Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WA Grup Keluarga, Pentingkah?


Gak terasa ini adalah hari libur terakhir anak-anak. Besok rencananya pada kembali masuk sekolah setelah diumumkannya rencana new normal. Ada perasaan ketar-ketir melepas anak ke sekolah. Perasaan takut anak terpapar virus ini mirip perasaan takutnya terpapar Hubungan Toxic Friend seperti tulisannya Kak Icha.

Ngomong-ngomong hubungan toxic, saya jadi teringat akan curhatan seseembak yang pernah ngomong "Aku gak kuat berada di wa grup keluarga, mau keluar gak enak.. tetap di situ aku tertekan.." katanya. Kenapa? Tetiba kepoku kumat. Katanya "isinya poto-poto semua. Ada yang jalan-jalan ke sana sini, ada yang makan di sana-sini, eh giliran aku cuma jadi viewer doank karena sibuk cari makan kesana-kemari" ucapnya datar.

"Kadang heran, sempat pergi ke sana-sini yang jauh, tapi singgah ke rumah aku gak sempat.. eh jangan singgah juga dink.. di rumahku gak ada apa-apa yang mau dihidangkan.." curhatnya. 

Aku cuma diam. Takut kalo kepo lebih lanjut malah bikin embak-embak ini sedih. Rasa ini sebenarnya normal sih.. Dan sebenarnya di semua grup wa hal ini bisa terjadi. Gak ada yang aneh. Makanya di puluhan grup wa yang kamu ada di dalamnya, akan berbeda perasaan di dalamnya. Ada grup wa yang kamu aktif di dalamnya. Ada grup wa yang kamu hanya menjadi pemirsa, ada grup wa yang kamu selalu tunggu infonya, ada pula grup wa yang kamu selalu ingin leave group tapi gak enak. Semua hanya karena masalah nyaman. Lah kenapa bisa nyaman di sini, di sana gak? Balik lagi soal bahasan grup.

Grup wa yang berisi info biasanya kita netral di dalamnya. Namun kalo grup wa yang berisi sesuatu yang sifatnya pribadi kadang membuat beberapa pihak gak nyaman. Posting mobil pribadi, villa pribadi, wkwkwk. Bukannya baper, namanya juga manusia yang punya perasaan. Jangan samakan dengan pisau belati.(you sing, you lose, eeeh)

Nah.. kenapa kok orang-orang kebanyakan malah bapernya ke grup wa keluarga? Ya karena keluarga adalah orang terdekat. Terserah orang mau exhibition milik pribadi, kebanyakan gak ngaruh ke hati. Tapi kalo keluarga kebanyakan exhibition apalagi di saat keadaan ekonomi kita sedang memprihatinkan, kok rasanya gak etis sekali mereka pamer ya.. (bener juga kata si embak itu..)

Saya sendiri hanya punya satu grup keluarga. Isinya gak banyak. Cuma bertiga. Saya, kakak dan adik laki-laki kami. Semuanya sudah menikah. Semuanya di satu kota yang sama bahkan sering bertemu. Lalu ngapain juga buat grup wa?

Grup wa kami memang gak pernah bahas pergi liburan, pergi makan ke sana-sini dan lainnya. Isinya kadang absurd dan bikin perut tertawa. Seperti beberapa chat kami di bawah ini..


Memang kesannya receh ya chat nya. Tapi jauh dari saling iri dan bikin anggota keluarga lainnya rendah diri. 

Terkadang isi chat kami saling minta tolong. Ada yang minta tolong diisikan pulsa, kadang ada yang minta tolong transfer dan lain sebagainya. Hal yang kami syukuri adalah semakin dewasa hubungan keluarga semakin baik.

Untuk itu saya punya tips, bagaimana agar wa grup keluarga jauh dari saling iri. 

Tips Nyaman di WA Grup Keluarga:

1. Saling Menjaga Perasaan

Saling menjaga perasaan ketika hendak posting sesuatu. Apakah postingan pribadi kita aman. Aman dari membuat orang lain menjadi iri. Bukan tidak mungkin kakak beradik berbeda jauh karakter dan juga kemampuan ekonomi.

Baper gak bisa dicegah. Bahkan saya, di saat sedang dalam keadaan prihatin pernah baper melihat sampah kotak susu di tong sampah. Saya dan tetangga punya satu tong sampah bersama untuk memudahkan tukang angkut sampah. Saat melihat kotak susu formula ukuran 1 kilo milik anak tetangga saya baper terus merasa "eh anakku gak rutin minum susu ya..". Meskipun saya mengerti manfaat susu bisa didapat dari makanan lain. 

Daripada bikin sedih anggota keluarga yang kita gak tau "sedang resesi mending kirim artikel humor yang meringankan beban anggota keluarga yang mungkin tidak ia ceritakan.

2. Tidak Ada Salahnya Saling Berbagi

"Eh aku lagi buat jahe hangat nih dek, mau?" Si kakak kadang bikin announcement di grup. Apalagi saat tau anggota keluarga lain sedang gak fit. Gak lama driver ojol muncul mengantar jahe buatan si kakak. 

"Masak bebek yuk.." kadang si adek suka menyediakan bahan makanan untuk "makan besar". Setelah itu makan rame-rame. Ini semacam tradisi yang diturunkan Almarhum ayah kami. Beliau suka sekali makan bersama dalam satu keluarga besar.

3. Saling Menguatkan

Kadang saat resesi bareng muncul chat "nanti kita makan rame-rame di X ya.." (tempat makan). Atau, muncul chat rencana lain. "Aku kepengen liburannnn". Dan kadang terealisasi secara tiba-tiba. Meski gak jauh dari kota Medan, jadi juga rencana liburan.

Kadang kita gak pernah tau keadaan sebenarnya dari keluarga kita, maka saling menguatkan adalah cara menghibur yang ampuh untuk anggota keluarga yang lain.

4. Tabayun

Kadang kita bisa salah mengartikan isi chat dari anggota keluarga yang lain. Ini bisa saja jadi masalah meskipun gak besar. Eh tapi masalah besar bisa muncul dari masalah kecil yang gak selesai. 

Maka ketika kita gak nyaman dengan chat anggota keluarga lain kita bisa kok wapri yang bersangkutan. Agar kita tidak menduga-duga. Hal ini juga bisa menghindari baper berkepanjangan.

5. Mute Notifikasi Grup

Bila ternyata kita terjebak. Mau keluar susah, tetap bertahan juga berat. Solusi terakhir adalah membisukan notifikasi chat grup. Dengan begini semua aman. Sekali buka grup hanya clear chat.


Itulah 5 tips agar kita nyaman berada di WA Grup Keluarga. Namun ada 3 tips khusus buat si baper seandainya masih belum nyaman dengan WA Grup Keluarga miliknya meskipun sudah melakukan 5 tips di atas.

Tips Tambahan Buat si Baper:

1. Periksa Hati

Coba sekali saja periksa kembali hati kita. Apakah kita merasa baper memang disebabkan orang lain yang selalu pamer atau kita yang kurang bersyukur menerima keadaan kita.

2. Ubah Pandangan

Coba ubah dulu mindset kita pada sebuah postingan di Grup Keluarga. Mereka yang post Poto liburan anggap saja sedang membagikan kebahagiaannya. Bisa saja keluarga kita tidak tau keadaan kita yang sebenarnya karena kita memang tertutup. Karena kita tidak pernah menceritakan keadaan kita yang sedang sulit. Sekali lagi, ketika keluarga ada yang post saat liburan atau saat makan di restoran, langsung saja balas "lain kali kami mau donk diajak" 

3. Jujur

Ini yang terakhir. Ketika tidak nyaman dengan post dari keluarga kita, katakan apa perasaan kita yang sebenarnya. Jujur saja apa adanya. 

Misalnya, "Enak sekali liburannya.. sebenarnya kami juga ingin merasakan seperti itu, tapi keadaan kami sedang sulit. Bolehkah post tentang liburan dikurangi sedikit?"


Nah.. bila telah menjalankan 3 tips tambahan namun tidak berhasil nyaman juga, apa boleh buat lebih baik leave grup daripada nanti merusak hati.

Thats'all semua tips agar nyaman di WA Grup Keluarga. Btw, selain WA Grup Keluarga, biasanya Grup spa lagi ya yang bikin kamu gak nyaman?

Cerita yuk di komen..
blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

17 komentar untuk "WA Grup Keluarga, Pentingkah?"

  1. Penyebab saya leave WAG Keluarga bukan karena posting liburan keluarga lain.
    Tapi pemicunya karena mereka memarahi saya lantaran saya ngotot menyusui anak saya sejak lahir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Termasuk salah satu bahasan pribadi ya kak. Mencampuri urusan pribadi kita. Padahal ASI itu hak bayi yang harus kita penuhi ya kak.. kenapa kok malah dicegah ya?

      Hapus
  2. Wah jadi teringat awak nih leave wag keluarga suami, karena pada suka pamer kehebatan anak,leave ajalah drpada awak makin2 ya kan ;)

    BalasHapus
  3. Saya juga ga ada grup keluarga besar mbak, pasti nanti jadinya malah bahas nggak menentu dan kita juga kurang nyaman mau nimbrung. Tapi kalau grup keluarga inti ada isinya 4 orang yaitu saya, ortu dan kakak saya. Isinya foto foto anak-anak, kadang sharing masak apa hari ini, info-info libur. Malah jadi lebih adem walau sedikit isinya.

    BalasHapus
  4. Toxic Relationship jamak terjadi di lingkaran peetemanan dan kelg.dekat krna org butuh pengakuan atas keberhasilan versi diri nya...sehingga abai dng empati thdp situasi dan perasaan orang lain..klo sy biasanya jika sdh tak nyaman jd silent reader.sj.dan grup yg toxic tsb bubar dng sendirinya atau mrka bikin grup diluar tanpa sy..jadi mrka yg ga nyaman akhirnya..hihi..

    BalasHapus
  5. Daku pun cuma punya dua. Grup keluarga inti dari paksu dan keluarga inti daku. Cuma, kalau keluarga besar ga ikutan. Pusying pala akuh hehe

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah punya 2 GWA kelg besar (kelg besar sy n suami) isinya udah dewasa² semua paling ponakanlah yg suka ngerusuhin tp gak ngaruh. Insyaallah masih pentinglah menjalin keterhubungan dg kelg. Persoalan ada oknum yg pamer atau menyalah, ya sutra biarin ajahh, jaga prasangka n hati kita dibina betul² biar "nganan" terus hehe.

    Kl kelg kami kebetulan prinsipnya, kl ada yg misalnya "pamer mobil br atau rumah ke brp yg br beli, kan kelg kita jg,, ikutan bangga juga...

    BalasHapus
  7. Kalo tempo hari aku sempet nggak nyamab di WAG keluarga karean anggotanya beda pandangan politik. Akhirnya aku kasih peraturan nggak boleh share-share politik. Alhamdulillah pada nurut

    BalasHapus
  8. saya malah sama grup keluarga jarang banget chat haha, kalo chat hal penting aja. kecuali di keluarga besar yang isinya ada om, pakede, dll. nah itu isinya kebanyakan berita aneh-aneh. akhirnya saya mute aja sih soalnya kadang dikasih tau itu berita gak bener, suka susah orangtua dikasih tau. jadi lebih baik saya mute aja biar gak terlalu mengganggu haha.

    BalasHapus
  9. Terkadang kita memang harus menjaga jari kita ya kak, jangan sampai kalimat kita memojokan agar tak ada yang baper dengan kita

    BalasHapus
  10. Saya mah alhamdulillah orangnya gak baperan. Mau Bumi gonjang ganjing pun, mau seheboh apapun, itu saya santai saja. Mereka bahagia saya ikut bahagia. Mereka sedih saya ikut berduka. Sebetulnya kembali ke cara kita merespons sih. Kita gak bisa mengatur orang lain, tapi kita bisa mengatur cara kita menanggapinya.

    BalasHapus
  11. hampir semua grup WA ku mute hihihi
    karna terlalu banyak, jadi berisik
    grup keluarga emang isinya absurd sih, mulai dari lelucon ala bapak-bapak sampe hal krik-krik juga ada
    yang penting tetep waras aja ketika buka chatroom

    BalasHapus
  12. Kalau saya ada dimasukkan ke grup keluarga yang isinya kebanyakan generasi ibu saya, tante-tante baik langsung maupun sepupu dari ibu. Nah yang jadi masalah itu kalau ada di antara mereka yang share info hoax, mau negur tapi takut dosa. Kan dilema jadinya

    BalasHapus
  13. Kawan sista baperan pastinya ya... Kami sih banyak juga yang pamer tapi enjoy aja hihi

    BalasHapus
  14. Wah, saya sudah setahun lebih leave dari WAG keluarga besar. Alasannya : males aja. hehehe..

    BalasHapus
  15. kalo aku WA grup apalagi wa grup keluarga itu penting sekali jadi aku tidak pernah keluar dari WA grup., karena di wa grup membuat masalah menjadi mudah dan tidak memutuskan tali silaturohmi. kalo kita egois dan mementingkan dirikita sendiri pasti semu grup wa itu tidak mengasikkan. intinyasih pada dirikita jangan baperan dan jangan mudah emosi.

    BalasHapus
  16. lucu amat isi chatnya, ini bahasa melayu ya mbak? aku ada wag keluarga rasanya pengen keluar krn isinya keluarga besar dr sepupu2 gt cm ga aenak klo left. selaini tu 3 grup lain, grup sm sodara kandung, sodara kandung sama mamah dan1 lagi br ortu sama ipar komplit hihi.

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️