Waspada Penipuan Keadaan Darurat
Sudah hampir sebulan ini Emak jadi supir antar jemput anak kedua (SMP). Biasanya memang Babanya yang antar. Cuma si Baba 3 pekan ini juga ada kerjaan yang mengharuskan masuk bersamaan dengan jam masuk si nomer 2.
Suami otomatis gak bisa nganterin anak lagi karena jarak rumah kami ke sekolahnya sekitar 10km. Sementara kerjaan suami berada di dekat rumah. Jadinya wajib bolak balik kalo nganter, belum lagi jalur yang dilalui mereka adalah jalur padat merayap. Kemungkinan pasti telat.
Akhirnya Emak lah mengalah. Mengantar si anak nomer 2 lalu cepat-cepat menyiapkan bungsu yang mau masuk TK.
Setiap hari ada saja drama pagi hari. Entah si nomer 2 yang bersiapnya lama sehingga Emak wajib kebut-kebutan pagi hari. Atau si bungsu yang kadang mager bersiap ke TK. Pokoknya kalo pagi Emaknya wajib satset.
Nah pagi ini, sudahlah si nomer 2 baru siap agak lama sehingga Emak nyampe pas banget sebelum bel sekolah ditambah si bungsu yang hari ini gak sigap.
Masih berupaya merayu si bungsu supaya cepat, tiba-tiba masuk nomer dari nomer tidak dikenal. Emak speaker aja karena sambil menyiapkan anak sekolah, setelah Emak angkat orang tersebut berkata:
"Benar ini dengan orangtua Ghaaziyah An-Nadzeefah Dalimunthe? "
"Iya" jawab Emak santai.
"Bu, Ghaaziyah An-Nadzeefah Dalimunthe tadi terpleset di kamar mandi, sekarang keadaannya tidak sadarkan diri dan sudah dibawa ke rumah sakit.." katanya lagi.
Emak narik nafas trus ngomong,
"Ini dengan ustadz siapa ya?" tanya Emak.
"Ustadz Rahmad Bu.." jawabnya.
"Oo Ustadz Rahmad.. Sejak tahun berapa ustadz melamar di sekolah Al Fatih?" tanya Emak lagi.
Kontan telpon terputus. Penipu sudah tau bahwa calon korban alias Emak tidak bisa ditipu.
Emak langsung mengabarkan ke grup orangtua di sekolah, lalu menghubungi wali kelas. Ternyata sudah banyak yang ditelpon. Bahkan info terkini sudah ada korban yang transfer. Mhhh kayaknya data anak-anak sudah bocor.
Karena banyak sekali modus penipuan keadaan darurat seperti ini, terkadang membuat telpon keadaan darurat yang nyata pun ditolak atau tidak dipercaya.
Pernah kejadian saat suami menjadi saksi kecelakaan di jalan. Karena hp tidak terlihat, isi tas ada buku. Di buku itu ada beberapa nomer telpon.
Ketika dihubungi suami, awalnya mengenal. Namun ketika suami mengatakan bahwa orang tersebut meninggal kecelakaan, telpon langsung dimatikan karena tidak percaya. Mungkin dikira suami adalah penipu.
Tips Menghadapi Penipuan Keadaan Darurat
Sebenarnya Emak suka ngeladeni penipu begini. Tapi keadaannya sedang hectic. Jadi langsung kasih statement untuk membuat pelaku mematikan telpon.
1. Jangan Panik
Pelaku penipuan memang sering melakukan aksi saat kita hectic banyak pikiran. Entah saat pagi sedang sibuk atau memanfaatkan emosi kita sebagai orangtua.
Yang pasti, tarik nafas dulu. Lalu berpikir jernih bener gak ya ini terjadi. Tanyakan identitas penelpon. Boleh lakukan cek nama di aplikasi nomer telpon.
2. Cross check
Coba matikan telpon terlebih dahulu. Telpon ke wali kelas. Masak kejadian darurat begini yang menelpon adalah orang yang tidak kita save nomernya.
Setelah itu teliti setiap perkataannya. Kalo Emak sejak awal sudah curiga. Pertama panggilan "Bu". Sementara di sekolah anak kami panggilan ke orangtua selalunya "bunda".
Kedua, gaya ngomongnya kaku seperti penipuan ala customer service. Gaya ngomong orang Medan gak baku pastinya. Sudah hafal lah masing-masing kita dengan cara ngomong orang lokal.
3. Datangi Sekolah
Bila ada permintaan menjurus ke data pribadi maupun permintaan transfer uang namun tidak bisa menghubungi pihak sekolah lebih baik datangi sekolah anak kita.
Dengan melihat langsung kondisi anak kita pastinya akan membuat kita lebih tenang.
4. Berpikir Logis
Coba berfikir logis mak.. Yang sering jatuh dan tak sadarkan diri biasanya lansia. Sebrutal apa sih jatuhnya anak kita sampai bisa gak sadarkan diri hanya terpleset. Kecuali anak kita didorong dan kepalanya terbentur sesuatu.
5. Waspadai 2 Tanda Ini
Wajib waspada kalo menerima telpon ada kata "sekarang". Biasanya ini modus penipuan. Misalnya Transfer sekarang ya Bu. Kondisinya gawat. Transfer sekarang karena harus segera dioperasi. Transfer sekarang karena kode transfernya akan berakhir dalam 30 menit.
Kedua, bila ada kata "Jangan". Misalnya: Jangan beritahu keluarga dulu bu. Nanti jadi panik semua. Jangan kabarkan dulu ke suami, tunggu keadaan anak ibu sudah aman. Jangan lapor pihak lain Bu, nanti kondisinya jadi rumit.
Waspada!
Penutup
Bila mendapatkan telpon dari nomer tidak dikenal pertama sekali wajib waspada. Cermati setiap informasi yang diberikan lalu jangan panik.
Cross check agar kita tidak terpedaya oleh modus penipuan.
wkwkwkw, itu Ustad Rahmad pasti nangis kejer karena ternyata "godaannya" gak mempan, hehehe
BalasHapusbener, penipuan jaman sekarang sudah merajalela, kita harus berpikir logis ya
cek dan ricek dulu, jangan langsung panik
Agak ngeri juga ya mbak kalau ada penipu telp mengatasnamakan guru di Sekolah anak. Ortu pasti akan panik. Memang ketenangan sangat dibutuhkan untuk menghindari manipulasi dari penipu
BalasHapusMakanya males banget angkat telpon dari nomor yang nggak dikenal. Malah saya orang juga mudah ditipu lagi dulunya. Maklumlah dulu kan nggak tahu apa-apa. Sekarang aja udah paham gimana modusnya.
BalasHapusModus penipuan “keadaan darurat” emang licik banget. Kalau kita lagi panik, ujung-ujungnya bisa keburu kebobolan. Sentilan kecil soal panggilan yang pake “Bu” sementara biasa “Bunda” itu peka dan jitu banget mbak. Soalnya detail kayak gitu yang bisa bikin kita waspada.
BalasHapusAwak pun malas kali angkat telp yang gak tersave di kontak.
BalasHapusKalo memang perlu silahkan wa dulu.
Walau kadang kang paket yang telp.
Tapi kang paket pun dah pintar kok, dia wa dulu.
sekarang modus penipuan makin beragam, awalnya mungkin ga bakalan mengira kalau ada modus seperti penipu yang jadi polisi atau guru.
BalasHapusBilangnya keluarga kita kenapa-napa di jalan, dan ujung-ujungnya disuruh transfer.
Memang bener adanya kalau kita lagi hectic, terus dapet telpon yang mana diburu-buru sama pihak sana, kita jadi "iya iyain" aja gitu. Aku pernah soalnya, bisa-bisanya ketipu
Makasih sharing dan reminder-nya...setuju, pertama jangan panik, penipuan keadaan darurat ini memang sudah banyak makan korban, jadi mesti waspada.
BalasHapusKalau baru saja kejadian, ibu guru di dekat rumah, Sudah sepuh, ditelpon ngaku dari dukcapil...diminta verifikasi data diri, setengah dihipnotis sepertinya. Jadilah mbanking dikuras habis tak bersisa hiks