Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bersama Nabi mendidik generasi Part 1

Saya dapat flyer acara kajian ini dari grup wa. Rasanya senang sekali karena suami juga mengizinkan.  Apalagi pematerinya adalah ummu Hany Hafidzahallahu.  Saya sering sekali gagal ikut kajian beliau padahal teramat ingin. Alhamdulillah akhirnya kesampean.


Akhirnya saya pun datang dan duduk mendengar isi kajian ini. Sangat bermanfaat ketika kita berupaya mendidik anak sesuai dengan tuntunan kitab Suci kita, yakni Al Quran. Sebelum materi dimulai, MC mengingatkan tidak diperbolehkan mengambil gambar maupun video. Mungkin permintaannya Ummu Hany.


Sering sekali kita mendidik anak sesuai dengan  keinginan kita, tanpa pernah menelisik lebih jauh bahwa apa yang kita lakukan sering sekali salah. Belum lagi ternyata sikap kita mengundang ketidaksukaan anak kita yang ia pendam. Bahkan bisa jadi mengundang ketidakRidhoan Allah SWT, sehingga anak kita bukan menjadi semakin baik dan bertaqwa,  ternyata semakin jauh dari nilai agama, Naudzubillah.


Mengapa dalam mendidik anak kita harus meniru para Nabi dan Rasul, karena tertera dalam Al Quran, yakni surat Al Ahzab ayat 21.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.


Maka hal pertama yang kita harus yakini bahwa anak adalah sebuah nikmat dari Allah SWT.  Namun anak dapat digolongkan dalam beberapa guna untuk orangtuanya.


Yang pertama, dalam Al Quran Al Kahfi ayat 46.

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Di sana dijelaskan anak hanya sebagai perhiasan dunia semata, dan kita diingatkan agar kita jangan sampai mendidik anak cuma sebagai hiasan. Yakni bercita-cita hanya sukses dunia. Berusahalah mendidik anak bukan semata sukses di dunia namun juga di akhirat. Jangan sampai tergelincir,  sukses akhirat tidak malah sang anak tumbuh menjadi orang kafir. Ini adalah kegagalan yang amat sangat disesali. Karena Allah telah berpesan kepada kita dalam Surat Ibrahim ayat 2.



اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَوَيْلٌ لِلْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيدٍ
Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih,

Yang kedua, anak sebagai cobaan.  Layaknya tertulis dalam Surat At Taghabun ayat 15.


إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Maka apabila kita sabar dalam mendidiknya maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang baik. Tentu kita masih ingat bagaimana kisah Nuh dan anaknya. Nuh yang berdakwah selama 950 tahun namun pengikutnya hanya sedikit. Sayangnya, sang anak pun durhaka padanya. Betapa sabarnya Nuh, bahkan ketika di detik-detik terakhir pun ia masih menasehati anaknya.  Seperti dalam Surat Hud ayat 41-42. 


وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا ۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir".

Lalu sang anak menjawab dalam Surat Hud ayat 43. 

 قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ 
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.


Berkaca dari kegigihan Nuh untuk terus menasehati sang anak, kita pun selayaknya bersabar bila diberi cobaan atau ujian berupa anak yang tidak patuh. Kewajiban kita hanya menasehati dan berdoa. Tatkala anaknya ditenggelamkan Allah SWT,  Nuh pun berdoa dalam Surat Hud ayat 45. 
وَنَادَىٰ نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya".

Lalu Allah SWT menjawab doa Nabi Nuh dalam Surat Hud ayat 46-47.


قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ ۖ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۖ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاه
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi".

Dalam ayat ini,  Nuh meminta ampun karena telah meminta hal yang tidak ia ketahui. Karena sejatinya memang tugas orangtua memang hanya mendidik dan juga berdoa. Tidak ada kuasa seseorang untuk mendatangkan perbaikan pada diri seorang anak. Untuk kita ketahui, hidayah itu ada 2. Yakni: 


● Hidayah Taufik


Hidayah Taufik adalah hak prerogative Allah SWT semata.  Tidak ada yang bisa mengira-ngira siapa yang akan diberi petunjuk olehNya.


● Hidayah Irsyad


Hidayah Irsyad adalah hidayah berupa penjelasan. Hanya inilah yang dapat kita usahakan kepada anak kita agar menjadi anak yang bertaqwa. Maka jangan pernah bosan laksana Nabi Nuh yang terus mengajak, menasehati dan juga mendoakan anaknya hingga di ujung usia.

Selain itu,  modal pokok orangtua untuk membuat anak menjadi anak yang sholih adalah kesholihan orangtua. Jadilah orangtua yang sholih terlebih dahulu, baru mensholihkan anak kita. Sesuai dengan surat At Tur ayat 21.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Mendidik  anak pun dimulai sejak anak kita dalam kandungan.  Apa-apa saja yang dapat kita lakukan dalam mendidik anak ketika masih di dalam rahim? 

1. Berdoa.

Doa untuk anak di dalam kandungan. Berdoalah minta apa saja,  karena ketika seorang ibu mengandung,  dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, doa adalah senjata yang mustajab. Selain itu, ada satu doa yang sangat baik untuk anak, apakah ketika baru lahir ataupun menjauhkan anak dari bahaya 'ain.
اُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ ,مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ
وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

Uidzuka bikalimatillahi tammah, minkulli syaitonin wahammatin waminkulli ‘ainin lammah
“Aku memohon perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah Yang Maha Sempurna, dari semua godaan setan dan binatang pengganggu serta dari pandangan mata buruk”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, AnNasa’i dan dishohihkan oleh Al Albani).
 2. Memperbanyak Amal Sholih.

Biasakanlah anak kita beramal mengikuti kebiasaan kita sejak dalam kandungan. InsyaAllah anak akan menjadi anak yang gear beribadah. Mudah menghafal Al Quran bila ibunya sering membaca Al Quran semasa mengandung.

3. Banyak berzikir. 

Banyak sekali manfaat zikir ketika sedang mengandung. Selain membuat anak terbiasa dengan kalimat Allah, zikir pun membuat kita terus mengingat Allah dan terbiasa untuk bersyukur dan juga bersabar ketika sedang mengandung.

4. Berdialog. 

Berdialog dengan anak di dalam rahim adalah hal yang telah diteliti dan baik untuk perkembangan janin dalam rahim. Anak sudah bisa mendengar sejak di dalam kandungan. InsyaAllah ia pun terbiasa dengan suara ibunya yang lembut dan penuh kasih sayang ketika mengajak ia untuk berbicara sejak dalam kandungan.


Demikian kajian kita part 1, nanti kan part 2 nya ya..

blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

52 komentar untuk "Bersama Nabi mendidik generasi Part 1"

  1. Iya, mbak. Saat istriku lagi hamil. Saya dan istri banyak berdoa, semoga anak yang dikandung sehat dan jadi anak sholih/sholihah. Istri juga banyak melakukan dialog dengan anak di dalam kandungan. Sekarang anak sudah lahir, kami masih banyak berdoa dan mudah-mudahan terus konsisten untuk melakukan amal sholih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah jadi anak sholih yang menuntut kedua ibu bapaknya menuju surga mas. Aamiin

      Hapus
  2. Nabi Muhammad seharusnya jadi panutan banget ya dalam mendidik anak, secaraaa mendidik anak tuh luar biasa nano-nanonya.

    Memang kudu membekali diri dengan buku-buku referensi panrenting Islami ala Rasulullah sih menurut saya.

    Dan sejak dalam kandungan, sudah kita persiapkan dan doakan selalu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti di part 2 baru ada disinggung dari macem2 nabi mba.. ♥

      Hapus
  3. Ada buku bagus terkait tema ini. Prophetic Parenting terbitan Pro U Media. Intinya ortunya dulu yg mesti mendekatkan diri kepada Allah SWT. Insyaallah lebih mudah menerapkan ilmu² parenting pada anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak mia. Pernah lihat juga di perpustakaan daerah depan istana maimun. Belum sempat baca karena pas lagi diburu2 suami, haha.
      karena janji nya cuma cari bahan buat jurnal. Kalo lama2 nanti dia keburu jadi batu, wkwkwk

      Hapus
  4. Awal mendidik anak memang handaknya dimulai sedini mungkin yaitu saat mereka masih berada dalam kandungan. Akan lebih baik jika pendidikan itu berlandasarkan alquran dan hadist

    BalasHapus
  5. Memang, pola asuh yang paling pas untuk dicontoh ya pola asuh nabi, untuk mencetak generasi yang tak hanya sukses di dunia, namun juga di akhirat. Naudzubillah jika si kecil yang sejak kecil disayang-sayang, malah berbelok di usia dewasanya menjauh dari Allah.
    Semoga Allah selalu melindungi kita semua mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.
      iya mba, semoga anak kita selalu dijaga untuk tetap berada di jalanNya, Aamiin

      Hapus
  6. Semakin canggihnya teknologi terkadang orang tua cuek dengan pendidikan anak khususnya bidang agama..padahal penerus kita akan dewasa dan dunia semakin maju...kalau kita tidak menanamkan ilmu agama sejak dini..,entah kedepannya seperti apa..

    BalasHapus
  7. al-Kahfi 46 ini beneran jadi pegangan banget buatku, karena memang anak itu ujian buat kita semua. Kebaikan maupun (menurut kita) keburukan, judulnya sama2 ujian
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ujian sabar dan syukur ya mba nurul

      Hapus
    2. Iya setuju.
      Anak itu memang ujian, apalgi pas lagi 'lucu2nya' kek anak awak sekarang nih..

      Semoga anak2 kita jadi anak2 yg soleh, aamiin ya Allah

      Hapus
  8. Memang anak itu amanah sekaligus ujian untuk kita ya kak. Kita hanya bisa memberikan didikan terbaik sesuai bimbingan Rasulullah. Dan berdoa adalah jalan paling ampuh agar anak kita menjadi anak yang sholeh/sholeha.

    BalasHapus
  9. Membaca tulisan, Mbak Icha membuat wawasan saya bertambah. memang selama ini, kadang kita mendidik anak sesuai dengan keinginan kita, bahkan bisa juga warisan didikan yang kita terima dari orang tua dulu. Padahald alam Islam sudah ada sumber-sumbernya ya, Mbak.

    Terima kasih sharingnya, Mbak Icha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mas Bambang. Terimakasih sudah mampir.

      Hapus
  10. Anak dan harta adalah ujian. Kadangkala ini kita seringkali lupa. Keduanya terasa menjadi milik kita. Karena rasa "memiliki" tersebut kita sering tidak bijak memperlakukannya. Semoga kita bisa meneladani sifat2 Rasulullah SAW. Amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener bunda Sugi. Kadang orangtua merasa sayang, tapi cara mendidiknya membuat anak menjadi nakal.

      Hapus
  11. Seneng banget ya bisa ikut kajian seperti ini, apalagi temanya bagus banget untuk mendidik anak, karna anak adalah penerus kita setelahnya, dan di ajarkan mulai dari usia dini.

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah, sharing yang jadi pengingat diri dalam mendidik anak secara Islami. Terima kasih sudah berbagi, ditunggu part 2 nya yaa Bunda

    BalasHapus
  13. Kajian yang istimewa Rasul - rasul mencontohkan banyak hal bagi kita.Termasuk juga bagaimana mendidik anak

    BalasHapus
  14. Sheringan yang bagus mba, jadi mengaitkan saya untuk lebih menjaga amanah Allah yaitu anak dengan sebaik-baiknya dan dekatkan mereka kepada Allah.

    BalasHapus
  15. Kajian kyk ini emang mencerahkan bgt ya Mba, banyak ilmu yg bisa diserap. Noted bgt utk yg berdialog sejak rahim utk anak ya Mba

    BalasHapus
  16. Setuju, penting bgt mendidik agama sedini mungkin, perkenalkan bisa dengan buku cerita, ajak ke tempat ibadah & selalu berdoa dimana sana

    BalasHapus
  17. LuarLuar biasa pelajara nya. Memang napak tilas kenabian itu bakal mendapatkan hikmah yang banyal sekali.

    BalasHapus
  18. metode yang benar akan membuat anak menjadi cerdas, pintar, bahkan bisa sangat memberikan hal positif terhadap orang disekitarnya. Aku selalu ingat metode yang dijelaskan Ustadz Adi Hidayat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas Ilham. Beliau salah satu ustadz favourite saya, hehehe

      Hapus
  19. Suka banget deh ada blogger yang menulis ulasan tentang kajian seperti ini. Lengkap dengan surat cinta dari Allah SWT dan hadistnya pula. Semoga istiqomah yah ikut kajiannya. Ditunggu ulasan season 2 😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas. Sudah update. Boleh langsung meluncur, hehe

      Hapus
  20. tema kajianya bagus sekali, tambahan ilmu nih buat persiapan berumah tangga nanti

    BalasHapus
  21. Masya Allah mbak, bersyukur banget mbak bisa ikut kajian ini dan menuliskannya disini. Jadi saya bisa kecipratan ilmunya juga, Saya seperti diingatkan kembali nih. karena sekarang sedang mengandung, agar makin rajin membaca alqur'an, berdzkir, berdialog dengan janin dan berdoa tentunya. makasih ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mba Qoty♥
      Sehat2 ya mba dan juga calon baby. semoga Allah mudahkan nanti lahirannya. Aamiin

      Hapus
  22. Duh jadi pengen segera merid dan mengandung jadi bisa mengamalkan tips diatas ituuuu haha
    Doakan ya mamak anak 4 eh apa anak 5, lupaaa 😂

    BalasHapus
  23. sungguh muhammad saw sebaikbaik teladan yang patut dicontoh ya kak. (allahumma solli wassalim wabarik alaik)

    BalasHapus
  24. Ajak-ajak lagi kalau ada kajian gini kak... Biar nambah ilmu akhiratnya. Oh iya, Gacil tunggu part berikutnya ya kak..

    BalasHapus
  25. Kajiannya bagus sekali kak, makasi ya sudah sharing di blog

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️