Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jaga Kesehatan Mental Yuk!

Jaga kesehatan mental yuk


 Pernah baca dari situs kemenkes bahwa 1 dari 5 orang Indonesia itu berpotensi mengalami gangguan jiwa. Serem gak sih Mak? Sebelum merasa gimana-gimana, kuy kita bahas dulu.. Apa itu gangguan jiwa. 

Gangguan Jiwa

Dikutip dari halodoc, gangguan jiwa adalah sebuah sindrom atau sekelompok gejala yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sehingga menyebabkan disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 

Beberapa jenis gangguan jiwa adalah depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan perilaku adiktif. Jangan lupa.. Setiap jenis gangguan jiwa memiliki derajat keparahan berbeda. 

Kesehatan Mental

Dilansir dari situs kemenkes bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

Nah.. Ada keterikatan antara kesehatan mental (mental health) dengan banyaknya orang Indonesia sekarang yang mengalami berbagai gangguan jiwa. 

ODGJ sebenarnya sama saja dengan orang yang sakit fisik. Mereka sama-sama perlu berobat. Gak perlu malu. Gak perlu merasa aneh. Setiap orang punya cobaan masing-masing kan? 

Iyes. Sekarang bagaimana caranya menjaga kesehatan mental kita, Mak? Kita kenali dulu yuk penyebab sakit mental atau penyebab gangguan mental (jiwa). 

Penyebab Gangguan Mental

Kalo netizen nyinyir kadang suka komen "dasar gak beriman lu.. Sakit jiwa dah jadinya.. ".

Eh belum tentu.. Berikut beberapa penyebab gangguan mental:

1. Biologis

Penyebab biologis ini bisa datang dari mana saja. Misalnya akibat genetik (faktor keturunan di mana ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa). 

Bisa juga karena kelebihan zat kimia tertentu di otak. Atau terjadinya infeksi maupun terjadinya cedera pada otak. Contoh lain akibat  penyalahgunaan zat tertentu. 

2. Psikologis

Faktor psikologis ini bisa terjadi karena trauma yang dihadapi pada masa lalu. Misalnya mengalami trauma kehilangan orang yang dicintai. Misalnya kehilangan orangtua saat masih kecil

Atau trauma berat akibat kekerasan yang diterima. Misalnya psikis, fisik maupun kekerasan seksual. 

3. Lingkungan

Lingkungan di sini berperan sebagai stressor untuk jiwa seseorang. Misalnya akibat lingkungan yang mengucilkan, tidak diterima di sebuah lingkungan. Ketidakharmonisan dalam sebuah lingkungan atau keluarga. 

Atau malah stressor berbentuk gaya hidup yang membuat seseorang kelelahan untuk mengejarnya.

Nah.. Setelah tau beberapa penyebab gangguan mental, kita bisa tau bagaimana cara menjaga kesehatan mental kita. 

Kuy mak kita bahas satu persatu. 

Cara Menjaga Kesehatan Mental

1. Ikhlas menjalani hidup

Tau gak Mak, penyebab gangguan mental selain faktor biologis, yakni faktor psikis dan juga faktor lingkungan dipengaruhi pula karena kurangnya ikhlas dalam menjalani hidup dan takdir Allah. 

Apapun cobaan hidup yang kita terima, dengan ikhlas dan berserah serta yakin dapat menjaga kesehatan mental kita. Ini Emak dapat dari psikiater yang pernah Emak jumpai loh saat mengantar keluarga untuk konsultasi. 

2. Bersyukur apapun keadaannya

Cobalah untuk membuat jurnal syukur. Bisa jadi kita kurang bersyukur karena tak menyadari betapa banyak berkah yang kita terima dalam hidup ini. 

Ingat lah.. Hidup yang kita keluhkan ini, terkadang adalah hidup yang orang di luar sana impikan. Apalagi alasan untuk tidak bersyukur? Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban? 

3. Sabar menjalani stressor

Orang tuh gampang stres karena menganggap stressor yang dia terima itu terlalu berat. 

Padahal stressor itu relatif loh ya. Ada orang yang santai saja dengan hidup tanpa saldo di rekening sementara yang satu sangat stress dengan tabungan yang tersisa, padahal masih mencapai 8 digit. 

Ada orang yang stres karena tidak mampu mencapai cita-cita, namun ada orang lain yang tidak mencapai cita-citanya tapi mampu move on dan berhasil dengan cita-citanya yang lain. 

Jadikan stressor sebagai tantangan, jangan dijadikan beban pikiran yang membuat kita lelah berpikir. 

Analoginya begini: Coba bayangkan segelas air dalam genggaman kita. Berat atau tidak? Namun, coba pegang terus dalam genggaman kita segelas air tersebut selama 12 jam! Berat memang tidak bertambah, tapi tangan kita kelelahan memegangnya. 

Seperti itulah masalah. Sekecil apapun masalah bila terus kita ingat akan membuat mental kita letih untuk menanggungnya. 

4. Berbagi cerita dengan orang terdekat

Pastinya berbagi dengan orang yang juga peduli ya. Orang yang kita percaya ketika kita curhat mampu mengalirkan rasa cemas dan rasa lelah yang sedang kita alami. 

5. Stay Positive

Ini berlaku bukan hanya kepada manusia loh ya. Kita wajib berpikiran positif kepada semua orang dan juga kepada Allah. 

Ketika orang lain tidak membalas salam, kita anggap dia tidak mendengar sapaan kita. Ketika Allah belum menjawab doa kita anggaplah Allah sedang menyiapkan yang terbaik untuk permintaan kita. 

Jadikan sebuah masalah adalah sarana untuk lebih dekat kepadaNya. Saking sayangnya Allah sama kita, ketika bersabar menghadapi masalah pun ada pahalanya. So sweet banget gak tuh. 

6. Cari Kegiatan yang disenangi

Kebanyakan kita mudah stres karena kebanyakan waktu yang tidak terpakai jadinya terbuang sia-sia. Kebanyakan waktu malah jadi kebanyakan mager. 

Kebanyakan cuma menonton konten yang malah membuat hidup kita serasa menyedihkan banget. Padahal belum tentu konten yang kita tonton itu realita. 

Mulai isi waktu luang dengan berbagai kegiatan positif atau yang kita senangi. Bisa dengan menemukan komunitas yang sesuai dengan hobi kita. Misalnya komunitas blogging, atau menemukan kelompok kajian tertentu yang membuat kita upgrade dalam ilmu agama. 

7. Olahraga secara rutin

Meskipun terlihat sepele, tapi pernah gak dengar kalimat Mens Sana in Corpore Sano? Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. 

Mulai dari yang ringan saja, misalnya jalan kaki keliling komplek setiap pagi, atau aerobic di rumah dalam 15 menit namun rutin setiap hari. 

8. Istirahat dengan teratur

Yang ini gak bisa dikompromi. Tidur malam orang dewasa minimal 6 -8 jam. Kekurangan istirahat tentunya memicu berbagai penyakit termasuk mempengaruhi kesehatan mental. 

Tidur malam yang kurang tidak bisa disubstitusi dengan tidur siang. Makanya sebisa mungkin mulailah atur jam tidur agar kesehatan mental lebih terjaga. 

9. Berbuat untuk orang lain

Cobalah ikut dalam gerakan berbagi atau kelompok yang punya peran untuk orang banyak. Misalnya ikut dalam kegiatan jumat berbagi.

Bisa juga ikut dalam kegiatan, misalnya "kelompok yang mengajar masyarakat yang buta Qur'an". Yang lebih sederhana lagi, coba ikut dalam kegiatan posyandu lingkungan. 

Kegiatan yang fokus untuk membantu orang lain, secara gak sadar membuat kita merasa berguna untuk orang lain. Hal ini pula membuat kita lebih bahagia. 

Dari 9 point di atas bisa juga kita sesuaikan dengan pribadi kita. Misalnya kita "bahagia" ketika makan dengan tenang (sendiri) di suatu tempat. Jangan salah.. Bagi ibu rumah tangga, makan dengan tenang adalah impian yang sering diskip loh. 

Apalagi buat ibu baru. Bukan sebuah keegoisan, misalnya setelah mengantar anak les atau mengaji, kita melipir sendiri untuk makan di sebuah tempat makan baru. Setelah merasa bahagia tentunya kita lebih fresh menghadapi tingkah anak-anak kan.. 

Untuk remaja, misalnya mencoba menabung untuk membeli barang kesukaan. Hadiahkan untuk diri sendiri. Hal seperti ini sering luput dari perhatian diri sendiri. 

Yang tidak kalah penting: jangan larut dalam kesedihan yang kadang tidak jelas kita perturutkan. Untuk orang yang memiliki gangguan mental sering banget pemicunya merasa galau dan sedih. 

Ingat surat cinta dari-Nya. Dalam Ali Imran 139. Allah mengingatkan kita:

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

Memang, ayat ini turun untuk menghibur Nabi dan Sahabat yang mengalami kekalahan pada perang Uhud. Namun secara umum, Allah melarang kita untuk larut dalam kesedihan. 

Satu lagi, bila tiba-tiba merasa sedih dan mood terus merosot. Jangan pernah tinggalkan shalat. Untuk seorang muslim, shalat dan sabar adalah cara kita memohon pertolongan. Semakin jauh dari shalat semakin jauh pertolongan yang datang. 

Jadi Mak.. Masih sempat untuk bersedih dan galau setelah baca ini? Kuy bangkit dan jaga terus kesehatan mental kita.! 











blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

11 komentar untuk "Jaga Kesehatan Mental Yuk! "

  1. Beberapa waktu yang lalu ada kawan saya yang cerita kalau dia mengalami sakit mental.. awalnya saya pikir itu nggak serius, tepi ternyata dia sudah beberapa kali konsul ke psikiater dan memang banyak terapi baik fisik dan non fisik yang dilakukan.. ada juga kasus yang sempat tidak tertolong lagi karena yang sakit akhirnya bunuh diri.. semua jadi sedih, bahkan psikiaternya ikutan stres.. memang betul kita harus jaga kesehatan mental dan juga perlu tahu kapan butuh bantuan orang lain untuk mengatasinya terutama jasa medis

    BalasHapus
  2. Saya kalo lagi sakit kepala, trus dibawa jalan jalan naik motor sama park swa mi, langsung sakit kepalanya hilang.
    Jadi mikir, itukah sebabnya odgj itu sering jalan yag jauuuhhh dari runahnya adalah upaya untuk menghilangkan stress?🤔

    BalasHapus
  3. Betul banget. Tenang versi ibu rumah tangga itu beda dari yg lain ya. Bisa makan tanpa direcoki anak saja, rasanya udah seneng banget. Ya bukan berarti ga suka makan dengan anak. Hanya rasanya beda saja setelah seharian selalu maraton melakukan ini itu, terus bisa makan dengan santai menu kesukaan itu serasa memiliki power lagi.
    Segitu saja udah bahagia da bersyukur. Nikmat mana lagi yang didustakan?
    Sekecil itu saja bisa menghilangkan stress apalagi kalau diberi hadiah besar ya
    Hehehe langsung waras selama nya kah? Hehehe...

    BalasHapus
  4. Poin ke 9 ok tuh kak. Memang klo terlalu fokus pada diri sendiri lbh bnyk stressnya. Sedangkan jika kita juga berbuat sesuatu utk orang lain, pasti rasanya beda dan bisa menyenangkan jiwa

    BalasHapus
  5. Setelah jadi istri lalu kemudian jadi ibu, saya sering mumet bin stress. Kadang kepikiran apa semua ibu merasakan hal yangs ama apa cuma saya aja. Pada beberapa kali berasa burn out, ini juga termasuk tanda stress ngga sih? Kalo baca dari komentar teman di atas, ternyata memang kehidupan jadi ibu itu challenging dan stress taking...halah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak sendiri kok mba...
      Sebagian besar ibu merasakannya. Termasuk sayah...
      Kerjasama ma pak suami dan sedikit me time, lumayan bantu sebelum kita terjun ke zona "itu" lagi

      Hapus
  6. Jaman sekarang kita memang harus pintar-pintar mencari hal yang buat kita bahagia. Mendekatkan diri ke agama salah satunya, ujungnya jadi belajar konsep syukur, sabar dan ikhlas. Makasi remindernya Mak..

    BalasHapus
  7. Suka ama topik artikel ini,, bener banget yaa, kesehatan mental itu harus dijaga
    jangan sampai jadi ada mental disorder. Daripada jadi penonton konten orang terus, kenapa gak mulai produksi konten ya, kan keren.

    BalasHapus
  8. Anteng banget baca artikrlnya dihayati perkalimat, makasi banyak emak artikelnya luar biasa, jangan sampai kita stress, depresi apalagi sampai ODGJ gara² tidak tau cara menanganinya... baru stress aja udah gaenak makan,, tidur, aktivitas dll ya kan... mungkin tips lainnya jika kita trauma, kita menghindari org penyebab kita stress dulu

    BalasHapus
  9. Satu lagi yg bisa dilakukan utk meredam stress dan melakukan penyembuhan mental, dengan self love salah satunya afirmasi diri.

    BalasHapus
  10. Aku sendiri duluuu banget masih bertanya2, apa hubungannya yaa olahraga dengan kesehatan mental. ternyata emang ngefek bangettt mbaa aku udah buktiin, stress jadi sedikit hilang gituu hihi

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️