Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sunnah Sedirham Surga

Sunnah Sedirham Surga


Sejak beberapa pekan lalu sudah diniatkan Emak mau menulis resensi tentang buku Salim A. Fillah yang berjudul Sunnah Sedirham Surga. Memang ini sih bukan buku baru, buku ini terbitan tahun 2017. Kebetulan baru diberikan seorang kakak saat Emak mendapatkan reward sebagai Ukhti of The Month. 

Sebenarnya salah satu kisah yang ada di buku ini sudah pernah Emak dengar yakni cerita tentang Surga yang dibeli hanya dengan harga Sedirham yang menjadi tajuk dari buku ini.

Ceritanya.. adalah Imam Abu Daud sedang berada di atas perahu penyeberangan di sungai Dajlah. Tiba-tiba Imam Abu Daud mendengar orang bersin di tepian dan membaca Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

Demi mendoakan seseorang yang bersin ia menyerahkan uang satu dirham pada si tukang perahu agar mau mendekatkan sampannya sejenak ke tepian. Kemudian dia berdoa "Yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu)".

Orang yang bersin tersebut pun membalas sambil tersenyum "Yahdikumullahu wa yushlihu baalakum (Semoga Allah menunjuki dan membaikkan kesudahan segala urusanmu)".

Teman-teman satu perahu Imam Abu Daud terheran kenapa hanya demi mendoakan orang bersin yang tidak dikenalnya ia rela membayar satu dirham. 

Beliau hanya menjawab, "Mudah-mudahan menjadi doa yang mustajab".

Ketika semua penumpang perahu tertidur semuanya mendengar dalam mimpinya ada yang berkata "Wahai para penumpang perahu sesungguhnya Abu Daud telah membeli surga dari Allah dengan satu dirham"

Kemudian mereka saling menceritakan ketika bangun dari tidur. 

Nah, itu sepenggal cerita yang terdapat dalam buku Sunnah Sedirham Surga yang pernah Emak dengar sebelum membaca bukunya. 

Satu cerita di atas saja sudah terasa merindingnya. Betapa menjalankan Sunnah yang terkesan sepele namun balasannya gak main-main. MasyaAllah

Identitas Buku

Judul : Sunnah Sedirham Surga

Penulis : Salim A. Fillah

Penerbit : Pro-U Media , Jogjakarta 2017

Halaman: 268

Hikmah Buku 

Sebenarnya Emak cukup bingung untuk memilih beberapa hikmah yang ada di dalam buku ini. 

Gimana gak bingung, 268 halaman gak terasa dihabiskan dalam sekali duduk. Setiap lembar buku terasa sekali syarat akan hikmah. Bahkan untuk halaman pertama saja sudah ada hikmah yang benar-benar membuat Emak sebagai orang tua tergugah untuk mengubah cara mengajari anak.

Coba deh putar video ini untuk mencari hikmah dari halaman pertama saja..







Itu baru halaman pertama sebagai kalimat pembuka dari penulis. Kemudian masih di tulisan "say-hi" dari penulis  ada satu cerita yang membuat Emak juga menyadari suatu hal. Apakah itu? Tidak usah mencari orang yang lebih buruk dari kita!

Kisahnya begini: Imam Shafiyuddin Muhammad bin Abdurrahim Al Hindi adalah seorang faqih Mazhab Syafi'i yang sering mendapat sindiran orang karena tulisan tangannya yang jelek.

Orang-orang berkata "Isinya MasyaAllah tapi tulisannya Innalillah, Ilmunya anugerah tapi khat-nya musibah" 

Zaman itu, pada pencetakan buku, pelatnya masih tetap harus dijiplak dari tulisan asli penyusunnya.

Imam Shafiyuddin pun pergi ke toko buku demi membuktikan bahwa pasti ada orang yang tulisannya lebih jelek dari tulisan tangannya. 

Iya pun mendapatkan sebuah buku yang tulisannya sangat jelek lalu ia membelinya dengan harga yang mahal tanpa menyeksamai isinya terlebih dahulu dan membawanya pulang ke rumah.

Ternyata ketika sampai di rumah buku itu adalah buku tulisannya yang dulu. 

Meskipun kesannya jenaka, namun kisah ini membuat Emak sempat tertegun. Kadang kita suka mencari pembenaran dengan berkata "halaaaahh bukan cuma aku kok yang begini (berbuat salah) banyak orang lain juga begitu.."

Kedua kisah di atas belum masuk dalam menu yang sebenarnya disajikan. Masih berupa kata pembuka. Tapi sudah membuat Emak cukup merenung.

Di antara semua hikmah yang Emak sadari adalah bahwa orang-orang shalih terdahulu, yang imannya jauh melebihi kita, yang ilmunya jauh di atas kita, yang syurganya juga melebihi di atas kita, mereka memiliki adab/akhlak yang sangat baik.

Mereka berusaha keras meniru manusia paling kita cinta yakni Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Ingatkan, bagiamana akhlak Rasulullah ketika perang Uhud?

Saat Kafir Quraisy melukai wajahnya, beliau berdoa ampunan agar Allah tidak murka. Banyangkan bila Allah menghabiskan seluruh pasukan Kaum Kafir. Pastilah kita tidak akan mengenal Khalid bin Walid sebagai Pedang-nya Allah karena beliau adalah komandan kaum kafir di perang Uhud. 

Apa yang terjadi? Setelah perang Uhud justru beliau masuk Islam. 

Kalo harus memilih, kisah dengan adab yang luar biasa Emak baca di halaman 168 berjudul Tuli-Menuli.

Hatim Al-Asham adalah seorang mahaguru dan penasihat dari Abad 3 Hijriyah. Dia digelar Al-Asham alias Si Tuli karena suatu hari seorang wanita paruh baya datang ke majelisnya untuk menanyakan suatu masalah.

Tak sengaja si Ibu ini kentut dengan suara yang keras terdengar wajahnya memerah dan dia pun menunduk dalam-dalam. Ketika dengan menahan malu dia memberanikan diri bertanya Imam hakim berseru keras padanya, 

"Apa yang kau katakan? Aku kurang dengar. Coba ulangi Dan keraskan suaramu ya.."

Mendengar ini si Ibu pun merasa lega karena mengira Hatim tuli sehingga beliau tidak mendengar suara kentutnya. 

Kalimat "Coba keraskan suaramu!" menjadi kebiasaan Imam Hatim selama 15 tahun ke depan hingga wanita itu wafat barulah ia menunjukkan bahwa pendengaran beliau sebenarnya normal dan baik.

MasyaAllah kisah ini membuat Emak berkaca-kaca karena lembutnya akhlak beliau. Beliau berpura-pura tuli untuk menutup aib dan menjaga perasaan si Ibu dan terlanjur beliau digelari Al-Asham atau si tuli dan beliau ridho atas itu. 

Lalu berkaca pada diri semakin sendiri.. yang ilmunya masih seujung kuku, imannya masih naik turun, sudah sebaik apa akhlak muslim yang Emak tampakkan pada orang lain? 

Aaahhh.. malu. 

Penutup

Sebenarnya, masih banyak sekali kisah yang membuat Emak tertegun dan merasa ya Allah ini buku kok nampol banget sih. Dan sepanjang 268 halaman Emak terkadang tertawa kadang menangis. 

Daripada penasaran, yuk lah baca aja bukunya biar samaan sama Emak. Semoga hikmah dari setiap cerita menyadarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi adab dan akhlak kita mengikuti akhlak manusia terbaik yakni Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. 




blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

6 komentar untuk "Sunnah Sedirham Surga "

  1. Buku yang kaya akan hikmah. Apalagi dengan unsur cerita hikmah yang menarik pasti membuat pembaca terharu dan mendapatkan banyak sekali nasihat berharga untuk berbenah diri menjadi lebih baik. Saya wajib punya nih Mak. Tengkyu rekomendasinya.

    BalasHapus
  2. Beneran bukunya bakalan membawa banyak ilmu dan wawasan nih. Khususnya etika dalam bersosialisasi di masyarakat ya. Semoga kita bisa mencontoh semua akhlak baik yang digambarkan dalam bukunya itu. Dalam artikel ini meski hanya sekitar tiga kisah saja tapi jika dipraktikkan siapa tahu Allah kasih surga Nya juga ya...

    Aamiin...

    BalasHapus
  3. Saya suka kisah-kisah inspiratif seperti ini. Apalagi yang islami begini.
    Tapi lebih enak diceritain Icha dengan ditulia do blog kek gini.
    Berikutnya tulis kisah lainnya lagi ya cha

    BalasHapus
  4. Aku bayangkan, buku ini adalah buku chicken soup ala islami ya cha...
    Penuh kata-kata bijak, kisah-kisah inspiratif.

    BalasHapus
  5. Buku karya Salim A.Fillah memang selalu menarik perhatian pembaca ya cha. Kata2 di dalamnya santun, indah dan mudah dimengerti. Jadi penasaran juga sama isi bukunya yang ini. Mudah2an ada di aplikasi perpusnas ya

    BalasHapus
  6. Buku ini wajib dibaca dan dipahami nih, terutama oleh saya yang minim pengetahuan tentang agama Islam. Adab dan akhlak itu memang penting ya mba

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️