Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Social Distancing yang perlu diketahui oleh orangtua




Apa kabar weekend ini, Mak?
Masih semangat kah mengajar anak di rumah menggantikan peran guru di sekolah?
Hahaha, maaf baca curhatan para emak di medsos beneran bikin saya tergelitik. Ketika rumah dijadikan tempat berpindah sarana belajar mengajar kok jadi semenyeramkan itu ya? Kok jadi emak yang stres? Kok jadi beban?


Eh tunggu, bukankah kita para orangtua adalah orang yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah dalam mendidik anak?

Selama ini kita kan hanya meminta bantuan guru di sekolah. Bukan berarti tanggung jawab pindah ke para guru. Jadi santai saja ya Mak menghadapi anak dalam proses belajar di rumah. Apa emak senang, kalo anak-anak emak lebih bahagia belajar dengan orang lain dibanding belajar dengan emak?

Semua ini bermula dari Covid 19. Sejak muncul di Indonesia, baru lah heboh kita melakukan social distancing. Tapi sayangnya, social distancing ini tidak dengan kesadaran dilakukan. Masih banyak tuh yang bandel, bahkan sekelas artis dan pejabat pun masih saja terbang ke luar negeri.

Apa tadi, apa tadi? Social distancing?
Ih apa bedanya sama lock down dan isolasi.
Nah kita ceritanya bertahap dan runut ya..
Social Distancing kalo diartikan secara bebas berarti pembatasan sosial. Dari terjemahan Wikipedia, Pembatasan sosial  (social distancing) adalah serangkaian tindakan pengendalian infeksi nonfarmasi yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular. Tujuan dari pembatasan sosial adalah untuk mengurangi kemungkinan kontak antara orang terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan penularan penyakit,  morbiditas, dan terutama, kematian.

Pembatasan sosial paling efektif dilakukan ketika infeksi dapat ditularkan melalui kontak percikan atau droplet (batuk atau bersin); kontak fisik langsung, termasuk kontak seksual; kontak fisik tidak langsung (misalnya dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi seperti fomit); atau transmisi melalui udara (jika mikroorganisme dapat bertahan hidup di udara untuk waktu yang lama).

Social Distancing Bukan Barang Baru

Nah, Mak tau gak? Social Distancing ini bukan barang baru loh.. Dalam sejarah Islam, social distancing pernah diterapkan saat zaman kekhalifahan Umar Bin Khattab 14 abad silam. Saat itu terjadi wabah tha'un amwas yang melanda Syam (Syria). Maka ketika ditanyai pendapat sahabat, adalah Amru Bin Ash merekomendasikan untuk melakukan social distancing.

Alhamdulillah, wabah yang telah merenggut 30.000 nyawa termasuk sahabat nabi Abu Ubaidah bin Jarrah dan Mu'adz Bin Jabal akhirnya mereda dan menunjukkan tanda yang baik setelah masyarakat menerapkan perintah untuk social distancing.

Karena memang tujuan dari social distancing adalah menekan laju penyebaran virus melalui interaksi orang per orang (komunitas).

Soooo.. balik lagi nih..

Apa sih beda social distancing, lock down dan isolasi?

Nah, sebelum kita bahas bedanya, kita harus tau dulu artinya. Secara di awal udah dijelasin arti social distancing, maka sekarang kita bahas yuk arti lock down dan isolasi.

lock down adalah tindakan yang dilakukan pemerintah dengan "memaksa" menutup sejumlah tempat dan kawasan. Bisa jadi menutup semua akses keluar masuk suatu negara atau kawasan, sekolah, fasilitas umum dan juga tempat kerja.

Lock down tidak serta merta membatasi gerak sosial seperti social distancing makanya seringkali dikatakan social distancing lebih efektif dilakukan dibanding dengan lock down.

Sementara isolasi adalah salah satu dari beberapa tindakan yang dapat diambil untuk menerapkan pengendalian infeksi, pencegahan menyebarnya penyakit menular dari satu pasien ke pasien lain, petugas kesehatan, dan pengunjung, atau dari luar ke pasien yang dirawat (isolasi terbalik). Ada berbagai bentuk isolasi, misalnya dengan mengubah prosedur kontak dengan pasien atau dengan menjauhkan pasien dengan semua orang.

Ada pula karantina. Yakni sistem yang mencegah perpindahan orang dan barang selama periode waktu tertentu untuk mencegah penularan penyakit. Sistem karantina identik dengan pengasingan terhadap seseorang atau suatu benda yang akan memasuki suatu negara atau wilayah. Dalam masa pengasingan, biasanya di area atau di sekitar pelabuhan atau bandara, dilakukan observasi dan pemeriksaan kesehatan. Masa karantina berakhir apabila diagnosis yang pasti telah diperoleh.

Sering sekali karantina dan isolasi disamakan. Untuk kasus covid 19 yang sedang terjadi, karantina lebih difokuskan untuk ODP ( Orang Dalam Pantauan), sementara isolasi untuk PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

Nah, contoh-contoh social distancing ini dapat berbentuk:

A. Penutupan Sekolah, Kantor, Tempat Wisata, Dll.

B. Isolasi

C. Karantina

D. Tindakan melindungi diri seperti menghindari keramaian, tetap di rumah, membatasi komunikasi langsung, dll

E. Tidak berjabat tangan/melakukan kontak fisik dengan orang lain.

Dan, yang perlu diketahui oleh orangtua, mengenai social distancing yang sedang dilakukan pihak sekolah adalah:

1. Anak-anak diliburkan bukan untuk pergi liburan. Jadi diharapkan para orangtua tidak mengajak anaknya pergi ke tempat umum yang ramai. Misalnya ke tempat wisata, mall, pasar, dll

2. Anak-anak diberi tugas belajar online di rumah ataupun beberapa tugas yang diberikan guru yang dipantau langsung oleh orangtua. Perlu diingat, jangan sampai anak-anak lebih stres melihat orangtuanya yang selalu ngomel dibanding belajar di sekolah.

3. Beri penjelasan pada anak, bahwa belajar sedang dipindahkan di rumah. Artinya ketika kita libur, bukan berarti libur belajar. Belajar adalah hak dan kewajiban.

4. Jangan merasa mengawasi anak adalah suatu beban, sehingga ramai curhatan emak-emak yang sudah stress dalam sehari dengan tugas anak yang musti diawasi.

5. Percayalah Mak, anak lebih mudah belajar secara sukarela bila kita sudah memberi pengertian. Gak perlu menjadi satpam galak, cukup diingatkan, anak akan langsung bergerak sendiri dengan ikhlas belajar tanpa paksaan.



Demikianlah beberapa hal yang perlu diketahui orangtua dalam memahami Social Distancing yang sedang dilaksanakan. Jangan sampai usaha sekolah untuk mensterilkan lingkungan menjadi sia-sia karena kita melanggar anjuran pihak sekolah untuk tetap di rumah.

blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

86 komentar untuk "Social Distancing yang perlu diketahui oleh orangtua"

  1. Social distancing sudah diterapkan juga di Trans Jakarta lho, tempat duduknya dilongkap 1 tempat duduk gitu. Semoga covid-19 cepat berlalu. (Nia Tiara)

    BalasHapus
  2. Saya terus berdoa, semoga Indonesia hanya sampai tahap Social distancing ya, Mbak. Jangan sampai Lock down, karena sekarang saja pengaruhnya sudah sangat terasa, termasuk pada perekonomian. Tapi pastinya harus peran serta kita semua. Jangan malah pergi wisata hehehe.
    Semoga Covid-19 ini segera berakhr ya, Mbak Icha. Aamin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju pak. Saya malah gemes soalnya yang kelua-jeluar rumah itu. Mereka nggak tahu apa perjuangan tenaga medis yang berjuang di luar sana demi kita. Sebel aku

      Hapus
    2. Aku juga berharap jangan sampai lovkdown. Makanya warganya nih harus lebih sadar diri. Jangan mentang2 sehat lalu seenaknya aha masih seliweran seolah gak ada apa2. Kalau gak darurat dirumah dulu gpp kaliii gemes ih

      Hapus
  3. Alhamdulillah semenjak anak belajar di rumah. Jadi paham betul betapa sabarnya para guru di sekolah. Soalnya baru tau anakku kalo nulis astagaa... Lelet banget wakakakakak.sempet agak ngegas nyuruh dia bergegas. Tapi, jadi tambah paham kebiasaan belajar anak

    BalasHapus
  4. Yang bikin aku gemes itu ya Mba. Orang-orang itu ya, susahhhhhhhhh banget di suruh social distancing. Astagfirulloh. Orang-orang yang kayak gini nih yang bikin penyebarannya makin luas dan akan lebih banyak lagi orang-orang yang tidak bersalah kena, tenaga medis, lansia dan anak kcil. Ya Allah orang-orang kayak gini itu yang susah dibilangin adalah salah satu pembunuh orang lain diam-diam

    BalasHapus
  5. Saya juga sudah melakukan sosial distancing ,dan memilih untuk berkarya di rumah demi kepentingan kesehatan bersama

    BalasHapus
  6. dan semoga badai corona cepat berlalu..

    BalasHapus
  7. Memindahkan pelajaran sekolah ke rumah memang tak mudah, apalagi kondisi mendadak seperti ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mbak.. mendampingi anak-anak belajar sih biasa cuma ribetnya itu mesti kirim laporan ke banyak guru.

      Hapus
    2. Dan mesti teliti juga, jangan sampai salah kirim dan tertukar-tukar

      Hapus
  8. Senantiasa berdoa smoga Covid-19 ini segera berlalu, gak enak hidup dg sliweran berita yg bikin parno kek gini..entah mana yg betul, hoaks dan asli jadi satu, huhuu.. Lanjut social distancing jalan terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari kita tetap melaksanakan social distancing ini sembari terus berdoa agar si Covid19 hambussss dri dunia

      Hapus
  9. Iya benar, anak-anak diliburkan untuk belajar di rumah dengan pola di rumah bersahabat bersahaja, menyenangkan tidak terintimidasi oleh orang tuanya

    BalasHapus
  10. Dan waktu anak belajar diperpanjang lho.
    Tambah horor ya?
    Padahal kalo ngelihat saya yg sekarang sendirian krn anak anak udah lulus, harus bersyukur lho. Masa itu tak akan kembali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ujian nasional aan ditiadakan ya Mba Maria. Sama cicilan kredit bisa ditunda setahun. Begitu update tadi pagi saya baca di IG nya Kang Emil.

      Hapus
  11. Nah ini sebenernya kuncinya adalah menahan diri sementaraaaa. Heran saya, kenapa masih aja ada yang belum ngeh dan milih nongkrong di mall dengan alasan mumpung sepi, hiks

    BalasHapus
  12. Setuju, menurut saya sangat perlu dilakukan social distancing alias menjaga jarak agar tidak tertular virus tersebut. Masih ingat enggak sih terkadang orangtua menyuruh anak-anaknya untuk menjaga jarak kepada temannya yang sedang kena flu atau campak agar tidak tertular.

    BalasHapus
  13. Saat ini, social distancing sudah digantikan dengan istilah physical distancing. Alasannya karena yang perlu dipisahkan adalah tubuhnya, sedangkan interaksi sosial musti tetap dilakukan via hape sehingga tetap waras.

    BalasHapus
  14. Bener banget kak,banyak sekali curhatan emak-emak yang pusing mendampingi anaknya belajar. Sedih rasanya kalau sudah gini semua bisa stress. Padahal anak-anak 'dirumahkan' untuk sementara supaya lebih fit.

    BalasHapus
  15. So far selama anak-anak diliburkan tidak ada masalah yang gimana-gimana sih dalam belajar karena setiap hari di WAG sekolah bu guru memberikan tugas dan kemudian kami para orang tua mengirimkan foto dan bukti tugasnya.

    Semoga saja ya wabah ini cepat berlalu.

    BalasHapus
  16. semoga badai virus ini segera berlalu ya.. sehat2 kita semua. saya sendiri masih harus bekerja.

    BalasHapus
  17. awak termasuk yang galau gegara sekolah serasa pindah ke rumah.
    tapi sekarang cuek aja karena nasehat dari emak2 di wag kita.
    semau anaknya aja. lagi semangat belajar ya belajar, kalo ndak ya ndak papa lah.. yang penting hapalan surahnya jalan. sholat ndak tinggal

    BalasHapus
  18. Rinci mak penjelasannya aku jadi tahu bedanya lockdown sama social distancing. . Kelihatn sama ya.. cuma anakku gak full di dalam rumah dan masih main di lingkungan belakang rumah yang khusus keluarga aja ya tapi ya masih sama saudara2nya.

    BalasHapus
  19. iya, aku memaknai benar apa bedanya isolasi, social distancing dan lockdown.
    nah, yang aku mau pelajari baru2 ini adalah herd immunity. agak ribet. tapi ini bukan untuk kita sih. maksudku aku cuma mikir aja, apakah benar pemerintah secara gak langsung menerapkan herd immunity?
    tapi yang kontra pemerintah, malah pengen nolak herd immunity, kan bener yak emang
    tauklah bingung

    BalasHapus
  20. Di balik wabah Corona ada banyak hikmah ya Kak, kita jadi kembali lagi diingatkan banyak hal, salah satunya tentang isilah-istilah yang akhir-akhir ini muncul jadi perbincangan.

    BalasHapus
  21. Kita berusaha, orang santai apa laah maunya pening...

    BalasHapus
  22. Sejarah sudah mengajarkan kita, jadi sebetulnya kita tinggal berkaca pada sejarah. Sayangnya yang namanya manusia itu nafsunya besar. Kadang merasa punya lebih dari satu nyawa, sehingga mengabaikan anjuran pemimpin negara.

    BalasHapus
  23. Sedih y dengN kondisi saat ini. Smoga pandemi segera berlaku dan semua normal kembali

    BalasHapus
  24. Anak - anak hanya pindah belajar formal dari sekolah ke rumah selama pandemi covid 19 berlangsung. Yah meski praktiknya tetep aja frekuensi rebahan masih lbh banyak ketimbanh belajarnya. Ini anak saya sih karena sudah kelas 9, gurunya hanya meminta murid2 kelas 9 banyak mengerjakan soal2 latihan UN.

    BalasHapus
  25. Saya paling cerewet kalau bilangin anak sm suami tentang social distancing, semoga cpt berlalu ya masalah corona ini biar kita tetap bs aktivitas dengan nyaman

    BalasHapus
  26. Semoga badai corona lekas berlalu dan kita tidak perlu social distacing lagi...

    BalasHapus
  27. temanku yang guru TK juga sibuk membimbing murid-muridnya via online selama social distacing ini.

    BalasHapus
  28. Social distacing? Di-enjoy saja lah. Toh ini untuk kebaikan bersama. Bismillah semoga bisa menjalani Ramadhan seperti tahun-tahun sebelumnya. Oh iya, menurut saya lebih mati kutu saat sinyal internet lenyap. Huhu..

    BalasHapus
  29. Di awal-awal memang serba kaget ya mba, yang biasanya beraktifitas diluar. Sekarang dibatasi karena adanya virus Covid-19.

    Tapi dibalik itu semua,marilah kita menyikapi nya dengan bijak.
    Agar penularan virus tersebut tidak semakin meluas, pemerintah meliburkan semua aktifitas bukan tanpa alasan tapi demi kepentingan kita bersama

    BalasHapus
  30. Sudah beberapa minggu ini nggak kemana-mana. Agak jenuh sih tapi insyaallah masih kuat social distacingnya...

    BalasHapus
  31. Masih banyak yg tidak patuh dengan social distancing ini ya kak..pdhal itu ya demi kebaikan mrka juga tp susah sih klo orang nya sdh bebal diksh tau kyk apa tetep aja ga nurut kyk tetangga dpn ehh kok dia masih kumpul2 tiap malem buat rapat nikahan anaknya ya ampun cape deh..

    BalasHapus
  32. Anak-anak full di rumah aja saat diminta sekolah social distancing dengan sekolah di rumah. Aku cuma sesekali pergi keluar buat belanja bahan makanan dan logistik lainnya.
    Suami dah work from home juga
    Jadi kami di rumah aja....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan aku kezel sama teman yang malah pulkam karena anaknya libur..duh!
      Tapi memang kesadaran masing-masing sih, padahal kalau disepelekan akibatnya bisa fatal. Hiks

      Hapus
  33. Beberapa kali ditanya si kecil soal lock down mbak hehe, dan selalu jawab versi anak-anak. Btw semoga wabah ini segera berakhir ya mbak.

    BalasHapus
  34. informasi penting seperti ini seharusnya diberikan kepada orang-orang awam yang belum paham ya mbak. seperti kebanyakan orang di desa yang butuh banget sosialisasi hal beginian. Meskipun benar mereka tetap harus keluar rumah untuk bekerja paling tidak mereka paham istilah-istilah seperti ini untuk mengantisipasi menyebarnya wabah menjadi pandemi

    BalasHapus
  35. Semoga wabah ini segera berskhib sebelum Ramadhan tiba :') btw aku baru ngeuh isolasi dan karantina itu berbedaa

    BalasHapus
  36. Banyak pelajaran dari peristiwa ini. Masing-masing dari kita pasti punya catatan sendiri. Kalau saya, baru kali ini jauh dari orang tua, meski sedikit di luar kota, tapi sering mengunjunginya. Kali ini harus rela video call aja

    BalasHapus
  37. Memang anak harus diberi pengetahuan tentang kenapa dia disuruh untuk belajar di rumah oleh pihak sekolah. Biar anak-anak gak berpikiran dia sedang libur, biar dia tahu juga apa yang sedang orang-orang sedunia hadapi sekarang

    BalasHapus
  38. Poin tentang ortu lebih galak daripada guru di sekolah emang ngena banget. Karena ortunya juga WFH jadinya double stressnya.

    BalasHapus
  39. Jadi baiknya sebekum dipaksa lockdown dengan bertanggung jawab melakukan social distancing ini ya.. sehingga penyebaran wabah dapat diperlambat dan ditangani dengan baik

    BalasHapus
  40. social distancing memang penting kali diterapkan yakan kak. Ngak papa lah lock down sampe 2 bulan lebih yang penting kita bisa aman ya dan masalah Covid 19 ini bisa cepat diatasi pemerintah.

    BalasHapus
  41. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  42. Sosial distancing perlu bgt di saat sprti ini, tapi mungkin utk daerah perlu disosialisasikan, berharap wabah ini segera berlalu

    BalasHapus
  43. yes bener nih, harus benar-benar diterapkan sosial distancing tuh. biar ini virus gak cepat nyebar dan bisa segera hilang dari peredaran di muka bumi. hiks. lelah juga kan kalo ini enggak berakhir. bismillah segera berakhir.

    BalasHapus
  44. Aduh saya mumet krn corona ini. Lama2 sumpek juga di rumah haha tapi mau gimana lagi yaa.. Alhamdulillah anak bisa diajak kerjasama cuma ya itu rumah ga pernah rapi wess..

    BalasHapus
  45. Belum menikah. Tapi denger byk cerita dr org kantor yg karena social distancing dan anak belajar dirumah ini si ortu pada naik tensinyaaaa.. Wkwkw dan jadi sadar gtu klo tugas guru berattt..



    Eh anak juga mulai pada sumpek katanya terkurung dirumah. Huhu

    BalasHapus
  46. Kadang emak emak stres itu karena gak ada jiwa gurunya sih ya haha, apalagi biasa sendiri di hari sekolah ini sepanjang hari, apapun itu semoga emak-emak benar benar faham tentang social dengan distancing ini dengan tidak bawa anaknya keluar ke mall dll

    BalasHapus
  47. Banyak yang gak bisa membedakan social distancing dengan lockdown. Semoga mereka yang ga paham menemukan artikel ini dan memahaminya

    BalasHapus
  48. Aku juga sejak awal mengajarkan social distancing ini kepada anak. Mari kita sama sama ya mba cegah perluasan penyakit ini

    BalasHapus
  49. Anakku juga aku ajarkan gitu bukan untuk menakuti tapi sebagai upaya pencegahan juga. semoga segera berakhir pandemi corona ini

    BalasHapus
  50. Yang terasa sekali adalah menumbuhkan semangat belajar untuk yang kecil, kalau aku, kak.
    Karena kakaknya yang kelas 3, semuanya uda otomatis jalan.

    MashaAllah~
    Learning Distance ini bener-bener bikin Mama paham artinya bonding.
    Hehhee..

    BalasHapus
  51. Efek wabah Covid-19 ni muncul banyak istilah ya kan kak, dan social distancing termasuk istilah baru bagiku, semoga wabah ini segera berakhir yaaa

    BalasHapus
  52. Hanya berharap semoga COVID-19 segera berlalu. aamiinn... Stay safe and healty untuk semuanya..

    BalasHapus
  53. Semoga wabah ini segera berlalu ya. Aku yang gak busa work from home karna saru dan lain hal juga agak khawatir. Utk teman2 terutama ibu muda,sehat2 terus dan semangat ya

    BalasHapus
  54. Segala upaya meski menyakitkan terus kita coba yaa, semoga ini semua segera berakhir. Semangat!

    BalasHapus
  55. aku tuh termasuk mantengin beberapa grup yg isinya emang udah emak-emak beranak 2 gitu, dan memang ada banyak laporan dari mereka yg d daerahnya blm menerapkan socialdistancing ini. Bahkan ada yg malah k warnet/ke ps gitu

    BalasHapus
  56. Beneran nih, aku berdoa banget, semoga wabah virus cepat berlalu. Aku udah di rumah aja, baca berita terus menerus ttg orang-orang yang abai ama social distancing, gemez. Trenyuh ama tenaga medis yang berguguran...

    BalasHapus
  57. Sem9ga negara kita cepat melewati wabah pandemik corona ini, anak anak dan semua orang ga happy dirumah aja

    BalasHapus
  58. Anakku kayakna udah mulai bosan sejak social distancing karena kita sering bawa main ke taman sore sore. Mau dikasi pengertian ya anaknya masih 20 bulan cuma kadang suka minta main. Jadi aku jasi tau aja pelan pelan kondisi sekaeang, semoga dia mengerti

    BalasHapus
  59. Social distancing bagi sebagian orang adalah hal yang aneh tapi kondisi yang mewajibkan kita harus seperti itu

    BalasHapus
  60. bagi sebagian orang tua, entah literasi dengan narasi yg belum dipahami atau memang gabisa tegas untuk nerapkan social distancing ini sama anak-anaknya..

    BalasHapus
  61. Yang paling sulit bagi saya adalah memahamkan anak bahwa ini bukan liburan tapi belajar di rumah. karena anak-anak di lingkungan sinimenganggap liburan. Orangtua sibuk mencari alasan bahwa social distancing ini adalah konspirasi apalah-apalah. Hahahah.
    Kesel tapi kudu ngguyu

    BalasHapus
  62. Semoga pandemik ini cepat berakhir, ya Allah....

    Oh iya, tahun 1970an di Indonesia juga pernah terjadi pandemik yang menewaskan banyak orang sehingga diberlakukan social distancing juga

    BalasHapus
  63. Wabah Corona berdampak amat sangat besar. Saya masih giris membayangkan side effect-nya setelah semua selesai.
    Perubahan mendasar apa saja yang berubah....

    BalasHapus
  64. Semoga semua yang ditakutkan tidak terjadi ya Mbak enggak sampai Lockdown. Kebayang Bagaimana negara-negara yang sudah memberlakukan Lockdown mati total perekonomian negaranya. Tapi di satu sisi itu untuk kebaikan rakyatnya mencegah penyebaran virus Corona

    BalasHapus
  65. Nice artikel mbak..
    Dan memang banyak orang yg blm benar benar paham arti social distancing 😥

    BalasHapus
  66. kebetulan memang sudah sejak 16 maret melakukan social distancing tp ya sebagai penjual makanan masih ada juga momen ketemu atau interaksi dengan org lain..tp menghindari hal itu daku make sarung tangan kak dan masker .

    BalasHapus
  67. Gini rasanya homescholling ya
    Anak anak juga kl ga di awasi mreka anggapnya liburan hehe
    Tq tipsnya

    BalasHapus
  68. Orangtua biasanya menuntun banyak pada guru di sekolah bisa begini dan begitu. Hikmah COVID-19 menjadikan kita sadar bahwa harus ada kolaborasi ortu dan guru terhadap anak di rumah untuk bisa tetap bahagia dan menyenangkan saat beraktivitas.

    BalasHapus
  69. Banyak hal yang bisa dibuat di masa-masa ini mbak, apalagi di rumah bersama anak-anak dan dapat pelajaran yang banyak untuk memberikan kreativitas bagi anak. Semoga wabah ini berlalu dan kembali seperti biasa.

    BalasHapus
  70. Ternyata bentuk bentuk social distancing itu luas ya. Nggak cuma jaga jarak 1 meter aja.

    BalasHapus
  71. Berdoa semoga pandemo covid 19 ni cepat berlalu ya...semoga besar hikmahnya, makin meningkatkan kedekatan kita kpd Allah

    BalasHapus
  72. Setelah social distancing, ada juga physical distancing ya mak. Semoga wabah ini cepat berlalu.

    BalasHapus
  73. Aku sangat setuju sekali jika ini di terapkan mbak,tapi saat aku coba terapkan sedikit susah apalagi dengan anak-anak yang masih sekolah. hal tersebut menganggap ini liburan dan bersenang-senang ke tempat libran.

    BalasHapus
  74. Alhamdulillah anak balita saya juga mengerti kenapa sekolahnya (tempat penitipan anak) libur. Saya bilang kalau sedang ada virus jadi kita semua harus sering di rumah.

    BalasHapus
  75. Karena anakku belum sekolah, dan seringnya main di rumah, jadinya untuk sekarang masih bisa ditangani, gak terlalu rungsing minta main keluar

    BalasHapus
  76. Ngomongin soal anak yang belajar di rumah, kami dah awut2an.
    Karena kami kok jadi lebih suka ngerjain yang lain.
    Nyobain resep, baca buku yang laen, zumba berjamaah, maen game.

    ntah cemana PR yang menumpuk ini.

    BalasHapus
  77. Sedih ya dengan keadaan sekarang ini, kita sebagai orangtua pun harus pintar-pintar bikin kegiatan di rumah biar anak-anak selalu bahagia dan ga bosan. Saya juga selalu mengajak anak-anak melakukan kegiatan yang buat dia sedikit berolahraga saat pagi dan sore hari misalnya main sepeda atau mencabut rumput di halaman

    BalasHapus
  78. Masya Allah, aku baru tau Kak, kalo penyakit corona ini sudah pernah ada sejak jaman khalifah. Jadi insya Allah ini bukan akhir dari dunia ya. Semoga ujian segera berlalu.

    BalasHapus
  79. You can find more ideas to help you prepare your business for a pandemic outbreak of Bird Flu by Lockdown tips visiting Bird Flu Manual Online. Start your preparations and training now before it's too late.

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️