Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ayah dan Memori Tentang Hutan di Kala Itu



"Beruntung sekali kalian sekarang, pulang sekolah sudah ada makanan terhidang.. Dulu aku pulang sekolah, masuk hutan dulu, cari sagu diparut lalu masak untuk makan siang.."

Begitulah kata-kata yang pernah kuingat saat kecil dulu sekitar tahun 90an. Kami yang pulang sekolah kadang masih mengeluh dengan lauk yang terhidang di atas meja. Lalu Bapak berkata seperti dialog di atas untuk membuat kami lebih menghargai rezeki.

Berbicara tentang hutan, Bapak adalah orang yang dekat dengan alam. Bahkan kami sekeluarga pernah dibawanya merasakan pengalaman berkemah di dalam hutan di kaki Gunung Leuser. Selain itu Bapak memang sering pergi sendiri ke Hutan semacam bertafakur dengan alam.

Sagu, kata yang paling aku ingat. Kenapa sagu? Kenapa tidak makan nasi? 

Nasi Bukan Makanan Pokok Indonesia

Apa? Ternyata nasi bukan makanan pokok Bangsa Indonesia. Menurut Prof Nadirman Haska (Peneliti Sagu Indonesia) sagu adalah makanan pokok Nusantara jauh sebelum beras atau nasi masuk ke tanah air.

Buktinya? Dari relief yang terdapat di Candi Borobudur tentang palma kehidupan yaitu ada kelapa, lontar, aren dan sagu.

Secara Antropologi pun, Masyarakat Jawa menyebut nasi dengan sebutan Sego. Sementara Masyarakat Sunda menyebut beras dengan sangu. Dan keduanya, dari bahasa asli Sagu. Menurut Beliau, kita memang makan sagu sebelum beras/nasi sekarang ini menjadi makanan pokok di Indonesia.

Cadangan Sagu di Indonesia

Fakta sejarah di atas, didukung pula oleh ketersediaan Sagu yang melimpah di Indonesia. Indonesia punya 1,4 juta hektar lahan sagu yang tersebar di hutan Sumatera, Kalimantan, hingga ke Papua. Papua sendiri memiliki 1.2 juta ha. Luas bukan?

Kabar baiknya, sagu yang ada di Indonesia ini 95 % adalah sagu yang tumbuh secara alami. Bukankah ini adalah potensi yang besar untuk menggantikan kembali beras/nasi menjadi makanan pokok karena harganya pun semakin mahal?

Sayangnya, dari cadangan sagu yang ada baru 5% saja dijadikan bahan makanan yang dimanfaatkan oleh orang Indonesia. Biasanya sagu diolah menjadi makanan lezat Nusantara seperti Papeda, Siomay Bandung dan juga makanan favorit saya yakni Pempek Palembang.

Pempek Palembang

Saat saya kecil, Pempek belum dikenal sekali seperti sekarang ini di Medan yang gerai penjual Pempek bisa dengan mudah dijumpai. Pempek Palembang tidak sengaja diicip saat keluarga kami diberi makanan oleh tetangga yang asli Sumatera Selatan. Saat lidah bersentuhan dengan Pempek yang mayoritas terasa gurih ikan, kami sekeluarga langsung jatuh cinta pada panganan ini. Apalagi ketika kuah cuko berpadu dengan daging Pempek.

Pempek memang terbuat dari Sagu. Makanya ketika memakannya, bapak pun bernostalgia dengan makanan masa kecilnya yang sebagian besar adalah sagu. Bukan beras seperti sekarang.

Jangan anggap sepele makanan tradisional yang satu ini. Pempek mengandung karbohidrat dari Sagu sebagai pemenuhan kebutuhan energi harian. Selain itu karbohidrat juga berperan dalam mengatur peristaltik usus dan mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.

Gizi dalam pempek bukan itu saja, namun karena mengandung ikan, tentu pempek mengandung nutrisi yang tinggi dari banyaknya manfaat ikan. Selain protein, mengandung  asam amino yang tinggi yang mendukung kecerdasan anak bangsa.

Maka tak berlebihan bila menyebut Pempek sebagai kuliner tinggi nutrisi.


Hutan Adalah Solusi

Tahukah, sepanjang 2018 Indonesia melakukan impor beras sebesar 2,25 Juta Ton. Ini setara dengan nilai 1.03 Milyar US Dollar. Tahun 2018 lalu adalah impor terbesar dibanding tahun sebelumnya.
databoks.co.id

Masyarakat sudah semakin tergantung pada makanan pokok berupa nasi. Maka angka impor semakin tinggi, selain impor beras ada bahaya kesehatan yang membayangi masyarakat dari ketergantungan akan nasi.

Nasi yang dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan kegemukan. Hal ini bisa merembet pada kasus obesitas di Indonesia. Kasus obesitas di Indonesia selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya.
hellosehat.com

Lalu, bagaimana agar hutan menjadi solusi atas masalah harga pangan yang tinggi (beras), kasus obesitas dan juga angka impor beras yang tinggi?

Kembalilah Pada Diversifikasi Pangan

Diversifikasi  pangan memiliki banyak sekali manfaat. Di antaranya:
1. Masyarakat didorong agar tidak fokus terhadap satu jenis pangan pokok saja, sehingga kita tidak perlu impor karena dapat menuju swasembada pangan rakyat .

2. Dapat memenuhi kebutuhan gizi pangan yang beragam dan seimbang.

3. Lebih jauh, dapat menuju kedaulatan pangan.

Salah satu bahan makanan yang dapat menjadi alternatif pangan selain beras ya tentu saja sagu. Karena sejak awal makanan pokok bangsa Indonesia adalah sagu. Selain itu, hutan kita memiliki banyak sekali potensi sagu yang tumbuh secara alami. Sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan dengan baik. Hutan adalah sumber pangan.Hutan adalah sumber pangan

Memang, tidak mudah kembali memanfaatkan hutan secara bijak. Karena berdasarkan data yang dimiliki WALHI sampai tahun 2014 kawasan hutan yang dijadikan Hutan Tanaman Industri (HTI) mencapai 57 juta hektar dari total 132 juta hektar. Dengan demikian, dapat dilihat hutan di Indonesia telah banyak yang menjadi milik pebisnis.

Ini adalah PR yang besar. Bukan tidak mungkin, tapi kita harus bersungguh-sungguh untuk mewujudkan hutan sebagia solusi.

Ah.. Bapak.. mengenangmu sungguh membawa memori diri ini kembali ke hutan seperti dulu engkau pernah membawaku..
Kalau kamu? Memori apa yang kami punya tentang hutan?




#PulihkanIndonesia #RimbaTerakhir #WALHIXBPN #HutanSumberPangan #BlogCompetitionSeries 



Disclaimer:
Tulisan ini diikutkan dalam lomba menulis dari Blogger Perempuan Network dan juga WALHI.

Sumber referensi:

https://m.detik.com/finance/industri/d-3108281/bukan-beras-ini-makanan-asli-ri-sejak-zaman-kerajaan

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Aktivitas/Jelajah-Gizi/Pempek-Kuliner-Kaya-Gizi

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4386820/ri-impor-beras-225-juta-ton-sepanjang-2018-ini-rinciannya

https://www.halodoc.com/5-bahaya-nasi-kalau-dimakan-berlebihan

https://hellosehat.com/infografik/fakta-seputar-obesitas-di-indonesia/

https://gc.ukm.ugm.ac.id/2017/08/pentingnya-diversifikasi-pangan-untuk-mendukung-kedaulatan-pangan-indonesia/

https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/03/22/p5z7ya335-walhi-hutan-di-indonesia-telah-lama-digerus-industri
blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

149 komentar untuk "Ayah dan Memori Tentang Hutan di Kala Itu"

  1. Wah aku baru tahu lho mba, ternyata dulu bukan nasi ya makanan pokok indonesia itu tapi sagu ya. Aku jadi pengen makan sagu soalnya udah lama banget nggak makan sagu. Ngomong-ngomong tulisannya lengkap mba dan me gedukasi. Sukses ya 🙂

    BalasHapus
  2. Aku baru tau setelah baca tulisan ini kalo nasi bukanlah makanan pokok indonesia.
    Anyway soal hutan, aku pernah jaman ikut pramuka dulu brg2 kyk kemah. Tpi ga tahan lama krn semua peserya takut gelap.

    BalasHapus
  3. Ini informasi baru bagi saya. Baru tahu bahwa sagu adalah makanan pokok utama orang indonesia dahulu. Baru berasa datangnya kemudian. Tapi sekarang kalau gak makan nasi, kayak gak terasa kenyangnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi orang bilang itu perut orang Indonesia ya bang

      Hapus
  4. Anak pesisir juga kah mba? Sama kita. Saya sampai sekarang pun masih harus menembus hutan mangrove jika ingin berkunjung ke kampung ibu saya. Meski sebagian besar lahannya sudah ditanami sawit, tapi hutan mangrovenya masih sangat luas. Semoga tetap lestari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya asli Medan kak Mutia. Ayah saya dulu orang pesisir tanjung balai

      Hapus
    2. Wah, orang pesisir juga namanya itu kalo dari Tanjung Balai. Saya orang Pasaman Barat, kabupaten perbatasan antara Sumbar-Sumut. Mungkin mba tahu nama daerah Natal, nah kampung ibu saya itu 4-5 jam dari Natal. Semoga mangrove-mangrove di Sumatera tetap lestari ya mba.

      Hapus
    3. Iya Mba, Aamiin..

      Saya kira kak Mutia orang Aceh loh..

      Hapus
  5. Jadi bayangin pempek saya

    Saya baru tahu kalau awalnya masyarakat Indonesia makan sagu dan bukan beras.
    Memang kepedulian untuk mengembalikan fungsi hutan meski disosialisasikan. Mengingat hutan adalah sumber pangan

    BalasHapus
  6. Ternyata oh ternyata, sebenarnya sagu itu makanan pokok ya. Jadi gimana ceritanya kak kok jadi berpindah ke beras ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi orang India membawa beras ke Indonesia melalui perdagangan kak..

      Hapus
  7. Saat di Makassar, tetangga saya ada orang Palopo, Mbak Icha. nah, setiap pulkam, oleh-olehnya salah satunya sagu. Dan inilah saat yang kami tunggu-tunggu, acara Kapurung atau Papeda hahaha.
    Di rumah juga suka buat ongol-ongol. Dan baca tulisan Mbak Icha, jadi pengin kapurung. Di sini tidak ada sagu asli, Mbak hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita taunya beli tepung sagu di Minimart ya mas Bambang

      Hapus
    2. Nah komentar Mas Bambang ini mirip seperti yang saya bilang kapan hari itu ya ... dan kapurung itu memang ngangenin hehe.

      Hapus
  8. Yup bener wong palembang sudah mengunakan sagu sejak zaman sriwijaya bahkan secara khusus sagu dan aren disebut dalam prasasti peresmian Taman Hutan Raya Sriwijaya Ksetra

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pempek itu selalu cocok di perut dan lidahku kak Dona.. gak peduli pagi siang sore malam.. hihi

      Hapus
  9. Wah, iya bener juga ya mbak, di jawa menyebutnya sego, tapi di daerah situbondo (bahasa madura) nyebutnya "nasek" sih, lebih ke adaptasi dari Indo, but apapun itu, saya belum pernah nyoba sekalipun sagu, hahahhaa next semoga keturutan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Faisol pernah gak makan ongol-ongol dari sagu?
      Atau pempek

      Hapus
    2. saya juga belum pernah makan sagu.
      kecuali makanan yang mengandung tepung sagu, kek mpekmpek itu.

      tulisan mba icha bagus sekali, semoga menang ya...

      Hapus
    3. Aamiin, kak Vivi juga kak..

      Semoga kita blogsum kumpul di Bogor ya, Aamiin

      Hapus
  10. Orang Jepang, Korea dan China, selain aneka mie, yang aslinya pemakan nasi kali ya? Hmm,, mulai melirik sagu nih buat bahan cemilah rumahan. Ikut mendukung ah, hutan sebagai sumber pangan kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jepang saat perang di indo kak, masuk ke hutan dan kehabisan bahan pangan. Mereka akhirnya makan sagu dan bertahan hingga 3 tahun sampe mereka pulang ke jepang

      Hapus
    2. Oo dari masa pendudukan Jepang yaa... Menu makanan orang² negeri sakura itu pun banyak yg dari sagu. Kl kita bikin kembang loyanglah, hunting sagu hehe

      Hapus
    3. Wah malah Icha baru tau kembang loyang dari sagu. Lebih enak ya dari pada tepung beras kak?

      Hapus
  11. Hutan menyajikan sumber daya alam yg luar biasa ya Mbaaa.harus kita jdikan bahan syukur senantiasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Nurul..
      Meskipun ini pr yang berat bukan tidak mungkin asal kita sungguh-sungguh ya Mba

      Hapus
  12. Belum lama ini suami saya pun bilang begitu, Mbak: bahwa makanan pokok orang Indonesia dulunya adalah sagu. Dan saya bengong dong membayangkannya.

    Nah sekarang ketemu tulisan ini lagi ... Fix, memang demikian ya. Dan sekarang kita tak terbiasa memakan sagu sebagai makanan pokok.

    Eh, kalau di Sulawesi Selatan, di daerah Bugis masih ada sih yang makanan pokoknya sagu. Nama makanannya kapurung. Sagunya dicemplungin bulat-bulat (sagu yang sudah dimasak), bersama dengan sayur-mayur, ikan, dan rempah-rempah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kayak bubur gitu ya Mba?
      Enak banget pasti udah dicampur semua..

      Hapus
  13. Sagu ini bagus lho tapi sayangnya di negara kita tdk dibiasakan, karena nasi masih dianggap makanan utama. Sedih ya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sagu juga bagus buat pencernaan ya Mba

      Hapus
    2. Ku suka sekali dengan hutan, tapi jangan yang rimba belantaranya, ya. Hihi.

      Hutan adalah sumber kehidupan, di mana makanan untuk nutrisi dan oksigen tersedia. Sayangnya, yaitu, tangan-tangan tamak menjamah dan menjarahnya.

      Semoga dg banyaknya seruan untuk kembali ke alam dan menjaga hutan sumber kehidupan ini kembali sehat dan berdaya, ya, kak.

      Btw, baru tahu loh kalo pempek yang sebenarnya itu pake tepung sagu.

      Thanks for share, Mbaaa. ������

      Hapus
    3. Makasih kembali mba Alaika, udah mampir ke sini ♥️

      Hapus
  14. ooh aku baru tau kalau pempek itu terbuat dari sagu, kupikir dari tepung apa gitu dah, hehe

    wuah iya ya, orang2 dulu harus berlelah-lelah supaya makanan terhidang di atas meja.
    sekarang apa-apa serba tersedia, tinggal beli, harganya pun cukup terjangkau. yang instan seperti mie pun selalu ready setiap saat

    BalasHapus
  15. Di Jepara ada makanan jadul banget bernama horog-horog. Bahannya dari sagu yang diolah sedemikian rupa (4x pengukusan!) sehingga menjadi makanan pengganti nasi yang cocok dimakan dengan sate, bakso, tahu campur, bahkan kolak dan rujak. Ke Jepara tak makan horog-horog pecel atau horog-horog bakso tida akan komplit deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Noted banget Mba!
      Saya akan berburu kuliner Jepara berupa horog-horog

      Hapus
    2. Wah, jangan lupa colek saya ya Mbak. InsyaAllah saya temani dan antar kulineran di sini.

      Hapus
  16. Dulu-sekarang jauh berbeda ya, apa-apa serba ada dan dimudahkan. Beda dengan zaman sekolah dulu dan ketika masih kecil.
    Kala itu berjalan kaki tuk berangkat sekolah bersama adik pulangnya baru dijemput Alm. Bapak kala itu.
    Ehh tapi ngomongin soal pempek, adik ibuku jago banget loh buatnya isiannya hanya parutan pepaya muda ditumis campur kuah cuka ebbi. maknyusss tenan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. sampe ngiler saya ngebayangin ya.

      Anak-anakku sekarang pun mba, sekolah depan komplek aja minta dianter..
      Kalo pulang baru sendiri..

      Hapus
  17. Wah aku pun suka empek empek kak haha, sagu dalam bentuk makanan sering makan, tp kl sagu aja gitu blm pernah, dah biasa nasik huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang Sani. Padahal banyak juga loh resep sagu yang bisa dibuat sebagai pengganti nasi.

      Hapus
  18. didaerah2 mulai hilang juga sagu ini, dan olahan sagu itu banyak banget keknya hampir tiap daerah ada olahan sagunya kalo diolah pempek juga masih ada campuran lain sih ya hehe kalo orang batak sagunya jadi ongol-ongol enak juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba ULI, itulah kenapa sejarah mengatakan Indonesia dulu makanan pokoknya sagu.. makanya tiap daerah sebenarnya ada olahan sagu yang khas..

      Hapus
  19. Setahuku pempek itu pake tepung tapioka emang merknya yang terkenal SAGU TANI. tapi sebenarnya berbeda tepung tapioka dengan sagu kk. YA walaupun kami nyebutnya tepung tapioka di sumsel itu dengan sebutan sagu. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapioca itu sebenarnya dari singkong.
      Kalo resep sebenar pempek pake tepung sagu. Cuma karena sifatnya mirip sama tapioca jadinya sering dipertukarkan. Hehe
      Gitu kak Dyah

      Hapus
    2. Iya kak, tapi setahuku tepung tapioka. cuma kami menyebut tepung tapioka/kanji itu tepung sagu di palembang. Soalnya ini makanan saya dari orok. Hehehe....

      Hapus
  20. pantesan aku hobi banget makan siomay & pempek hehehe. tapi memang nih karena udah terbiasa makan nasi, jadi gak berasa kenyang kalo belum makan nasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, itu yang biasa disebut orang Indonesia ya Mba..
      Kalo gak kena nasi gak kenyang

      Hapus
  21. Wah baru tahu kalau ternyata sagu itu makanan utama indonesia. Kirain hanya Indonesia bagian timur saja. Kalau jawa kirain dari dulu memang nasi..hihi...setuju mb, harusnya memang dipertahankan diversifikasi pangannya. Karena di Jogja sendiri dulu makanan pokoknya beda-beda. Misal di Gunung Kidul dulu makanan utamanya gaplek..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak alternatif makanan pokok selain beras ya kan Mba.. hanya perlu keseriusan agar kita bisa berdaulat pangan lewat hutan

      Hapus
  22. Ngomong-ngomong masalah sagu. Aku pernah liat tayangan orang Papua yang masih makan sagu sehari-harinya. Dan mereka jarang ada yang kena obesitas ya. Jadi sebenernya sagu itu aman justru buat tubuh ya. Jadi kepengen belajar olah makanan berbahan dasar sagu. Soalnya lagi pengen belajar mengubah mindset makan harus pake nasi

    BalasHapus
  23. Aku kok kayaknya gak punya kenangan ya tentang hutan. Btw ternyata makanan pokok Indonesia dulu tuh sagu yaa. Aku baru tahu.
    Dan yaa, sebenarnya kita bisa kok gak ketergantungan nasi ya. Karena sumber karbo yg lain juga banyak. BTW, ulasannya lengkap mbak. Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, supaya jangan melulu konsumsi nasi ya kan .

      Hapus
  24. Wah jadi pingin nyobain papeda dan sagu, kayanya enak deh
    Pemerintah emang ngga serius mengurus diversifikasi pangan. Karena berasinisasi berlangsung terus, tanpa ampun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal kalo serius, bisa stop impor loh Mba .

      Kayaknya kerjaan importir juga nih yang pengen untung besar makanya kita selalu impor melulu

      Hapus
  25. Kalo fungsi hutan dikembalikan jadi sumbet pangan maka nanti orang2 bs makan singkong sagu sebagai makanan pokok dong yaaa. Lumayan yg sakit diabetes jd berkursng krn ga pd makan nasi hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih sehat juga mba. Obesitas juga bisa menurun

      Hapus
  26. Menjaga hutan ini sebenarnya menjaga asupan pangan di Indonesia juga ya kak. Masalah pangan ke depannya bisa makin kritis kalah kita gak jaga sumbernya tetap ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hasilnya, kita rugi karena impor melulu mba. Yang untung ya importir nya

      Hapus
  27. Aku belum pernah makan papeda, hutan aslinya sumber pangan banget ya Mba. Aku kepengen juga main ke hutan jadinya. KEmarin lewat hutan di Banyuwangi juga.Banyak keranya di sana

    BalasHapus
  28. Aku ngalamin nasib kayak bapakmu Mbak. Kuno kan aku. Hahaha.

    Iyah pernah baca kalo nasi itu bukan makanan pokok Indonesia.semoga sukses ya Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mba Ida, sekali-kali post donk tentang olahan sagu yang biasa dikonsumsi ♥️

      Hapus
  29. Nah, saya malah baru tahu nih kalau dulunya makanan pokok orang Indonesia bukannya nasi tapi sagu. Malah saya kira sagu ini cuma makanan pokok orang Papua dan Palopo Sulsel saja karena keduanya terkenal dengan makanan khas Papeda dan Kapurung.tapi ternyata pempek Palembang dibuat dari sagu ya Mbak. Saya juga baru tahu soal ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba Siska. Terimakasih udah singgah di mari Mba ♥️

      Hapus
    2. Sama-sama mbak. Saya juga turut mengucapkan terima kasih nih karena sudah mendapatkan informasi menarik dari blogspot ini. Apalagi tentang sagu yang ternyata merupakan makanan asli Indonesia bukan cuma Papua saja.

      Hapus
  30. Eh ngomongin pempek palembang dari sagu, jadi pengen pempek mbak :) dan baru tau kalo makanan pokok sebelum beras malah sagu ya. Semoga Bapaknya mbak sehat selalu ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, bapak udah pergi 4 tahun lalu mba..

      Selalu ada rindu buat beliau..

      Hapus
  31. Saya paling suka olahan sagu, banyak banget macamnya, bisa papeda, terus jajanan yang beraneka ragam.

    Btw baca ini jadi kangen masa kecil, khususnya waktu ikut mama sekolah di Kendari, dulu sering banget kami makan papeda, dicampur air ikan nyaaammm banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kayak sup gitu ya Mba..
      Sehat banget kan makan begini..

      Hapus
  32. Punya pengalaman seru bersama ayah menyenangkan ya, ikut berkemah ke hutan sambil membuat masakan pasti sensasi nya beda banget.
    Ngomong-ngomong pergi kehutan.

    Aku juga pernah di ajak bapakku ke hutan kala itu.
    Oh ya mba,Papeda itu gimana rasanya ?
    Pernah liat sih di televisi dari cara proses awal sampai menjadi bahan makanan nya, unik banget prosesnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku gak pernah merasakan masakan tradisional itu mba. Bapakku yang pernah ngerasain makanan pokok dari sagu..
      Mungkin bapak buat sagu semacam bubur gitu, nanti dimakan pake lauk ikan di sup atau sambal

      Hapus
  33. Jadi ingat waktu tinggal di sumsel, sarapan pempek, makan siang pempek, makan malam ketemu pempek juga model. Nggak makan nasi bukan hal yang gimana-gimana toh kenyang aja perut. Saat itu sebelah rumah yang jualan pempek murmer + enak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes Mba, aku pun bukan termasuk spesies harus makan nasi . Hehe

      Hapus
  34. Kami di Sunda, ada lho masyarakat yg secara turun temurun sampai sekarang mereka tidak makan nasi dan keturunannya. Pokoknya makan selain dari bahna terbuat dari beras dan lainnya. Mereka membuktikan kalau tanpa nasi, mereka juga bisa hidup seperti kit secara biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren Mba.. sebenarnya lebih sehat, karena beras itu karbonya terlalu tinggi kalori.

      Hapus
  35. jadi teringat, sebulan yg lalu buat empek empek..

    Paman saya dulu juga pernah omongin hal ini dalam versi beda. intinya tentang makanan orang indo ga harus beras. Bisa sagu, kentang, dll.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mba bener. Kalo kita kreatif, tentu kita cukup mengandalkan hutan dan juga potensi besarnya..

      Hapus
  36. Jadi ingat dulu pas di Papua, makan bubur sagu dengan ikan tongkol kuah kuning. Itu pengalaman pertama (dan semoga bukan yang terakhir) saya mengkonsumsi sagu

    BalasHapus
  37. Dari dulu ternyata makanan pokok kita sagu ya. Baru tahu aku Mbak. Aku suka makan kapurung yang dari olahan sagu itu. Rasanya enak banget hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku jadi kepo mba, kepengen nyoba juga kapurung. Indonesia timur memang kaya rasa ya..

      Hapus
  38. Wah di tahun 90an masih ada wajib nasi kak. Jadi ingat waktu kecil mesti makan nasi. Tapi gak tau juga Indonesia bagian lain ya. Teman aku di Mentawai, justru makan Ubi doang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, yang susah orang Indonesia kalo keluar negeri musti makan nasi . Hahaha

      Hapus
  39. wah saya 10 thn tinggal di Palembang denger nama pempek jadi ngidam hehehe..betul sumber pangan dari hutan di Indonesi banyk ragamnya ternasuk sagu hutan ini. Sehingga kebetadaan hutan harus terus terjaga

    BalasHapus
  40. Makanan kita tuh memang harus diversifikasi alias beragam ya Kak Icha, hal ini klop banget sama pedoman gizi seimbang yang digaungkan Kemenkes.

    BalasHapus
  41. Iyayah beras (nasi) kandungan gulanya tinggi, lebih sehat sagu. Aku suka tuh penganan terbuat dari sagu, banyak jenisnya. Baru tahu Pempek campuran tepung sagu, kukira tepung tapioca gitu. Makasih sharingnya tentang sagu

    BalasHapus
  42. Wah ternyata sagu mengingatkan ayah dan memori hutan kala itu ya kak, ternyatabbukan padi atau beras sebagai makanan pokok ya tetapi sagu. Hutan memang sumber pangan yang tiada habisnya ya kak, maka perlu adanya pelestarian lingkungan dan jangan ada penebangan pohoj di hutan ya.

    BalasHapus
  43. Alhamdulillah dapat wawasan baru. Ternyata nasi bukan dari Indonesia yah. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Jadi pengen nyobain

    BalasHapus
  44. Ohh ternyata dulunya makanan pokok Orang Indonesia itu sagu to. Baru tauu. Penasaran apakah di kemudian hari sagu jadi trending lagi.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung nantinya pemerintah serius atau gak mau menetapkan makanan alternatif selain nasi mba.

      Hapus
  45. Ternyata sagu merupakan makanan pokok Indonesia. Sejak kapan nasi menjadi makanan pokok? Nice Artikelnya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejak pedagang Gujarat India membawa beras untuk diperdagangkan di Indonesia koh

      Hapus
  46. Lama sekali aku gak lihat makanan dengan bahan baku sagu, sekarang pun pempek aku taunya dari tepung. Tapi kalau di rumah pun kami jarang makan nasi sebenarnya, karena memang nasi bukannya makanan pokok sebanrnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Mba chichie seringnya makan apa nih selain nasi mba?

      Hapus
  47. Sagu lumayan banyak dikonsumsi deh di rumahku. Dari kue sagu, hingga pempek, bahkan papeda. Semoga ya, dengan semakin sempitnya lahan sawah, semakin banyak dari kita yang bisa diversifikasi makanan, terutama sumber karbohidrat. Gak hanya bergantung pada beras saja. Hasil hutan, banyak yang bisa dijadikan sebagai sumber karbohidrat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren Mba.. sudah menerapkan Diversifikasi makanan..

      Hapus
  48. Baru tauu lah kak, ternyata sagu ya makanan pokok orang Indonesia, makanya orang dulu gak ada yg obes ya 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain itu orang dulu kan aktif gerak ya.. gak kayak generasi rebahan jaman now, hahaha

      Hapus
  49. Tugas kita menjaga kelestarian pangan itu. bisa dengan tidak mubazirkan makanan. itu yang sering dilihat saat ada pesta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak cuma pesta mba, saat ada makan siang di hotel pun.. aku suka sedih liat orang yang ngambil makanan sebanyak-banyaknya. Padahal perutnya gak sanggup..
      Akhirnya jatuh ke pembuangan sampah..

      Hapus
  50. Saya terhenyak Mba, menemukan tulisan Mba yang mengatakan bahwa nasi sebenarnya bukanlah makanan pokok asli Indonesia, melainkan sagu. Bisa jadi juga Singkong atau Ubi dan Jagung jika di daerah Bima sana. Papa saya pernah berkisah bahwa semasa kecilnya, jagung lebih serin ia makan dengan Uta Palumara yang menjadi makanan khas Bima. Pun saya terkesan bahwa aren menjadi salah satu pangan pokok yang nampak di relief Candi Borobudur. Aren ini tersebar banyak sekali dan punya banyak manfaat, bukan hanya buah dan niranya, melainkan batang pohon dan daunnya untuk dibangun menjadi tempat tinggal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap bener banget kak. Aren hampir seperti kelapa. Semuanya berguna Mba.. gak ada yang sia-sia

      Hapus
  51. Aku baru tau tentang sagu ini dulunya makanan utama, aku kira beras. Produk sagu yg kusuka selain pempek, adalah cilok hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, aku kenalnya nasi hehe
      Kalau Indonesia timur sampe skrg jd makanan utama ya kan

      Hapus
    2. Cilok bukannya lebih sering pake Aci mba?

      Hapus
  52. Ternyata sagu itu adanya di hutan, saya pikir bisa ditanam seperti padi atau jagung di tanah Jawa yg ada lahannya sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa loh Mba.. sagu itu, yang alami saja jutaan hektar mba.. apalagi kalo serius mau ditanam. Kita bisa memenuhi pangan rakyat tanpa impor.

      Hapus
  53. Wow, aku suka banget pempek dan bahannya dari sagu ya. Tidak paham juga bagaimana pengelolaannya tapi senang banget kalau sagu tetap terjaga agar aku bisa makan pempek terus hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hutan dan sumber daya alam di dalamnya potensi nya emang besar sekali mba..

      Hapus
  54. Duh aku suka bgt ma pem pek ini...
    Apalagi yg kapal selam hehe

    BalasHapus
  55. Masya allah aku jadi rindu berat deh main ke hutan. Baru tau juga kalo sagu ini makanan pokok zaman dahulu ya sebelum nasi. Btw kak halo kita sama sama dari Medan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba natrah, senang akhirnya ketemu blogger lain yang di Medan.

      Hapus
  56. Aku pernah merasakan makan sagu, karena dulu Babe rahimahullah pernah dinas di Papua. Rasanya aku seperti orang Jawa kebanyakan, yang gak bisa makan tanpa nasi.
    HUhuu....kurang kenyang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe mba lendy, pasti banyak banget pengalaman di Papua sana ya

      Hapus
  57. Memori hutan tak lain ya karena kemah mba dan senang jika kelestarian hutan bisa terjaga dengan baik demi anak cucu kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi hutan bukan sekedar dia baca aja ya Mba.. tapi anak-anak nanti bisa juga merasakan alam yang alami .

      Hapus
  58. Pempek adalah salah satu olahan sagu yang daku suka. Pernah kakakku bikin dan daku bagian bantuin.... Bantu makan maksudnya 😀

    BalasHapus
  59. Waah masa kecil tak terlupakan yah Mbak :') aku baru tahu sagu yang jadi makanan pokok, bukan beras. Aku sendiri belum pernah coba sagu, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cemilan kayak kue sagu gitu Mba? Atau untuk campuran bubur seperti sagu mutiara baru sagu mata ikan?

      Hapus
  60. Pernah denger sih kalau makanan pokok WNI itu sagu dan sekarang Indonesia bagian timur yang masih konsumsi sagu.

    Tapi kalau aku sih ga kenyang kalo tak makan nasi. Hehehe

    Btw kehidupan jaman dulu itu emang keras ya kak. Harus ke hutan dulu, baru deh bisa makan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak.. semoga tetap terjaga deh potensi alam hutan yang besar ini..

      Hapus
  61. Baru tau sego itu ternyata sagu. Pernah makan sagu dari temen di Sulawesi. Kurang cocok juga ama lidah saya. Maklum, perut batak wajib diisi nasi kak.

    BalasHapus
  62. Owh terngate sagu lebih dulu jadi makanan pokok Nusantara sebelum beras yah mba. Sekarang kalau belum makan nasi belum makan katanya hehehe.. masa kecil yang indah yah mba

    BalasHapus
  63. Bener banget nih penggalan kalimat di atas, hidup di kota besar bikin aku gak bisa cobain panganan hasil hutan. Kayak sagu, belum pernah seumur-umur makan sagu sebagai pengganti beras. Penahnya makan olahannya aja..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba samaan. Olahan sagu aja biasa dikonsumsi oleh masyarakat

      Hapus
  64. Diversifikasi pangan memang kunci utama untuk kesehatan dan keberlanjutan bahan pangan.

    BalasHapus
  65. Pempek sagu juga enak mbaak. Ga pake ikan, tapi sagu ajaa, sama bumbu, dan cuko pempek. Kurang lebib mirip sih sama cireng, tapi lebih enak menurutku karena dia bisa meletus, dan kalo yang meletus, enak banget ��

    BalasHapus
  66. Kalo sagu biasanya enak buat apa aja yah mba. Biasanya mama dirumah buat adonan kue

    BalasHapus
  67. Wah, baru tau sagu makanan pokok Indonesia, nambah 1 ilmu dr kak Icha...tq ya akakk...

    BalasHapus
  68. Menarik Kak. Menambah pengetahuan...

    BalasHapus
  69. Kalo misalkan orang kurus ingin gemuk dan lebih banyak makan nasi gimana kak..? apakah akan berpotensi mengalami obesitas juga?

    BalasHapus
  70. Jadi sebelum ada beras, sagu ya yang jadi makanan pokok orang Indonesia.. gak pernah bikin pempek padahal doyan banget dan baru tau kalau dari sagu juga

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️