya yg hilang itu
ReplyDeleteSering banget bertemu dengan manusia dengan keempat level itu... Paling sering ketemu yang mana? yang level satu dan dua hehehe maklum yaaa... Kan emang paling banyak manusia yg level satu. Nah, kalo aku masuk level mana ya?
ReplyDeleteSudah lama gak merasakan atmosfer berorganisasi lagi. Tapi yaa empat jenis manusia yang dipaparkan di atas emang nyata adanya di organisasi manapun. Hahahah
ReplyDeleteWah sifat manusia ada levelnya ya. Kalau baca dari isi masing2 level manusia. Saya baru sampe di nomor 2 deh kayanya.
ReplyDeletejadi kalau ketemu manusia level 1, cukup senyumin aja ya mbak. Baiklah, saya catat ini tipsnya
ReplyDeleteWah, untuk sampai level 4 perlu kesabaran ekstra yah. Gimana caranya engga stress kehilangan sesuatu. Jangan sampai deh kita berada di level 1
ReplyDeleteKayaknya saya masuk golongan level 3 dech... semoga bisa beranjak ke level 4... amin
ReplyDeleteSepertinya aku manusia dilevel 3 deh, eh kadang juga di level 2 seperti yang dimaksud.
ReplyDeleteSemoga semakin bertambahnya usiaku bisa sampai di level ke 4.
BTW kalau aku sendiri masuk level berapa ya?
ReplyDeleteAKu lebih suka mementingkan keluarga, apapun kebutuhan selalu mendahulukan keluarga.
Selagi punya dan mampu, akan selalu membantu buat keluarga, dan hal itu komitmen dari awal.
Hm, seperti nya aku masih di level dua nih. Tapi step by step pastinya harus lebih baik lgi dan harus bisa mencapai level empat ya, semangat!
ReplyDeleteKayaknya saya masih level 2 nih. Perlu banyak belajar berkorban, menyisihkan kepentingan pribadi, dll buat naik level.
ReplyDeleteHmmmm.. saya masih di level 2 nih (karna gak mau dibilang level 1. Hahahahah).
ReplyDeleteKalau kerja dengan orang2 level 4 ni, pasti nyaman bgt yam mengayomi gitu.
percaya tidak, saya pernah menjadi manusia level 3. lalu karena manusia level 1 rese dan bikin kerjaan makin banyak, saya turun tingkat saja jadi manusia level 2. biar yg level 1 gak terlalu sering ngerepotin, wkwkwk
ReplyDeleteMau jadi manusia level 4, tapi jalan ke sananya pasti sangat sulit ya Mbak, mesti bisa menekan ego sendiri dan mementingkan orang lain juga
ReplyDeleteAwak masuk level 1 mungkin, masih sering nyebelin
ReplyDeleteKalau pikiran kita positif, aura yang terpancar akan positif juga. Membawa lingkungan sekitar jadi lebih baik, dan itu memang lebih baik daripada ngomel ngomel, yang ujungnya merugikan sendiri keluarga dan lingkungan terdekat.
ReplyDeleteTernyata dalam berorganisasi ada 4 jenis level karakter manusia ya. Kalo bisa milih, aku mau level yang 4 saja agar bermanfaat untuk orang banyak.
ReplyDeleteWaah, baru tau nih saya mbak. Kira2 saya ini masuk pada level berapa ya. Ini yg menentukan level kita sendiri apa orang lain mbak
ReplyDeleteJadi manusia level 4 itu kayak bunyinya salah satu dari Panca Prasetya Korpri, mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan... Misalnya nih, anak lg sakit. Bkal ditanya dulu seberapa parah sakitnya. Kalo gak parah, dilarang izin merawat. Krn itu termasuk kepentingan pribadi & golongan (keluarga). Hiksss.... Nelongso uda hati si emak
ReplyDeleteMasya Allah, manusia level 4 ini pastinya jadi target yaaa mb, mengupayakannya juga butuh usaha yang sungguh-sungguh. Mmm, saya sekarang masih masuk di level berapa ya? ~nanya sendiri, jawab sendiri ☺️
ReplyDeleteTapi ada juga manusia yang berbuat seolah-olah untuk kepentingan bersama, tapi dibaliknya dia ada keutungan tersendiri
ReplyDeleteBener banget kak, keempat level ini memang yang ada di dunia nyata. Dan level no empat tentunya sudah jarang. Aku saja merasa belum mampu masuk ke levek empat.
ReplyDeleteMasya Allah, level berapa ya aku nih sebagai manusia.. kadang aku bikin orang nggak nyaman juga dengan kehadiranku, tapi semoga itu cuma perasaan ku aja dan aku bisa jadi manusia yg lebih baik lagi amiin
ReplyDeleteBerharap jadi manusia level empat yang bisa memberi kebaikan dan manfaat bagi orang lain, tp untuk sampai di level itu susah karena masih suka egois nih diriku
ReplyDeleteSangat kagum dengan pola pikir se-ahsan itu.
ReplyDeleteDi saat kehilangan, tetap tawadhu dan tawakal.
Bahwa setiap yang dimiliki akan kembali kepada pemilikNya.
Tabarakallahu~
Kadang manusia berubah-ubah sesuai sikon yg terupdate. Bisa jadi dia naik level, bisa juga turun. Oya, tergantung kadar keimanan juga kali ya kl dia sadar kl manusia terbaik adalah yg paling berfaedah buat manusia lainnya. Tentunya pingin level ideal.
ReplyDeleteWah ada level2an gini ya.. kayak main game aja hihi moga2 kita termasuk yang bisa berbuat baik buat orang lain juga ya :)
ReplyDeleteKirain mie aja yg ada levelnyaa hehe
ReplyDeleteKl aki mix kayaknya kadang level ini kadang level itu, sesuai kebutuhan haha
Kak, mohon untuk dapat lebih dijelaskan perihal manusia level 2 dan 3. Aku jadi penasaran, orang2 di sekitarku menilai aku termasuk level berapa ya?
ReplyDeletejangan2 aku insecure ya Kak karena penasaran hal ini?
Ragam karakter manusia ternyata punya tingkat kelevelannya juga ya, jadi ingat level pedas.
ReplyDeleteSaya termasuk manusia level berapa ya?
Semoga saya bisa menjadi bagian dari level manusia yang tidak merugikan atau menyakiti sesama.
Berarti emang besar yan manfaat organisasi. Dan saya baru tau kalau ternyata manuasia ada levelnya masing-masing. Dan paling banyak itu level 1
ReplyDeleteKekuatan pemikiran positif itu luar biasa sekali ya, semoga aku juga bisa demikian
ReplyDeletesaya baru tau ada yang seperti ini, maklum semasa sekolah gak pernah ikut organisasi :(
ReplyDeleteSemoga ketika saya sedang berada dilevel 1 segera disadarkan untuk berada di level 2,3 bahan 4
ReplyDeleteWah manusia level 4 itu sdh pasti manusia bijak ya karena memberi manfaat buat orang lain ..semoga aku segera dapat menuju level 4 tsb. Amin YRA
ReplyDeleteMasyaallah, semoga kita minimal jadi manusia level 3 atau level 4 ya hihi. makasih mba sharingnya, bagus bangeet.
ReplyDeleteSemoga dijauhkan deh dari sifat2 level satu, gemes kalo di sekitar orang level satu, apalagi yang bebal kalau dikasih tahu 😢
ReplyDeleteduh jadi takut nih jangan-jangan aku ingin manusia level satu huhuuhu
ReplyDeleteKalo Coach Ramli sepertinya manusia level dewa, justru bersyukur saat kehilangan barang miliknya