Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengepungan di Bukit Duri Review

 

Pengepungan di Bukit Duri Review

Sejujurnya nonton film ini karena beberapa bulan lalu gak sengaja ngeliat potongan film yang latarnya di dalam kelas anak nakal. Gurunya gak ada harga sama sekali. Mirip film luar negeri. 

Tapi jujurly gak mau nonton bareng anak karena adegannya banyak gak layak. So Emak memutuskan nonton sendirian di kala semua anak pergi ngaji malam sementara PakSu belum pulang kerja. 

Sinopsis

Cerita bermula di sebuah sekolah. Saat seorang anak lelaki sedang menggambar dihampiri oleh kakak kelasnya yang mau menitipkan surat untuk kakak perempuannya. Tak lama bel berbunyi semua anak dipulangkan lebih awal karena ada kerusuhan di mana-mana. 

Kerusuhan dilatarbelakangi oleh kebencian kepada etnis Tionghoa. Makanya remaja lelaki yang mengirim surat cinta itu meminta agar teman perempuan dan adiknya pulang bersamanya biar aman. Soalnya kedua kakak beradik itu memang Tionghoa. Sayangnya mereka menolak.

Kebencian pada etnis Cina ini kemudian dimanfaatkan segala macam orang untuk berbuat kejahatan seperti memperkosa, menjarah, bahkan membakar semua properti milik orang Cina keturunan.

Ironisnya, kedua kakak beradik ini ditangkap oleh preman lalu si Kakak diperkosa di depan adiknya sendiri. Singkat cerita film pun lompat ke tahun 2027.

Adik laki-laki tersebut bernama Edwin. Tahun 2027 kota Jakarta sudah mirip Gotham City.  Pertikaian antar etnis tidak pernah mereda. Bahkan sebutan babi kepada etnis Cina adalah hal yang biasa. 

Potongan film yang Emak tonton kala itu awalnya membuat Emak mengira bahwa ini film tentang guru yang mengubah murid nakal jadi berprestasi. Tapi ternyata salah.

Edwin kecil yang kala itu melihat kakaknya dirudapaksa beramai-ramai sekarang menjadi guru di sekolah Jakarta Timur untuk sebuah misi. Misi apakah?

Identitas Film

Judul : Pengepungan di Bukit Duri / The Siege at Thorn High

Tahun release: 17 April 2025

Durasi : 118 menit 

Sutradara: Joko Anwar

Produser: Tia Hasibuan dan Joko Anwar 

Produksi:  Amazone MGM Studios

Pemain:

1. Edwin : Morgan Oey

2. Silvi (Kakak Edwin) : Lia Lukman

3. Jefri : Omara Esteghlal

4. Bu guru Diana: Hana Pitrashata Malasan

5. Kristo : Endy Erfian

6. Rangka : Fatih Unru

7. Doti : Satine Zaneta


Penutup

Pengepungan di Bukit Duri awalnya Emak kira adalah film tentang pendidikan, di mana guru bertindak sebagai motivator anak nakal agar berubah lebih baik ternyata salah.

Misi Edwin menjadi guru pengganti bahkan sebelumnya berpindah-pindah tak lain karena mencari keponakannya yang menjadi wasiat terakhir kakaknya sebelum meninggal. 

Ya, Kakak Edwin melahirkan anak dari hasil rudapaksa. Namun anak itu diberikan pada orang lain. Tapi kakak Edwin sempat mencari di mana keberadaan anaknya. Kabar terakhir anaknya bersekolah di Jakarta Timur. Dan SMA Bukit Duri adalah sekolah terakhir yang menjadi tempat pencarian Edwin. 

Gimana akhirnya? Kuy lah tonton sendiri. Emak udah terlalu banyak spoiler. Morgan Oey sebagai Edwin tampil maksimal di film ini. Namun saran Emak tidak nonton sama anak di bawah 17 tahun. Adegannya terlalu brutal dan menyeramkan. 

Aksi-aksi kekerasan di film ini membuat Emak bolak-balik istighfar "Ya Allah kek gini kah sadisnya anak-anak sekolah yang doyan bully akhirnya menjadi kriminal?"

Akhir kata, rate 1-5 Emak kasih 3.2 untuk film ini. 


blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

2 komentar untuk "Pengepungan di Bukit Duri Review"

  1. Sekilas, kalau ada nama Joko Anwar. Ini pasti kisah serem nih. Rupanya iya juga :D Teringatnya di Duri ada juga teman saya yang di sana. Secara film ini menyoroti latar lokalnya yang masih daerah Sumatera Utara.

    BalasHapus
  2. Rate mayan ya Kak ....di atas rata-ratalah.
    Awalnya saya pikir tentang perjuangan guru dalam mengajar anak2 yang doyan berantem dan gurunya berhasil ... rupanya nggak ya.

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️