Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bijak dalam Konsumsi Obat, Kenali Dagusibu

Bijak dalam Konsumsi Obat, Kenali Dagusibu


Pekan ini sepertinya sebagai pekan hari terbanyak ke Puskesmas. Mulai masuk bulan berakhiran ber seperti September,  Oktober hingga Desember nanti menjadi bulan-bulan dengan curah hujan terbanyak.

Sebenarnya enak sih, Medan jadi lebih adem. Tapi anak-anak rentan kena bibit penyakit seperti tipes, demam berdarah dan lain sebagainya.  Mulai tampak absensi di grup kelas anak-anak, beberapa anak  izin sakit.

Belum lagi kalo ke puskesmas atau ke poli dokter anak, antrian pasien anak lebih panjang. Sebenarnya anak-anak di rumah juga sudah pada bergantian demam. Alhamdulillah palingan 1 sampe 2 hari. 

Tapi Sabtu kemarin, si nomer 4 demam panas turun dengan beberapa keluhan seperti batuk, tenggorokan sakit, panas dalam dan juga pusing.

Hanya saja, karena si anak masih lancar makan apa saja jadi Emak belum membawa berobat. Tapi begitu sudah 3 hari akhirnya ke Puskemas juga lah kami. Sehari sebelumnya Emak membawa si bungsu ke Puskesmas juga.

Bukan sakit karena virus atau bakteri. Tapi jadwal ganti perban karena Sabtu malam ia jatuh dan pelipisnya dijahit 5 jahitan.

Kebetulan pagi itu Puskesmas ramai sekali. Padahal masih belum jam 8 pagi. Sambil menunggu jam 8 layanan dibuka, maka ada penyuluhan singkat tentang bijak penggunaan obat: Dagusibu. 

Sebelum-sebelumnya sih Emak sudah pernah membaca tentang Dagusibu. Namun kali ini mendengar langsung penuturan dari dokter di Puskesmas. 

Apa Itu Dagusibu 

Dagusibu ini adalah akronim dari beberapa kata yang berhubungan dengan konsumsi obat yakni: Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang.

1. Dapatkan 

Dapatkan obat dengan benar. Jangan sembarang konsumsi obat yang didapatkan dari sumber yang tidak jelas. 

Yang perlu diperhatikan:

  • Obat dapat diperoleh di apoteker, supermarket, dan toko obat berizin. 
  • Untuk obat dengan resep hanya dapat diperoleh di apotek.
  • Pastikan Apotek yang didatangi terpercaya dan memiliki izin.
  • Ada petugas yang dapat menjamin obat yang dibeli.
  • Periksa nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, pembuat obat, apakah sudah tercantum dengan jelas.
  • Teliti dan lihat tanggal kadaluarsa.
Ada 2 golongan  obat, yakni:
1. Obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. 
Ada 2 jenis:
  • Obat bebas, cirinya: ada lingkaran berwarna hijau dan dapat diperoleh di semua toko obat ber izin, apotek dan supermarket. 
  • Obat bebas terbatas, cirinya: ada lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam disertai dengan peringatan terkait obat yang digunakan dan dapat diperoleh semua toko obat berizin supermarket dan apotek.

2. Obat yang dapat diperoleh dengan resep Dokter, cirinya:
  • Pertanda lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam atau dengan huruf k di tengah yang menyentuh garis tepi..
  • Obat ini hanya boleh dijual di Apotek.

2. Gunakan

Gunakan obat dengan benar. Tata cara penggunaan obat juga harus sesuai.
Yang perlu diperhatikan: 
  • Gunakanlah obat sesuai dengan petunjuk cara pakai yang telah ditentukan misalnya: ,3x1 artinya obat diminum 3 kali sehari berjumlah 1 tablet/pil/kapsul.
  • Gunakan pada waktu yang tepat. Bila 3 kali sehari maka setiap 8 jam. Bukan pagi, siang dan malam tanpa jam yang tepat. Setiap harinya wajib diminum pada jam yang sama.
  • Apabila mengkonsumsi beberapa jenis obat perhatikan penggunaannya Apakah diminum pada waktu yang sama atau berbeda. Periksakan juga apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan.

3. Simpan 

Simpan obat dengan benar. Terkadang beda jenis obat beda pula tata cara penyimpanannya. Biasanya akan dijelaskan oleh apoteker saat memberikan obat pada konsumen.

Yang perlu diperhatikan: 
  • Simpan obat di tempat sejuk kering dan terhindar dari sinar matahari langsung. Untuk obat racikan atau etiket biasanya disimpan di dalam kulkas (pintu lemari es).
  • Obat dalam bentuk cair/suspensi jangan disimpan dalam lemari pendingin. 
  • Simpan dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat.
  • Jangan mencampur tablet dan kapsul dalam satu wadah.
  • Obat minum dan obat luar harus disimpan terpisah.
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

4. Buang

Buang obat dengan benar. Obat yang telah rusak atau tidak digunakan lagi tidak akan bermanfaat bahkan dapat menjadi racun bagi tubuh. 
Buang obat dengan benar juga menghindari obat dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. 

Ciri-ciri obat rusak:
  • Sudah lewat tanggal kadaluarsa.
  • Telah berubah warna, bau dan rasa.

Cara membuang obat yang benar:

  • Keluarkan obat dari wadah aslinya.  Jangan buang obat masih dalam kemasan tertutup rapat. 
  • Hancurkan obat terlebih dahulu. Bila berbentuk serbuk atau lelah digerus maka cairkan.
  • Masukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat..
  • Buang wadah tersebut ke tempat sampah.

Penutup

Bijak dalam mengkonsumi obat dapat menghindarkan kita dari keracunan obat. Selain itu, tepat guna dalam konsumsi obat juga memberi peluang lebih besar pafa kita untuk sembuh.


blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

7 komentar untuk "Bijak dalam Konsumsi Obat, Kenali Dagusibu"

  1. Ada satu lagi info. Tentang masa kadaluwarsa obat.
    Kalo obat masih tersegel, tanggal kadaluwarsa mengikut ke tanggalnyang tertera di kemasan obat. Tapi jika obat sudah dibuka, masa pemakaian sebaiknya hanya satu bulan saja.
    Begitu infonya..

    BalasHapus
  2. Iri saat baca Medan adem cuacanya...Jakarta panas luar biasa. Ya panas cuaca ya panas hatinya...terbukti masih ada yang turun ke jalan tiap hari
    Btw, terima kasih reminder-nya soal dagusibu, terlihat sepele, tapi teliti pada obat yang kita konsumsi itu penting sekali

    BalasHapus
  3. Baca ini aku jadi keinget antrian puskesmas dekat rumah, mbak, kalau musim hujan emang panjang banget. Anak-anak gampang banget tumbang. Btw, aku baru ngeh loh kalau Dagusibu itu kepanjangannya Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang. Ternyata penting banget ya, biar gak asal minum atau nyimpen obat. Kadang suka disepelein, padahal bisa bahaya banget kalau salah.

    BalasHapus
  4. Dagusibu ini perlu disebarluaskan ya, dapatkan, gunakan, simpan, buang. Membuangnya pun ada caranya ya, jangan buang dalam kondisi tertutup mengingat isinya adalah bahan-bahan kimia, yg bisa saja meledak atau jadi B3 ketika tidak dibuang dengan benar. Tfs, Mak Ali.

    BalasHapus
  5. Jadi teringat deh masa-masa ke Puskesmas dulu. Dulu kayaknya saya malah langganan ke puskesmas. Sekarang alhamdulillah enggak. Semoga kita sehat selalulah ya. Itu mah yang paling penting dalam hidup ini. Apalagi dengan obat-obatan. Rasanya enggak asing gitu. Sampai-sampai saya mah selalu ada persediaan. Soalnya udah pernah buat nunda rasa sakit gitu buat nggak minum obat dulu. Eh, malah semakin lama sembuhnya. Kira-kira beberapa jam nggak kunjung membaik, auto minum obat deh.

    BalasHapus
  6. di tempat saya juga sedang musim kena flu dan batuk
    saya termasuk yang terserang juga
    semoga ikhtiar berobat membawa hasil dan yang sakit lekas sembuh ya

    BalasHapus
  7. Nah baru denger istilah DAGUSIBU.pelayanan kesehatan di puskesmas ini juga sangat bagus kok ya. Di Surabaya,. puskesmas justru jadi faskes 1 untuk BPJS kesehatan. Puskesmas di Indonesia sudah transformasi ke arah yang lebih baik

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️