Perawatan Luka Jahitan
Anak laki memang beda ya Mak sama anak perempuan. Ehhh maksudnya bukan karena jenis kelamin sih. Anak perempuan itu meskipun ada yang aktif tapi gak se-lasak anak lelaki. Yang kadang akibat lasaknya harus ke tenaga medis.
Mungkin udah fitrahnya ya anak laki-laki suka tantangan. Mereka juga gak gentar sama bahaya. Tapi ya itu tadi, Emaknya kadang mesti atur nafas. Tarik nafas, hembuskan, tarik nafas hembuskan. Fiiiiuuuhhh
Kalo di rumah kami, anak lelaki cuma 2 sih Mak. Yang nomer 3 dan yang terakhir nomer 5.
Kalo si abang mah, sudah sering bikin geleng-geleng kepala. Udah pernah keserempet kendaraan pas pulang. Yang khawatir tetangga sampe di bawa ke tukang urut karena takut ada apa-apa.
Pernah juga pas main tulangnya dislokasi alias geser. Pernah juga main sama temen, dia jatuh sampe hilang ingatan. Aduhhh Mak. Masa kecilnya emang luar biasa.
Belum termasuk seringnya dulu pas kecil dia ke rumah sakit karena beberapa sakit yang lumayan kayak TB, Pertusis, Tipes, kejang, dll.
Emaknya maklum aja sama dia. Tapi si bungsu biasanya lebih kalem. Lebih kalem dari abangnya ya maksudnya.
Dia lebih mikir faktor resiko, biasanya. Huhu. Tapi namanya takdir. Qadarullah dilalui dengan sabar saja.
Jadi ceritanya, hari Sabtu Emak harus jemput si nomer dua. Sebenarnya jatah antar jemput yang SMP ini cuma Senin ke Jumat. Sabtu biasanya Babanya bisa antar jemput karena free.
Tapi Sabtu itu, karena Emaknya ada kegiatan ke arah Medan Timur maka Emak saja lah yang menjemput. Biar Babanya gak bolak-balik gitu.
FYI, rumah kami bukan Medan sebenarnya . Sudah dia kawasan Deli Serdang. Jarak rumah ke sekolah nomer 2 sekitar 10km.
Mungkin karena alamat berdasarkan KK kami di Medan Timur dan Emak selalu berkegiatan di Medan Timur jadinya jarak bukan penghalang. Terasa dekat-dekat saja.
Yang jadi masalah adalah si bungsu minta ikut. Padahal Emak saranin tidur siang saja. Akhirnya karena mau ikut, jadi terpaksa dibawa jemput kakaknya lalu Emaknya bawa mereka mengikuti kegiatan Emak. Lumayan sampe sore.
Praktis gak tidur siang si bungsu. Nyampe rumah gak lama masuk maghrib. Sehabis ibadah, kami makan bersama. Emaknya bilang "Habis ini bobok aja. Adek udah ngantuk.."
Tapi sebelumnya tidur, malah dengar dipanggil temennya mau main. Emak pasrah saja karena katanya cuma sebentar.
Sebentar itulah masalahnya. Emak masih mau duduk ngabisin sayur yang tersisa. Sayang. (Aduhhh penyayang takut mubadzir). Tiba-tiba dengarlah suara si bungsu nangis.
Setelah mendelegasikan sulung menjemput adiknya, barulah Emak terkejut ngeliat si bungsu berdarah-darah.
Jatuh dari sepeda abangnya. Kemungkinan ngantuk sih karena biasanya dia bisa bawa. Pas banget lukanya di pelipis.
Gak dikit, ada setidaknya 3 baret kecil yang mengeluarkan darah banyak. Emak langsung samber jilbab, kaus kaki dan kunci kereta (motor, Bahasa Medan).
Di tekongan dekat simpang ada klinik. Bergegaslah ngebut bawa si bungsu mau dijahit lukanya. Di tengah tangis yang belum berhenti saat mendebarkan adalah jarum bius.
Terpaksa dipegang rame-rame bak lembu mau dipotong. Mungkin setengah jam kemudian barulah selesai proses jahit menjahit luka di pelipis.
PR selanjutnya ya menjaga atau merawat luka jahitan agar cepat sembuh.
Tips Merawat Luka Jahitan
1. Keep Clean
Sebisa mungkin jaga luka jahitan tetap bersih. Area luka yang ditutup dengan perban jangan terkena kontaminasi benda kotor. Takut lukanya terkena kuman dan jadinya malah tambah parah.
Hindari juga memegang luka dengan tangan secara langsung. Takutnya tangan tidak higienis.
2. Teratur Mengganti Perban
Perban penutup luka sebaiknya diganti secara berkala. Biasanya setiap 2 hari sekali.
Saat mengganti perban, bersihkan bekas luka dengan benar. Jangan lupa oleskan salep antibiotik untuk mencegah bakteri atau kuman bertumbuh di area luka.
3. Keep Dry
Jaga bekas luka tetap kering. Kalo mau mandi gimana? Bisa kok asalkan lukanya atau perbannya ditutup rapat dengan perban anti air.
Luka yang basah dikhawatirkan dihinggapi bakteri sehingga menimbulkan resiko lainnya.
4. Pantau Kondisi Luka
Saat pergantian perban, progressnya kondisi luka sebaiknya dipantau. Bila menemukan keadaan menuju infeksi sebaiknya segera konsultasikan dengan Dokter.
Jangan sampai infeksi kondisinya parah hingga pasien menjadi demam baru ke dokter.
5. Teratur Konsumsi Obat
Setelah proses jahit pastilah ada obat yang wajib diminum oleh pasien. Nah dipantau terus agar pemberian obat sesuai jadwal.
6. Tidak Menunda Membuka Jahitan
Biasanya Dokter memprediksi waktu untuk membuka jahitan pada luka. Bervariasi tergantung jenis luka.
Ikuti saran dokter apakah 7 hari atau berapa hari. Bawalah pasien untuk dicek kondisi lukanya.
Bila sudah saatnya melepas atau membuka jahitan jangan ditunda lagi. Setelah jahitan dibuka, biasanya tidak perlu diperban kembali.
7. Perbanyak Protein
Perbanyak konsumsi protein agar luka jahitan cepat sembuh. Makanan seperti ikan, dada ayam, telur, juga kedelai baik sekali dikonsumsi agar luka cepat sembuh.
Alhamdulillah sekitar sepekan, jahitan pada luka si bungsu sudah bisa dibuka. Lega banget karena lukanya kering dengan sempurna.
Si bungsu pun lebih merasa leluasa setelah perban tak lagi menutup lukanya. Demikian Tips merawat luka jahitan kali ini.
Saya punya anak laki-laki satu-satunya. Orangnya pendiam malah pemalu gitu. Gak banyak main, gak banyak gaul. Bisa dibilang gak punya teman...
BalasHapusBelum pernah kejadian berbagai hal seperti yang dialami kedua anak laki seperti ceritanya di sini. Tapi sekarang khawatir banget karena hidup di pondok jauh dari kami, plus di sana cowok semua
Semoga anak saya bisa beradaptasi dan dijauhkan dari hal tidak dinginkan ya...
Baik-baik ya Bungsu, semoga lukanya lekas kering kembali sehat seperti sedia kala. Syukurnya ada klinik dekat situ, di tekongan dekat simpang. Memang ya anak laki ada saja ceritanya
BalasHapusTulisan ini bermanfaat banget, apalagi buat orang tua yang kadang suka panik kalau anak luka. Tipsnya jelas, gampang dipahami, dan bisa langsung dipraktikkan di rumah. Makasih udah berbagi pengalaman, semoga banyak yang terbantu juga ya, Mbaak.
BalasHapusPunya anak lelaki memang harus siap mental dengan kegiatan mereka yang anti mainstream. ponakan ku dulu kalau ga salah pernah denger cerita naik ke Sapi kurban, sampe akhirnya kena sakit Kulit. Ya ampuun ibunya sampe khawatir. Dan memang sebagai ortu kita harus siap siaga misal anak Luka.
BalasHapusPernah sampe hilang ingatan?
BalasHapusWah wah, kayak di sinetron ya...
Berapa lama itu amnesia nya cha..?
Awak belom pernah nemu orang yang amnesia di dunia nyata.
Biasanya di sinetron atau di novel gituh