Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memperlakukan Ibu Kita

 

Memperlakukan Ibu Kita

Orangtua, khususnya ibu adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Tanpa kita sadari ternyata waktu terus berlalu dengan cepat, tiba-tiba ibu kita pun semakin senja. Memperlakukan ibu kita ketika kita masih single dengan ketika kita sudah memiliki anak pasti amat berbeda. Apalagi kita pun telah merasakan bagaimana rasanya menjadi ibu. Ditambah lagi status kita sekarang bukan hanya sebagai anak dari seorang ibu tetapi juga adalah seorang istri.

Tak pelak akan banyak sekali drama yang harus kita lewati apalagi bila suami bukan sosok yang dekat dengan ibu kita. Kalo sudah begini, fix kita harus selalu menjaga perasaan ibu sekaligus perasaan suami. Eiiit jangan lupa kita pun punya perasaan yang harus kita jaga agar tetap stabil dalam mengurus anak.

Tips Birrul Walidain terhadap Ibu

Birrul Walidain adalah etika dalam Islam bagaimana berbakti terhadap ibu. Mungkin saat kita masih berstatus sebagai anak seutuhnya, birrul walidain hanya berusaha untuk patuh kepada Ibu saja. Tapi lain cerita ketika kita sudah menjadi seorang istri. apalagi hak untuk mengasuh Ibu bukan berada di tangan kita. 

1. Menutupi Kesedihan

Bagian yang satu ini bukan berarti berbohong kepada ibu. Masalah rumah tangga sebaiknya memang tidak dibagi kepada ibu kita. Ya.. meskipun ibu kandung kita, namun hal pertama yang ia lihat adalah "anaknya tidak bahagia". Padahal, belum tentu masalah rumah tangga kita membuat kita tidak bahagia. Terkadang, masalah timbul untuk mendewasakan hubungan kita dengan suami. Ada baiknya memang bercerita masalah rumah tangga kepada pihak keluarga suami saja. Apalagi bila yang menjadi masalah adalah sikap suami. 

Bayangkan ketika kita menceritakan kekurangan suami pada ibu kita. Tentulah seorang ibu hanya melihat kebaikan anaknya. Khawatir nantinya, dengan emosi yang ia rasakan seorang ibu malah akan menganjurkan anaknya untuk berpisah saja dari suaminya bila memang tidak bahagia. Nah, bukannya menjadi solusi malah semakin runyam bukan?

2. Berbuat Ahsan dalam Kata maupun Perbuatan

Bisa jadi, ibu kita bukanlah seorang yang terpelajar. Namun, ia mendampingi kita sejak kecil hingga berpendidikan tinggi. Terkadang pula, ibu kita bukan sosok yang lebih mengerti agama dibanding kita. Bisa jadi karena kemudahan akses informasi pada zaman kita membuat kita lebih unggul daripada ibu.

Namun, bukan berarti ketika kita berusaha menasehati ibu, kita boleh bersikap sangat tegas sehingga mendebatnya. Ibu kita hanya tau bahwa sikap kita kasar padanya. Dalil yang kita sebutkan tidak akan masuk ke pikirannya. Namun hatinya telah terluka akan sikap kita. 

Mengapa tak mencoba mencari orang lain saja sebagai penyambung lidah kita? Carilah orang yang dihormati ibu untuk menasehati ibu dengan cara yang baik, bukan dengan dakwaan yang membuatnya merasa dihakimi. Apapun kesalahan ibu kita pada syariat, tidak melunturkan kewajiban kita untuk beradab baik padanya.

3. Tak Menjawab Amarah Ibu

Kecewa pada anak mungkin adalah hal biasa bagi ibu. Namun semakin ia tua, semakin besar rasa kecewa bila kita tak menuruti keinginannya. Makanya menjadi hal yang wajar bila ibu marah dan terus memarahi kita. Meskipun telah menjadi seorang ibu bagi anak-anak kita, bukan berarti ibu tak boleh memarahi kita lagi. Itu adalah ekspresi spontan yang ia rasakan ketika kecewa. 

Saat ia marah jangan jawab amarahnya dengan sepatah kata pun. Resapi saja kata-katanya meskipun membuat air mata kita bercucuran. Jangan juga beri alasan apapun karena di saat kecewa seorang ibu tak bisa menerima alasan apapun. Mengapa? Karena setelah menjadi tua ibu kita akan semakin sensitif. Meskipun, kesalahan yang kita lakukan bukanlah hal yang serius.

4. Rutin Memberi Kabar

Berada jauh dari kita, bukan berarti ibu tak ingat dengan anak-anaknya. Pun, ketika kita sudah memiliki banyak anak sekalipun, setiap harinya ibu akan teringat akan kita. Makanya jangan lupa untuk rutin mengabari ibu tentang keadaan kita. Meski seringnya kita kerepotan dan kadang sampai terlupa, minimal beberapa menit beri waktu untuk menelpon ibu dan mengabari bahwa kita dalam keadaan sehat. Jangan lupa tanyakan pula kabarnya. 

5. Tidak Menyinggung Perasaannya

Kadang kala hal kecil menurut kita adalah hal yang besar mengganggu perasaan ibu. Mungkin niat kita hanya ingin bertanya tentang sikap ibu yang tampak lebih perhatian ke adik dibanding dengan kita. Tampak sepele bukan, hanya bertanya. Namun ternyata bisa saja hal tersebut membuat perasaan ibu menjadi tersinggung.  Mungkin menurut kita ibu sudah berat sebelah membagi kasih sayangnya, namun ibu adalah orang yang paling tau tentang semua anaknya. Daripada fokus akan kasih sayang ibu pada saudara kita yang lain, bagaimana bila kita fokus memberi perhatian penuh pada ibu yang sudah semakin senja? 

6. Mendoakan Ibu 

Teruntuk seorang anak perempuan yang tidak bisa melayani ibunya ataupun merawatnya sebab baktinya kepada suami ataupun hak anak lelaki untuk menjaga ibunya, jangan khawatir karena kita masih bisa mendoakan ibu. Berdoa adalah sebaik-baik pemberian kepada ibu kita. 

"Berbuat baiklah kepada ibumu dan bersabarlah, dan jangan nampakkan sedikitpun keluh kesah, dan yakinlah bahwa Allah pasti akan mengganti nafkah dan pengabdianmu kepadanya" (Syaikh Ahmad An Najm)

Meski kita telah memiliki prioritas berbakti kepada suami, namun berbuat baik kepada Ibu tetap harus dilaksanakan. Semoga dengan bakti kita pada beliau akan meringankan  hisab kita kelak di akhirat.. Aamiin.



blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

15 komentar untuk "Memperlakukan Ibu Kita"

  1. Terima kasih atas artikelnya mbak.. Jd pengingat buat aku yg suka nunda2 balas Whastapp Ibu.. Kadang lg ketanggung tp memang mestinya didahulukan drpd bales email kerjaan. Duh jd kangen Ibu, untungnya besok mau mudik😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, senangnya yang mau mudik. Titip salam buat ibunya kak. Semoga sehat selalu ♥️

      Hapus
    2. Iya, aku juga kadang sering feeling guilty mba Ella kalo terlewatkan panggilan telpon dari ibu karena hp gak senantiasa dekat.

      Selamat mudik Mba, selamat menikmati mimen berkasih sayang dengan orangtua tercinta

      Hapus
  2. Menutupi kesedihan dan sering memberi kabar sih yang biasanya bisa bikin orangtua jadi lebih gembira. Terasa sekali kalau sedang dikabari, seolah kangen dan khawatir yang mamaku rasa terhadapku yang sudah tinggal terpisah darinya, jadi lepas setelah dapat kabarku. Selalu begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang tua itu gak menuntut banyak kok kl kita sudah menikah dan dibawa suami, huhuu...bahkan menyempatkan menelepon saja mereka sudah bahagiaa

      Hapus
  3. Banyak poin-poin penting yang bisa dilakukan dalam berbuat baik pada ayah dan ibu(orangtua). Menjaga silaturahim pada kerabat orangtua yang sudah meninggal saja dianjurkan dalam Islam apalagi pada orang tua yang masih hidup.
    Nice artikel

    BalasHapus
  4. Beruntungnya yg masih punya ibu, masih ada keramatnya,, masih ada tangan yg bs disalam, barakallah,, sayangi ibu krn seluruh dunia dan seisinya pun dikasih ke ibu, tak kan sanggup membalas jasa²nya sm kita, hiks

    BalasHapus
  5. Setuju dengan poin kesatu...dan di kesemua poin aku sekarang yang paling bisa cuma berdoa untuk Ibuku dan Ibu Mertuaku.
    Ibuku belakangan sudah susah komunikasi karena pendengarannya sudah berkurang jika bicara lewat videocall/telpon. Beliau 77 tahun kini. Sedih akuuu
    Kalau Ibu Mertua beberapa bulan terakhir sudah pikun . Jadi nanti kalau vidcall (ada Mbak ipar yang pertama di tempat Beliau) , enggak ngeh itu siapa yang nelpon. Beliau 84 tahun.
    Kadang iri sama yang bisa merawat ibunya atau dekat sehingga bisa mengunjunginya.

    BalasHapus
  6. Nah saya agak susah ini..
    saya masih sering mendebat ibu haizz...
    kudu cepat-cepat bersujud..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah jauh dari ibu kayak gini, baru de terasa, tiap hari nelpon melulu.
      ghibah bareng kwkwkwkwkw

      Hapus
  7. Makasih udah ingatkan. Saya masih punya ibu, dah 2 th gak jumpa. Semoga th depan bisa pulang mudik 😃🙏

    BalasHapus
  8. Sebagai perantau yang jauh dari orangtua, kami berusaha untuk selalu memberi kabar dan pulang setidaknya setahun sekali.

    BalasHapus
  9. Ya allah banyak kali kesalahan yg kubuat utk ibu semasa hidup dulu, seandainya waktu bisa diulang ya cha. sekarang hanya bisa kirim doa terbaik saja buat kedua orang tua 😢

    BalasHapus
  10. Birrul walidain.. ahh,,, jadi kangen mama. Biarpun sering berantem kalo ketemu, tapi mama tetap orang yang paling peduli ama anak2nya. Walaupun kami sudah menikah, beliau yang paling khawatir kalo kami kenapa-kenapa. Makasi udah mengingatkan ya mak.

    BalasHapus
  11. Jujur masih sering berantam sma mama, blum bisa ngasih yg terbaik buat mama tpi aku selalu mendoakan mama sehat2 selalu 😞😢

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️