Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Zaid bin Tsabit: Penerjemah Rasulullah

waucloth.com


Zaid bin Tsabit bin Adh-Dhahak Al Anshari berasal dari bani Najjar,  dan merupakan keluarga Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam di Madinah dari kalangan Anshar.

Ketika Rasulullah tiba di Madinah, saat itu Zaid adalah seorang yatim karena ayahnya wafat pada saat perang Bu'ats.

Di tahun pertama Hijriah usia Zaid baru 11 tahun.
pada saat perang Badar,  ia menemui Rasulullah untuk ikut serta, Namun Rasulullah tidak mengizinkan karena ia terlalu muda dan badannya kecil.

Saat Rasulullah kembali menyiapkan pasukan untuk perang Uhud, Zaid kembali menemui Rasulullah bersama remaja seusianya.

Seorang anak bernama Rafi' Bin Khadij membawa belati dan tombak.  Ia berkata
"Aku mahir dalam melempar senjata,  Izinkanlah aku ikut..." akhirnya disetujui Rasulullah.

Seorang anak lainnya, yang bernama Samurah bin Jundab pun diizinkan karena keluarganya berkata
"Sesungguhnya Samurah ini lebih hebat daripada Rafi' .."

Tersisa enam anak yang tidak diizinkan Rasulullah termasuk Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Umar. Namun Rasulullah berjanji akan mengajak mereka pada perang selanjutnya.

Akhirnya,  Zaid bin Tsabit memulai pengalaman jihad pertamanya pada tahun 5 Hijriah pada saat perang Khandaq.


Pada saat perang Tabuk, Zaid memegang bendera bani Najjar yang sebelumnya dipegang oleh Umarah bin Hazm.

Umarah bertanya "Ya Rasulullah,  adakah sesuatu yang buruk tentangku yang sampai kepadamu?"

Rasulullah menjawab "Tidak ada, tapi yang lebih banyak menghafal  Al Quran layak dikedepankan.  Dan Zaid lebih banyak hafalannya daripada engkau.."


Zaid bin Tsabit berkata
"Aku  dipertemukan dengan Nabi saat beliau tiba di Madinah. Ada yang berkata,  ini adalah seorang anak dari bani Najjar , ia telah menghafal 17 surat. Aku pun membacakan di hadapan beliau, beliau sangat terkesan. Lalu beliau berkata, pelajarilah bahasa Ibrani (Yahudi) Sesungguhnya aku tidak bisa membuat mereka beriman dengan kitabku"

Zaid mempelajari bahasa Ibrani dalam 15 hari dan bahasa Suryani dalam 17 hari.

Zaid lah yang menjadi penulis surat Nabi untuk mereka dan apabila datang surat dari mereka, Zaid menjadi penerjemahnya.

Zaid berumur 20 tahun saat Rasulullah wafat. Sebelum Rasulullah wafat, ia menyetorkan hafalannya dua kali, lalu dikenal dengan Qiroat Zaid bin Tsabit.


Setelah Rasulullah wafat, Pada saat perang Yamamah (Perang  menghadapi nabi palsu, Musailamah Al Kadzab) banyak para penghafal Al Quran yang syahid.

Umar bin Khattab khawatir para penghafal Al Quran banyak yang gugur dan mendiskusikan ide untuk membukukan Al Quran dengan Abu Bakar,

abu Bakar pun memanggil Zaid bin Tsabit dan memerintahkannya untuk membukukan Al Quran.
Ia berkata " Demi Allah,  kalau sekiranya kalian bebankan aku untuk memindahkan bukit dari tempatnya,  tentu hal itu lebih ringan daripada kalian perintahkan aku untuk membukukan Al Quran. "

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan,  semakin banyak orang memeluk Islam di daerah. Namun,  daerah-daerah tersebut menerima riwayat Qiroat yang berbeda-beda. Sehingga mereka menyangka orang yang berbeda bacaan Al Quran nya membuat bacaan baru.

Melalui usul Hudzaifah bin Al Yaman, Utsman pun menyeragamkan bacaan Al Quran. Ia bertanya
"Siapakah  orang yang paling dipercaya untuk menulis?"
Orang-orang menjawab "Penulisnya Rasulullah, Zaid bin Tsabit"

Lalu Utsman bertanya lagi
"Siapakah yang paling fasih bahasa Arab nya? "
Orang-orang menjawab  "Said  Al Ash, dia yang dialeknya paling mirip dengan Rasulullah"

" Said  yang mendikte dan Zaid yang menulis" putus Utsman.

Zaid dan para sahabat saling membantu dengan membawakan salinan Al Quran dari rumah Hafshah binti Umar.

Zaid adalah orang pertama yang membaiat Abu Bakar saat Rasulullah wafat. Dan Zaid adalah orang yang dipercaya para Khalifah untuk memimpin kekhalifahan sementara ketika mereka berhaji.
Zaid juga merupakan salah satu dari enam ahli Fatwa.
Dan ia dikenal dalam permasalahan kehakiman, fatwa dan Faraidh.

Muhammad bin Sirin,  ulama Tabi'in berkata
"Zaid bin Tsabit mengalahkan orang-orang dalam dua hal: Al Quran dan Faraidh"

Zaid meninggal pada tahun 45 H pada masa kepemimpinan Muawiyah bin Abu Sofyan.
Abu Hurairah berkata,
"Pada hari ini,  telah wafat tintanya umat ini, semoga Ibnu Abbas sebagai penggantinya.."


Begitulah riwayat Zaid bin Tsabit.
Sahabat yang sangat cerdas.
Semoga bermanfaat.
blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

27 komentar untuk "Zaid bin Tsabit: Penerjemah Rasulullah"

  1. selalu terharu membaca kisah-kisah siroh dan juga kisah2 para sahabat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, unik2 pribadinya..
      teladan lah Pokoknya..

      Hapus
  2. Nama Zaid bin Tsabit juga jadi salah satu nama kelas di sekolah anakku, krn beliau salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal selain khulafaur rasyidin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak..
      cerdas sekali dia, sampe kagum dia bisa mempelajari bahasa lain hanya belasan hari..

      MasyaAllah

      Hapus
  3. Pernah baca kisahnya Zaid bin Tsabit tapi tidak sejelas ini kalau kak icha enak berceritanya :)

    BalasHapus
  4. 2 zaid yang memberi banyak kesan dalam sirah : zaid bin tsabit dan zaid bin haritsah.
    Dua2nya anak muda kesayangan Rasulullah.

    Dari zaid bin tsabit kita belajar bahwa Rasulullah menyuruh menguasai banyak bahasa salah satunya sebagai instrumen dakwah.

    Terima kasih tulisannya mb

    BalasHapus
  5. Zaid nama kawan awq, hehe. Semoga ada teladan mirip sepertinya. Amiin

    BalasHapus
  6. Zaid bin datsinah ada juga sahabat Rasul...

    BalasHapus
  7. MasyaAllah. Lewat perjuangan Zaid sekarang Al-Quran bisa kita baca. Haru baca kisahnya. Nyeritainnya juga runtut kali kaak,enak dibacanya.

    BalasHapus
  8. Kak, bulan puasa ini perbanyak tulisan cerita sahabat2 nabi ya? 😊👍

    BalasHapus
  9. "Zaid bin Tsabit, tintanya umat ini", besar sekali kontribusi beliau dalam perjalanan agama Islam, terutama bagi Alquran yg sekarang kita baca

    BalasHapus
  10. Makasih infonya kak! Kok bisa tertarik nulis biografi gn kak? Kadang saya suka ngantuk2 bacanya apalagi mau nulis wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang tugas liqo, sekalian nulis pake bahasa kita sendiri.. ♡

      Hapus
  11. Masyaallah
    Kalau baca shirah tuh aku kadang mikir, kok bisa mereka tuh pinter pinter banget,
    Nguasain banyak bahasa, hafal Qur'an dan hadist,

    Semoga kita bisa ikut teladan Rasulullah dan para sahabat

    Shollu ala nabi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Berkah ilmunya, berkah waktunya, rasanya takjub sekali...

      Hapus
  12. Saya dulu pernah baca tentang sirah sahabat Zaid bin Tsabit, dan kini saya makin kagum dwngan kemampuan mwnghapal dan belajar beliau. Subhanallah.

    BalasHapus
  13. Zaid bin tsabit rahimahullah,.....semoga ada dari anak keturunan kita yang meniru perilaku dan kemahirannya ya kak. aamiin

    BalasHapus
  14. Pernah baca dan dengar dari ceramah tentang Zaid bin Tsabit. Benar benar kagum sama beliau. Semoga ada yang memiliki sifat seperti beliau saat ini ya kak... Tulisannya bagus dan mudah dicerna. Suka banget kak. Next sering kunjung kesini deh untuk baca kisah nabi, sahabat dan tentang cerita lainnya.

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️