Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SSA, LGBT dan Hijrah



Hari Ahad kemarin, berlangsung diskusi seru dengan Petrah Community yang bertajuk "SSA, LGBT dan Hijrah". Acara diadakan di Plenty Cafe jalan RingRoad Pasar 2 yang menghadirkan dua narasumber utama. 

Pertama acara dibuka oleh MC sekaligus moderator dan juga anggota Petrah yakni Mba Nina. Kemudian disambung dengan kata sambutan dari bapak ketua Petrah, yakni pak Hariono. 

Setelah acara pembuka sudah selesai, lanjut ke pemateri pertama. Ibu dokter Nurhayati Kamal pun memperkenalkan diri. Beliau adalah salah satu dokter di Puskesmas Tanjung Morawa yang bertugas mendampingi dan menangani pasien HIV AIDS.  Lumayan lama beliau terjun di bidang ini. Sejak 2006 dan beliau juga mengatakan bahwa di Puskesmas beliau saja, jumlah penderita HIV sudah mencapai 82 orang. Ini jumlah penderita yang aktif mengambil obat ARV di Puskesmas Tanjung Morawa. Bayangkan, betapa banyak jumlahnya.

Jumlah itu masih di satu unit Puskesmas dan yang terdata. Jadi bisa kita bayangkan betapa banyaknya jumlah penderita yang masih belum terdata dan takut untuk berobat. Padahal menurut dokter Nurhayati virus HIV ini adalah virus yang ramah. Ramah maksudnya dapat dicegah untuk masuk ke tubuh kita seandainya kita mengerti bagaimana penularannya. Berbeda dengan virus TB/TBC misalnya. Virus TB sangat mudah menular melalui udara dan batuk orang yang menderita TB. Mudah menular melalui peralatan makan minum yang digunakan bersamaan. Namun prinsip penularan HIV ini dikenal sebagai ESSE.

Apa itu ESSE?

ESSE adalah singkatan dari:
E: exit, yakni jalan keluar virus dari tubuh penderita. Virus HIV di tubuh seseorang itu ada di cairan sperma, cairan vagina, darah, Saliva, dan juga air susu ibu. Namun ke semua itu bila keluar dan mengenai anggota tubuh yang tertutup tidak akan tertular. Misalnya kena air liur penderita yang menempel di baju, darah seseorang yang menempel di tangan kita. Kesemua itu dapat menularkan hanya bila cairan itu masuk ke tubuh melalui rongga terbuka ataupun luka terbuka, melalui hubungan badan, jarum suntik dan transfusi darah. 


S: survive. Survive maksudnya, bila cairan tersebut dapat bertahan hidup. Bagaimana caranya? Tergantung daya tahan virus. Virus yang terletak di udara terbuka tak akan bertahan hidup dengan lama. Atau virus dimasukkan ke cairan tertentu. Seperti berita yang sering beredar, virus yang dimasukkan dalam kaleng berisi makanan/minuman, tidak akan mungkin bisa bertahan hidup. 


S: Sufficient. Artinya kandungan virus yang terdapat dalam cairan tersebut cukup untuk menginfeksi orang lain. Kandungan Virusa yang sangat sedikit belum tentu bisa bertahan hidup di tubuh kita makanya, meskipun virus ada di Saliva, berciuman tidak menularkan HIV. Karena tubuh kita bisa menangani virus tersebut.

E: enter. Maksudnya ada jalur masuk ke tubuh kita. Jalurnya hampir sama dengan jalan keluar virus, yakni melalui hubungan seksual, jarum suntik, transfusi darah dan juga luka terbuka.


Makanya dokter Nurhayati mengatakan bahwa virus HIV adalah virus yang ramah, karena virus tersebut harus benar-benar dekat dan berinteraksi secara intim baru dapat tertular.

Makanya, mulailah hidup dengan setia, memperhatikan kembali hubungan seks/perilaku seks secara benar. Kenapa? Karena menurut survei, orang yang paling rentan terkena virus ini adalah orang yang berperilaku seks anal. Karena anus tidak punya pelumas alami sebagaimana vagina, itu sebabnya mudah terluka dan menjadi tempat masuknya virus HIV.

Setelah selesai dengan pemateri pertama, narasumber kedua adalah seorang guru yang bernama Riana Siska Tambunan S.Pd. ia juga termasuk salah satu anggota Petrah Community. Memang beliau termasuk concern dengan masalah SSA. Oh ya, apa itu SSA? Bedanya apa dengan LGBT?

yuk cari tau beda SSA dan LGBT,

Setelah tau apa beda SSA dan LGBT sebaiknya sekarang kita merubah stigma kita terhadap orang yang mengidap SSA. Bahkan banyak dari penderita SSA yang ingin hijrah dan tetap di jalan Allah.

Ajaklah orang tersebut ke komunitas yang positif seperti Peduli Sahabat.
Peduli Sahabat sudah lama sekali menangani SSA maupun LGBT yang ingin hijrah. Semua gratis. Hanya satu syarat kesembuhan para penderita SSA. Yakni Kemauan yang kuat dari diri sendiri.


Setelah selesai dengan materi yang dibawakannya, akhirnya ditutuplah diskusi yang lebih kurang 2 jam digelar. Selesai diskusi, dokter Nurhayati mempersilahkan orang untuk pemeriksaan HIV dan hasilnya akan diberitahukan secara privasi. Sebenarnya tidak perlu risih dengan test HIV, karena ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas semua diharuskan menjalankan serangkaian tes pemeriksaan. Termasuk HIV. (Saya sendiri sudah dua kali di kehamilan ke empat dan lima).


Demikian isi diskusi yang menarik yang sudah berlangsung hari Ahad kemarin. Kalau mau berbagi dan berdiskusi, yuk kita lanjutkan di box komen di bawah ya...

blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

2 komentar untuk "SSA, LGBT dan Hijrah"

  1. Kalau untuk tes HIV bisa dilakukan di mana aja ya mba? Apa mulai puskesmas sudah bisa?

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️