Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Urwah bin Zubair


Masih ingat dengan Asma binti Abu Bakar bukan? Kakak Aisyah, istri Rasulullah sekaligus anak Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq. 


Kali ini kita mau ngobrolin tentang salah satu anaknya Asma binti Abu Bakar dengan Zubair bin Awam. Yakni Urwah bin Zubair.


Flashback ke belakang, meskipun Asma bercerai dengan suami tercintanya, namun galau bukan jalan hidupnya. Ia menempa anak-anaknya menjadi orang sukses di zamannya. Ia turut serta menjadi guru bagi anak-anaknya tersebut. 


Siapa yang tidak mengenal Abdullah bin Zubair? Bayi pertama yang lahir di saat hijrahnya kaum Muslimin sekaligus menjadi generasi terbaik setelah masa sahabat.


Lalu yang akan kita kupas hari ini, yakni Urwah bin Zubair. Beliau dikenal sebagai salah satu anggota 7 Fuqaha Madinah. 

Apa itu 7 Fuqaha Madinah?

7 Fuqaha Madinah adalah sebutan untuk sekelompok ahli fiqih dari generasi tabi'in yang merupakan para tokoh utama ilmu fiqih di kota Madinah setelah wafatnya generasi Sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad.


Tujuh Fuqaha Madinah memberikan pengaruh besar pada dasar-dasar mazhab Maliki dan Syafi'i.
Nama-nama Tokoh Tujuh Fuqaha Madinah
Para ulama berbeda-beda dalam menyebut nama ketujuh tokoh tabi'in tersebut, namun pada umumnya menyebutkan bahwa mereka adalah
1. Said bin al-Musayyib 
2. Al-Qasim bin Muhammad
3. Sulaiman bin Yasar 
4. Urwah bin Zubair 
5. Kharijah bin Zaid 
6  Ubaidillah bin Abdullah 
7. Abubakar bin Abdurrahman 
Sebagian ulama memasukkan Salim bin Abdullah sebagai salah satu di antara mereka menggantikan Abubakar bin Abdurrahman. Jumlah keseluruhan tokoh yang disebutkan para ulama termasuk dalam "Tujuh Fuqaha" berkisar antara tujuh hingga dua belas orang. Di antara ketujuh tokoh tersebut, Said bin al-Musayyib dianggap sebagai yang paling berpengaruh, diikuti oleh Al-Qasim bin Muhammad, Sulaiman bin Yasar, Urwah bin Zubair, dan Kharijah bin Zaid.

Peran Tokoh Fuqaha Madinah

Sejak zaman Nabi Muhammad masih hidup, para sahabat Nabi sudah mulai diutus untuk menyebarkan agama di berbagai kota yang jauh. Bermukimnya para sahabat di kota-kota yang berbeda kemudian menyebabkan timbulnya pemikiran hukum (fiqih) Islam yang berbeda-beda pula, yang kemudian diteruskan oleh murid-muridnya yang disebut para tabi'in. Para tabi'in kemudian mengembangkan ijtihad hukum (mazhab klasik) tersendiri untuk berbagai masalah yang dihadapi, yang dinisbahkan sesuai kota tempat tinggalnya; misalnya mazhab Hijazi (ahl Al-Hijaz), mazhab Iraqi (ahl Al-Iraq), dan mazhab Syami (ahl Al-Syam).

Para tabi'in ahli ilmu fiqih Madinah banyak mendapat pengaruh kuat dari para sahabat besar, terutama antara lain Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Abdullah bin Umar, Aisyah binti Abubakar, dan Zaid bin Tsabit. Setelah para sahabat besar tersebut wafat, maka penyebaran ilmu mereka dilanjutkan oleh tujuh fuqaha tersebut beserta ulama-ulama Madinah lainnya.
 
Sedemikian besarnya pengaruh mereka, sehingga akhirnya aliran Hijazi juga dikenal dengan sebutan aliran Tujuh Fuqaha.
Para tabi'in senior tersebut kemudian mempunyai murid-murid penerus ilmu mereka, yang adalah para tabi'in junior. Para tab'in junior yang meneruskan ilmu tujuh fuqaha Madinah, terutama antara lain Ibnu Syihab az-Zuhri, Nafi maula Abdullah bin Umar, Abu az-Zinad Abdullah bin Dzakwan, Rabi'ah ar-Ra'yi, dan Yahya bin Sa'id. Pada akhirnya, ilmu hadits dan fiqih para tabi'in junior Madinah tersebut diserap oleh Imam Malik, dan pada akhirnya juga berpengaruh besar pada muridnya yaitu Imam Syafi'i. Berbagai pendapat dari Tujuh Fuqaha erat hubungannya dengan berbagai pendapat yang dikeluarkan oleh Imam Malik, dan Imam Malik meriwayatkan sebagian besar hadits dari Tujuh Fuqaha dalam kitabnya Al-Muwaththa. Guru Imam Malik yaitu Abu az-Zinad mengumpulkan konsensus pendapat Tujuh Fuqaha dalam bukunya Al-Mudawwanah; konsensus pendapat tersebut beserta hadits-hadits dari Tujuh Fuqaha dianggap oleh Imam Malik dasar-dasar utama dari berbagai amal kebiasaan penduduk Madinah. Demikianlah para fuqaha tersebut memberikan pengaruh besar pada dasar-dasar mazhab Maliki dan Syafi'i.


Nasihat Urwah bin Zubair

Urwah bin Zubair suatu hari memberi nasihat kepada anak-anaknya. Urwah adalah salah seorang ulama masyhur pada masa tabi'in. Adik mujahid Islam Abdullah bin Zubair dan putra sahabat Rasulullah SAW, Zubair bin Awwam ini, merupakan satu dari empat bersahabat yang pernah mengungkapkan cita-citanya secara bersama-sama di dekat Ka'bah.

Hebatnya, cita-cita keempat bersahabat itu semuanya terkabul. Nasihat Urwah kepada anak-anaknya itu dapat diklasifikasikan dalam beberapa pokok masalah. 

1. Mengenai ilmu pengetahuan: “Wahai anakku, tuntutlah ilmu dan curahkanlah tenaga serta segenap perhatianmu untuknya. Sebab walaupun kalian kecil dalam pandangan manusia, mudah-mudahan dengan ilmu pengetahuan tersebut, Allah akan menjadikan kalian besar serta merupakan tokoh umat. Karena itu, ketahuilah anakku, tiada di dunia ini lebih buruk dibanding seorang tua renta yang bodoh.”

2. Mengutamakan Allah: “Duhai anakku, janganlah kalian menghadiahkan sesuatu kepada Allah, yang kalian sendiri seyogianya merasa malu menghadiahkannya kepada pemimpin kalian. Sesungguhnya, Allah itu Maha Mulia dan Maha Pemurah; karena sesungguhnya pula Dia itu lebih berhak untuk dimuliakan. 

3. Ketegasan Sikap: “Hai anakku, andaikata kalian melihat seseorang melakukan perbuatan baik, maka akuilah apa yang dilakukan orang itu adalah baik.
Meskipun di mata masyarakat banyak, orang tersebut berkelakuan buruk. Sebab setiap perbuatan baik itu pasti ada rentetannya. 
Begitu juga bilamana kalian menjumpai seseorang berbuat jahat, berhati-hatilah mengambil sikap, walaupun dalam pandangan orang banyak dia itu baik. Karena setiap perbuatan buruk pasti ada rentetannya. Jadi camkanlah, kebaikan akan menunjukkan kelanjutannya dan keburukan akan menunjukkan kelanjutannya juga.” 

4. Etika Berbicara: “Oh anakku, saat berbicara berkata-katalah sebaik mungkin dengan wajah berhias senyum. Anakku, telah tertulis dalam hikmah: Jadikanlah tutur katamu selalu indah dan ketika menyampaikannya sertailah dengan wajah penuh senyuman, sebab kata-kata indah dan wajah penuh senyuman lebih disukai daripada sebuah pemberian.” 

Demikianlah sekilas mengenai Urwah bin Zubair. Semoga kita dapat mengingat beberapa pesan Urwah bin Zubair dan mengaplikasikannya dalam hidup kita. 

Sampai jumpa lagi di Sirah sahabat selanjutnya.


Sumber:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q2eg9k320


blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

38 komentar untuk "Urwah bin Zubair"

  1. pengetahuan saya tentang sejarah baru sampai para sahabat, itu pun yang terkenal-terkenal saja. apa lagi Tabi'in, blank.
    Terima kasih sharing nya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga...
      para sahabat saja terkadang tidak semuanya saya tahu.
      apalagi kaum tabiin dan sesudahnya.
      tulisan mba icha dan bunsis sangat membantu menambah pengetahuan.

      Hapus
  2. masyaAlloh 4 hal itu aku paling berkesan sama yang ke 4 mb icha, ternyata sejak zaman dlu sudah dipesankan yaaa berkata sambil tersenyum, makasih mb icha nanti mau aku kisahkan juga utk anakku dari kisah mb icha ini 💚

    BalasHapus
  3. terimakasih sharingnya ya. Bagus sekali keempat pesan tsb

    BalasHapus
  4. MasyaAllah, Jazakillah khoir atas sharingnya kak. tentang ilmu pengetahuan, itulah kenapa para sahabat giat banget menuntut ilmu. karena memang ada kebaikan dari ilmu tersebut buat diri kita ya kak.

    BalasHapus
  5. Masya Allah memang beda ya kalau nasihat dari orang saleh. Isinya nasihat tentang ilmu, kebaikan, dan amal soleh. Terima kasih sharingnya

    BalasHapus
  6. keempat nasihat itu laur biasa ya, Mbak Icha. Bisa diterapkan sepanjang masa. Dari zaman Nabi sampai zaman sekarang. Bila kita menerapkan 4 nasihat itu, Insya Allah kita akan baik dan selamat di manapun berada. Aamin.

    BalasHapus
  7. Jadikanlah tutur katamu selalu indah dan ketika menyampaikannya sertailah dengan wajah penuh senyuman, sebab kata-kata indah dan wajah penuh senyuman lebih disukai daripada sebuah pemberian.
    Jleb bangets...coba kalu ini berlaku baik di dunia nyata maupun maya ya...Masya Allah dalam dan bermakna pesannya

    BalasHapus
  8. Nasihat dari Urwah bin Zubair sungguh luar biasa. Semoga saya dan juga anak saya bisa menjalankan nasihat yang sangat bagus ini

    BalasHapus
  9. masya Allah peran sebagai ibu yg terus menempa putra putrinya untuk selalu bisa sukses, telah dibuktikan dengan bunda Asma ya mba

    BalasHapus
  10. Nasihat-nasihatnya sangat bagus untuk diterapkan sehari-hari ya..agar kita bisa bijak dalam bersikap dan menempatkan Allah di tempat tertinggi di hati kita. Semoga saya bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Terimakasih sharingnya
    Jadi pengingat banget buat aku juga
    Sungguh, banyak sekali sifat-sifat yang wajib diteladani dari beliau

    BalasHapus
  13. 4 poin terakhir ilmu parenting yang bagus sekali ya cha..
    Bisa dinasihatkan kepada anak anak kita 😍😍

    BalasHapus
  14. Ketegasan itu memang harus dimiliki oleh setiap individu. Semoga di zaman sekarang masih ada urwah-urwah lain yang meneladani sifat dan sikap beliau dalam kehidupan sehari-hari

    BalasHapus
  15. MasyaAllah mbaa. Lama aku ga baca soal kisah sahabat dan para thabiin. Ingetin aku lagii apalagi soal mengutamakan Allaah. Thanks for sharing kak

    BalasHapus
  16. Banyak nian keluhuran ilmu ulama Islam. Dan saya merasa kecil sebab banyak yang tidak tahu tentang itu. padahal saya selama ini merasa sudah tau banyak, eh baru tahu tentang 7 Fuqaha. Terima kasih banyak Mbak artikelnya. "Menampar" untuk belajar

    BalasHapus
  17. Selalu mengucap terima kasih dan hadiah fatihah terhadap para tabiut tabiin semacam Urwah bin Zubair ini. Dari generasi merekalah Islam tetap terjaga. Kisah-kisahnya juga epik sebagai pembelajaran buat saya. Terima kasih artikelnya.

    BalasHapus
  18. Pokok dari Nasihat Urwah bin Zubair adalah pentingnya aqidah Islam, pentingnya ilmu pengetahuan, dan juga adab atau akhlak. Terima kasih artikelnya

    BalasHapus
  19. masya Allah ... lengkap kak kisahnya. kadang kita suka lupa ya dengan kisah-kisah sahabat gini. banyakan malah jadi kenal tokoh-tokoh di luar sahabat, hapal gitu. memang mesti menghidupkan sirah di kehidupan kita ya. apalagi buat anak-anak, biar ga super hero marvel aja yang dikenal hehe

    BalasHapus
  20. Perbuatan baik dan perbuatan jahat, kadang orang hanya melihat superficial saja. Padahal di belakang itu ada rentetannya.Menarik!

    BalasHapus
  21. Pengetahuan saya masih sebatas para sahabat di zaman Nabi saja, setelah baca ini, jadi tau sedikit tentang para Tabi'in. Beruntung pengetahuan tentang ajaran Islam diteruskan oleh para Tabi'in ini, hingga turun temurun sampai pada para ulama masa kini.... Nice sharing 👌

    BalasHapus
  22. wah nasihatnya bagus2 kak, harusnya klo bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari luar biasa yaa,,, pengetahuan ku ngga terlalu byk tentang hal kayak gini kak, makasih yaaa

    BalasHapus
  23. masyaallah sungguh indah pesannya mak, jadi flash back cerita ini kebelakang dan bisa diceritain lagi ke anak. makasih ya mak udah mengingatkan kembali cerita ini, buku cerita awak yg ky gini udah ntah kmn.

    BalasHapus
  24. Makasih kak, terrefresh + lagi. Saya kadang taunya nama tokoh dan nama sahabat Nabi, tapi ga tau kisahnya. Alhandulillah dapat kisah baru 🙏😊

    BalasHapus
  25. Suka dg pokok masalah ttg ilmu. Orang tua renta yg bodoh itu perlambang kesia²an masa muda ya, na'udzubillah...

    BalasHapus
  26. "Jadikanlah tutur katamu selalu indah dan ketika menyampaikannya sertailah dengan wajah penuh senyuman, sebab kata-kata indah dan wajah penuh senyuman lebih disukai daripada sebuah pemberian." Ya allah kak, kata-katanya indah dan adem banget dibaca. Insya allah, belajar mengaplikasikannya. Terimakasih kak.

    BalasHapus
  27. Masa Allah, kambali diingatkan akan jasa para pejuang muslim yang tak terkira jasanya. Makasih banyak ya Kak

    BalasHapus
  28. Pengetahuan mengenai kisah sahabat nih perlu banget yaa mba, untuk diceritakan kembali kepada anak-anak kita. Agar menjadi teladan bagi kita, dan bagi mereka. Next mau bahas siapa lagi nih mba?

    BalasHapus
  29. MasyaAllah, Jazakillah khoir atas sharingnya kak, 4 nasehatnya indah banget. Kalau bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari pasti hidup kita menjadi tenang ya kak

    BalasHapus
  30. Jadi ingat hadisnya, senyum di muka saudaramu adalah sedekah.

    Menarik postingan ini mbak. Aku suka

    BalasHapus
  31. Indahnya sosok Urwah bin Zubair pastilah hasil didikan dari kedua orang tuanya yang juga sangat luar biasa. Sungguh Zubair bin Awwam dan Asma binti Abu Bakar adalah sepasang sahabat Rasulullah SAW yang memiliki pengaruh yang besar dalam catatan sirah

    BalasHapus
  32. Kak, nasihat no 3 itu related kali sama masa sekarang. Sekarang, banyak org berstandar ganda, menilai org bukan berdasarkan keyakinan dirinya, tp krn penilaian org lain jg dan jd takut menegaskan sikap. Btw konten artikel kayak gini bagus buat nambah wawasan khususnya buat muslim

    BalasHapus
  33. terima kasih banyak kak atas sharingnya. ilmu pengetahuan yang sangat baik banget untuk kita resapi dimasa ini.

    BalasHapus
  34. Wah, ilmu yang bermanfaat banget. dan kebutlan saya sudah membaca ceritanya dan itu membuat saya semangat untuk belajar tentang Islam

    BalasHapus
  35. Baca artikel ini jadi tahu latar belakang dan ilmu yang ada dibalik kisah Umar.Memang perlu banyak membaca ternyata.

    BalasHapus
  36. Sharing ilmu yang sangat bermanfaat banget mbak. Sudah jarang banget dapat bacaan yang kayak gni

    BalasHapus
  37. suka banget dengan tokoh ini..

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️