Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perih-al Hutang

radiomutiaraquran.com



Ramadhan segera berakhir, tetiba si adik bertanya pendapat kami soal piutang orang lain kepada Almarhum Ayah kami.

Tentu kami bingung menjawab, orang yang sudah meninggal lebih dari 3 tahun lalu (ayah kami) tak pernah melibatkan anak-anak urusan hutang orang lain padanya.

Biasanya pun, sudah jelas perjanjian dan tulisan antara ia dan orang yang berhutang tersebut. Karena memang,  hutang harus dicatat,  kalau perlu memakai saksi.

Bila melihat oknum tersebut, rasa-rasanya sejak ayah kami masih ada pun, beliau enggan menyelesaikan urusan tersebut.
Makanya,  ketika ayah pun sudah tiada, kami tidak pernah mengungkitnya.

Urusan hutang, banyak yang menganggap ini adalah perkara sepele.  Padahal, seorang syuhada pun akan tetap terkatung hingga hutang nya dilunasi.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :
نَفْسُ الْـمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّىٰ يُقْضَى عَنْهُ
Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai hutang dilunasi.
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam Musnad-nya (II/440, 475, 508); Imam at-Tirmidzi dalam Sunan-nya (no. 1078-1079); Imam ad-Darimi dalam Sunan-nya (II/262); Imam Ibnu Mâjah dalam Sunan-nya (no. 2413); Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 2147).

Jangankan nanti saat Hisab di akhirat, saya selalu membayangkan betapa ngerinya alam kubur. 

kadang, saya selalu mengingatkan suami tentang hutang saya bila saya kenapa-kenapa. Meskipun hutang itu terhadap Saudara sekandung!

Pernah suatu saat, saya mendengar orang yang berucap syukur ketika tetangganya meninggal.
Katanya,  syukur..saya ada hutang sama dia. Berarti tidak ditagih lagi. 

Lah, orang yang meninggal tersebut kan masih punya ahli waris.  Masih ada keluarga yang berhak menerima Apa-apa yang diwariskan,  termasuk piutang.

Dan orang yang berucap syukur tersebut lupa, bahwa di akhirat nanti tidak ada lagi uang yang laku untuk membayar hutang. 

Perih sekali,  perih-al hutang ini bila sudah sampai hari perhitungan. 
Ia nya akan dibayar dengan amalan kita.

Capek kita beramal dan beribadah di dunia,
belum tentu amalan tersebut bisa dan cukup untuk menyelamatkan kita, tau-tau harus kita bagi kepada orang yang pernah kita pinjam uangnya tapi tidak kita kembalikan.


Apabila amalan baik kita telah habis untuk membayar hutang di dunia dahulu,  kita harus rela menerima dosa-dosa orang lain untuk kita tanggung.

Tentu sangat perih.
Maka, sebelum Ramadhan berakhir,
bila kita telah mampu, lunasi hutang kita..

Jangan sampai kita berharap kembali Fitri,  namun membawa niat tak mau melunasi.

Semoga kita dijauhkan dari hutang.
Jangankan kita yang orang biasa, bahkan Nabi Muhammad SAW,  selalu berdoa agar dijauhkan dari hutang.

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallamberdo’a dalam shalatnya:
اَللّٰهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْـمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْـمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْـمَمَـاتِ ، اَللّٰهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْـمَأْثَمِ وَالْـمَغْرَمِ
Ya Allâh sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, aku berlindung kepadamu dari fitnah al-Masih ad-Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allâh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang
Ada seorang yang bertanya kepada beliau, “Mengapa engkau sering kali berlindung kepada Allâh dari utang?” Beliau menjawab :
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
Sesungguhnya, apabila seseorang terlilit utang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan pungkiri.
blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

4 komentar untuk "Perih-al Hutang "

  1. Kadang gitu kak, anaknya ngusahain biar ga nghutang eh ortunya ngutang. Pdhl nnti anaknya jg yg harus bayarnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah memang ortu kami anti hutang sa..

      Cuma seringnya dihutangin. Hihihu

      Hapus
  2. utang piutang ini bukan urusan yg sepele dalam islam ya kak. Emang bener2 harus dituntaskan urusannya. Banyak disekitar kita punya piutang, tp bukannya dilunasin dulu malah beli2 barang lain, berarti dia sebenarnya mampu bayar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. kadang yang nagih malah jadi segan.

      Hahahah, dunia terbalik

      Hapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️