Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pasar Kamu

 

Pasar Kamu

"Bun.. Cheryl sakit.. Jadi kami pulangkan ya.." ucap Bundri panggilan singkat Bunda Indri yakni pelatih dongengnya.

Kak Cheryl rencananya mengikuti rangkaian acara "Temu Budaya dan Literasi" di Sanggar Lingkaran yang bertempat di Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang. Acaranya sendiri dihelat sejak Jumat hingga Ahad yakni 8-10 September 2023.

Tempat acaranya berlangsung di Desa Denai Lama. Desa Denai Lama adalah Desa Wisata yang memiliki beragam tujuan wisata khas desa. Seperti Paluh Naga yang viral beberapa tahun belakang hingga Pasar Kamu yang dihelat tiap Ahad.

Jumat malam dengan wajah sedih sampailah si sulung di rumah diantar orang tua temen satu sanggar dongeng yang kebetulan satu komplek dengan kami. Menuju istirahat dia merengek "Besok pagi kalo kakak sudah enakan kita balik lagi ke sana ya ma.." pintanya.

Emak mengiyakan karena si sulung merasa kecewa malam itu tidak jadi menginap di Sanggar Lingkaran dengan teman-teman mendongengnya dari Sanggar Cerita Baik Foundation.

Paginya dengan full semangat ia mengajak kami mengantarnya kembali. Sebenarnya dari tempat kami tinggal jarak ke Desa Denai Lama sekitar 30Km. Ditempuh dari jalan belakang paling lamaaaa banget cuma 1 jam.

Naik motor kami pun berangkat berboncengan dengan si bungsu. Ya Sabtu pagi anak nomer 2,3,4 masih di sekolah kami langsung berangkat. Rute jalan belakang ke arah pakam melewati daerah Bakaran Batu memang sering kami pilih. Jalannya relatif menyenangkan dengan view sawah.

Mendekati Desa Denai Lama, Emak membaca grup bahwa anak-anak berkegiatan di Pasar Kamu. Tidak jauh dari Sanggar Lingkaran.

Singgah sebentar ke Sanggar Lingkaran untuk izin kepada Bundri serta menyerahkan perlengkapan menginap kak Cheryl, kami pun beranjak ke Pasar Kamu. Masih sepi donk.. Karena Pasar Kamu buka hanya di hari Ahad.

Pasar Kamu

Tadinya bertanya-tanya donk.. Kenapa Pasar Kamu? Namanya cukup unik, ternyata Pasar Kamu adalah Kependekan dari PekAn SARapan Karya Anak MUda. Wah, pantas saja kreatif banget. Mengingat banyak anak muda yang peduli dengan Desa Denai Lama hingga menjadi desa wisata.

Isi Pasar Kamu

Sesuai dengan namanya yakni pekan sarapan, Pasar Kamu banyak berisi makanan sarapan dan juga jajanan jadul. Eeeh gak cuma itu, juga ada berbagai atraksi dan musik budaya yang cenderung Nuansa Melayu. 

Tiap pekan isi pertunjukan budayanya beda-beda. Kita bisa lihat di IG Pasar Kamu ya di @pasarkamu_ dan seluruh kegiatan yang ada di sana.

Uniknya lagi, di Pasar Kamu gak berlaku rupiah. Setiap uang kita harus ditukar dengan tempu. Nah tempu ini berbentuk seperti koin dari tempurung berdiameter sekitar 4cm.

Satu tempu berapa? 2 ribu rupiah. Menariknya lagi, tempu bisa ditukar tidak hanya uang tunai. Bisa pake QRIS. Cukup memudahkan buat manusia kayak Emak yang suka belanja nontunai.

Karena Desa Denai Lama adalah desa wisata sepertinya warga juga terbiasa dengan keramaian pendatang yang hadir setiap ada acara seperti di Pasar Kamu tiap Ahad.

Mobil, angkot bahkan beberapa bus kecil biasa ditemui di sekitaran rumah warga yang parkir. Artinya warga memang siap menerima orang luar yang berkunjung ke desa mereka. Keren.



Sejarah Pasar Kamu

Memang awalnya Pasar Kamu ini didirikan  atas ide H. dedy Sofyan dan kawan-kawan selaku warga setempat di Denai Lama yang resah akan kampung mereka dikenal sebagai kampung yang negatif.

Banyak anak tak tamat sekolah dan hanya menjadi buruh tani atau buruh ternak. Jadi beliau mengusahakan ide ini tak hanya wacana agar bisa memperbaiki ekonomi warga sekaligus menjaga kuliner tradisional yang hampir terlupakan.

Makanya itu, tak banyak syarat agar warga mau berjalan dan berpartisipasi dalam keberlangsungan Pasar Kamu. Alhamdulillah sudah 3 tahun berjalan dan tak pernah sepi.

Tips Ke Pasar Kamu

Karena antusias banyak orang yang berkunjung ke Pasar Kamu, ada beberapa tips biar tak lama mengantri.

1. Datang lebih awal

Setelah subuh  buruan berangkat dari Medan atau sekitarnya karena pukul 6 pagi saja, Pasar Kamu sudah ramai.

2. Baca Maps

Jangan lupa baca Maps Pasar Kamu yang terletak di depan agar tau di mana posisi membeli tempu. Btw jangan takut kelebihan tempu atau sisa. Bisa ditukar kembali kok dengan uang tunai.

3. Pegang erat Anak

Karena ramenya pengunjung jangan lepaskan balita di keramaian ya. Takutnya hilang dan repot ditemukan meskipun Pasar Kamu tidak seluas mall.

4. Pantau IG @pasarkamu_

Untuk melihat pameran budaya apa yang akan dihelat di hari Ahad yang akan kamu kunjungi, jangan lupa pantau IG Pasar Kamu ya agar tau bocoran.


Nah, untuk teman Emak di Medan atau sekitar Sumut ada yang sudah pernah ke Pasar Kamu belum? Apa yang kamu suka di sana? Yang di Pulau Jawa, punya tempat sejenis gak mak? Cerita yuk di kolom komen..






blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

7 komentar untuk "Pasar Kamu "

  1. Belum pernah ke pasar kami.
    Pengen de..
    Apalagi banyak yang jualan sarapan langka.
    Tapi kok pagi sekali ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agak jauh juga dari rumah kami si pasar kamu ini.
      Tapi mau juga ajak anak-anak ke sini la
      Kapan ya

      Hapus
  2. Haha, ikut kecele sewaktu baca judulnya dulu. Apa ada pasar Kamu? Ternyata singkatan ya kamu itu ...
    Senang bisa berbelanja sekaligus cuci mata. Tapi hati hatilah rawan pencopet gak ya ...

    BalasHapus
  3. Kirain pasar kamu itu pasarnya kamu bukan pasar aku ternyata KAMU kependekan dari PekAn SARapan Karya Anak MUda. Keren idenya! Alhamdulillah sudah 3 tahun berjalan dan ramai..semoga makin sukses dan bisa diadopsi idenya oleh desa lainnya

    BalasHapus
  4. Unik banget sih, transaksi di sana dilakukan dengan Tempu dan ternyata terbuat dari tempurung. Jadi menambah pengalaman seru juga dong ya selama berkeliling di Pasar Kamu.

    BalasHapus
  5. Unik banget alat tukar di sini pakai tempu :) pasti beli-beli di sana jadi punya nuansa istimewa. Saya belum pernah ke sana, Mak. Mau pantau IG-nya dulu buat kepo-kepo ;)

    BalasHapus
  6. Dari dulu pengen banget datang ke pasar versi begini. Pernah ada keknya sekali atau dua kali di kecamatan sebelah. Konsepnya sama, uang juga ditukar, tapi entah mengapa ngga ada lagi kabarnya. Mungkin kurang kuat promosi medsosnya. Atau karena masyarakat sekitar yang sudah biasa hidup tradisional (orang desa) jadi ngga tertarik ya? Maybe pangsa pasarnya emang harus orang-orang kota yang rindu suasana belanja tempo doeloe

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️